Salat adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh setiap muslim sebanyak lima waktu dalam sehari. Sebagai salah satu rukun Islam, salat memiliki kedudukan yang sangat penting karena menjadi penghubung utama antara hamba dengan Allah SWT.
Kenyataannya, tak sedikit orang yang mengalami kendala dalam menjaga kekhusyukan, cenderung melakukan salat secara tergesa-gesa. Padahal, salat bukan sekadar ritual fisik yang menggugurkan kewajiban, melainkan pertemuan langsung antara seorang hamba dengan Sang Pencipta.
Maka dari itu, penilaian terhadap salat tidak hanya berfokus pada aspek formalitas pelaksanaannya, melainkan juga pada kualitas pengerjaannya. Lantas, bagaimana cara memperbaiki dan meningkatkan kualitas salat agar lebih khusyuk, tenang, dan bermakna dalam kehidupan sehari-hari?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara Meningkatkan Kualitas Salat
Syafri Muhammad Noor, Lc. dalam buku Khusyu' dalam Shalat, mengatakan salat yang berkualitas adalah salat yang dilaksanakan dengan khusyuk.
Khusyuk adalah ketenangan hati yang membuat orang yang salat menundukkan pandangan matanya serta merendahkan diri sepenuhnya di hadapan Allah SWT. Dengan kekhusyukan inilah, salat tidak hanya menjadi gerakan dan bacaan, tetapi benar-benar menghadirkan kesadaran bahwa seorang hamba sedang bermunajat kepada Rabb-nya.
Supaya khusyuk, umat Islam dapat mengikuti beberapa langkah di bawah ini untuk memperbaiki kualitas salat.
1. Menyempurnakan Wudhu
Wudhu yang dikerjakan dengan sempurna menjadi langkah pertama dalam memperbaiki kualitas salat. Karena wudhu berfungsi sebagai sarana penyucian diri, baik secara fisik maupun batin.
Melalui proses wudhu yang dilakukan secara tertib, sadar, dan sesuai sunnah, batin seseorang akan menjadi lebih tenang dan siap untuk berkomunikasi dengan Allah SWT dalam keadaan khusyuk.
Imam Sya'rani berkata, "Hadirnya hati dalam salat sesuai dengan kadar hudhur (kehadiran) dalam wudhu dan ini sudah diuji cobakan (terbukti)".
2. Salat di Awal Waktu
Melaksanakan salat tepat waktu, khususnya berjamaah, dapat meningkatkan kualitas ibadah. Hal ini dikarenakan kondisi batin yang cenderung lebih tenang dan terhindar dari rasa tergesa-gesa.
Kelonggaran waktu membuat seseorang lebih fokus pada bacaan, gerakan, serta menghadirkan kesadaran bahwa ia sedang beribadah kepada Allah SWT. Dengan demikian, salat di awal waktu membantu menumbuhkan kekhusyukan dan rasa kedekatan yang lebih mendalam dengan Allah.
3. Membuat Pembatas
Membuat pembatas atau sutrah saat salat bertujuan untuk menjaga fokus dan mencegah gangguan yang dapat mengurangi kekhusyukan.
Dalam riwayat Sahl bin Hatsmah, Nabi SAW bersabda, "Jika salah seorang dari kalian mengerjakan salat, maka salatlah dengan menghadap ke sutrah (pembatas) dan mendekatlah kepadanya agar setan tidak bisa memutuskan salatnya. (HR Abu Daud, Imam Ahmad, dan Imam Nasa'i)
4. Meninggalkan Kesibukan Dunia
Meninggalkan kesibukan dunia sebelum salat membantu hati dan pikiran untuk lebih fokus dalam beribadah kepada Allah SWT. Dengan melepaskan sejenak urusan duniawi, salat dapat dikerjakan dengan lebih tenang, khusyuk, dan penuh kesadaran sebagai bentuk penghambaan kepada-Nya.
Abu Darda berkata, "Di antara tanda kefaqihan (pahamnya) seseorang adalah menyelesaikan urusannya terlebih dahulu sebelum memulai salat. Agar ketika menunaikan salat hatinya dalam keadaan fokus (konsentrasi)."
5. Mencari Tempat yang Nyaman
Mencari tempat yang nyaman juga tidak kalah penting untuk meningkatkan kualitas salat karena lingkungan yang tenang membantu fokus dan konsentrasi. Dengan suasana yang kondusif, hati lebih mudah hadir dalam kekhusyukan dan salat dapat dilakukan dengan lebih bermakna.
6. Jangan Menahan untuk Buang Hajat
Keenam, cara agar salat menjadi lebih berkualitas adalah dengan menghindari menahan buang hajat sebelum melaksanakan salat. Jika tubuh membutuhkan buang air besar, buang air kecil, atau buang gas, sebaiknya penuhi kebutuhan tersebut terlebih dahulu agar salat dapat dilakukan dengan tenang dan fokus.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada salat ketika makanan telah dihidangkan, begitu pula tidak ada salat bagi yang menahan akhbatson (kencing atau buang air besar)." (HR Muslim)
7. Tidak Tergesa-gesa
Salat yang baik adalah salat yang dilakukan dengan tenang dan tidak tergesa-gesa, sehingga setiap gerakan dan bacaan bisa dijalankan dengan sempurna. Dengan melaksanakan salat secara perlahan dan penuh kesadaran, hati lebih mudah hadir dalam kekhusyukan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, "Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari salatnya". Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari salat?" Rasulullah SAW berkata, "Dia tidak sempurnakan rukuk dan sujudnya." (HR Ahmad)
8. Anggap sebagai Salat Terakhir
Kekhusyukan salat dapat dicapai dengan menanamkan pola pikir bahwa ibadah tersebut adalah yang terakhir dalam hidup. Prinsip ini memotivasi seseorang untuk tidak sekadar bergerak, melainkan meresapi setiap gerakan dan bacaan secara maksimal
Abu Ayyub Al-Anshari RA berkata, seseorang telah datang kepada Rasulullah SAW untuk meminta nasihat beliau. Rasulullah SAW kemudian bersabda, "Jika kamu hendak melaksanakan salat, salatnya seperti salat terakhir dan janganlah mengatakan sesuatu yang membuatmu minta dimaafkan."
Wallahu a'lam.
(hnh/kri)












































Komentar Terbanyak
Sosok Pria Muslim Hentikan Penembakan Massal Yahudi di Pantai Bondi
Benarkah Malaikat Tidak Masuk Rumah yang Ada Anjingnya? Ini Penjelasan Ulama
Bolehkah Rujuk Tanpa Menikah Ulang Setelah Talak 1?