Sejumlah peristiwa luar biasa terjadi pada malam kelahiran Nabi Muhammad SAW. Menurut sebuah riwayat, api abadi di Persia yang telah menyala seribu tahun seketika itu padam.
Riwayat tentang padamnya api abadi kaum Majusi ini diceritakan Ibnul Jauzi dalam kitab Al-Wafa terjemahan Mahfud Hidayat dan Abdul Mu'iz. Ia menukil riwayat Makhzum bin Hani' dari ayahnya. Berikut bunyi penggalannya,
"Pada malam kelahiran Rasulullah SAW, istana Kisra bergetar dan empat belas balkon istananya runtuh, danaunya meluap, api kerajaan Persia menjadi padam, padahal sebelumnya tidak pernah padam selama seribu tahun."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabar padamnya api seribu tahun itu kemudian menyebar ke menteri dan para pejabat istana. Penguasa Persia kala itu, Al-Mubidzan, juga memimpikan hal-hal aneh. Ia melihat unta besar menggiring kuda penarik kereta dan Sungai Tigris terputus, airnya melimpah ke negerinya.
Al-Mubidzan akhirnya menceritakan mimpi tentang unta itu kepada para pejabat istana setelah sebelumnya menahan untuk tak memberitahukannya. Salah seorang menteri kemudian bertanya, "Wahai Mubidzan, apakah yang akan terjadi"
Al-Mubidzan berkata, "Akan ada sesuatu yang terjadi di negeri orang Arab."
Berita-berita tentang bergetarnya istana Kisra hingga padamnya api Persia di atas diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam kitab Dalailun Nubuwwah, Ibnu Jarir dan Ibnu Asakir juga meriwayatkannya. Semuanya dari hadits Makhzum bin Hani' dari ayahnya.
Menurut penelusuran hadits sebagaimana dipaparkan Dr. Akrab Dhiya' Al-Umuri dalam Seleksi Sirah Nabawiyah: Studi Kritis Muhadditsin terhadap Riwayat Dhaif, riwayat tentang padamnya api abadi orang-orang Majusi termasuk bergetarnya istana Kisra, peristiwa di Sungai Tigris, dan kabar lainnya statusnya mungkar dan gharib.
Riwayat tersebut berkisar pada Abu Ayyub atau Ya'la bin Imran Al-Bajili dan Makhzum bin Hani' Al-Makhzumi yang menurut Adz-Dzahabi tidak jelas biografinya.
Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad lahir dari rahim Aminah binti Wahb pada Senin, 12 Rabiul Awal, Tahun Gajah, menurut Ibnu Ishaq. Nabi SAW saat itu dalam kondisi yatim karena sang ayah, Abdullah, telah meninggal dunia saat Nabi SAW masih berusia 3 bulan dalam kandungan.
Kakek Nabi Muhammad SAW, Abdul Muthalib, kemudian membawa Rasulullah SAW ke Ka'bah. Di dalam Baitullah itu, Abdul Muthalib berdoa dan bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT padanya.
Abdul Muthalib kemudian membawa Nabi Muhammad SAW ke sang ibu untuk dicarikan ibu susuan, sebagaimana tradisi masyarakat Arab. Menurut Ibnu Ishaq, Nabi Muhammad SAW pun disusui oleh seorang wanita dari bani Saad bin Bakr yang bernama Halimah binti Abu Dzuaib.
Wallahu a'lam.
(kri/inf)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal