Israel Terus Serang Gaza di Tengah Menguatnya Dukungan Dunia untuk Palestina

Israel Terus Serang Gaza di Tengah Menguatnya Dukungan Dunia untuk Palestina

Kristina - detikHikmah
Selasa, 23 Sep 2025 14:00 WIB
Smoke rises following an Israeli strike amid an Israeli operation, as seen from central Gaza Strip, September 21, 2025.
Asap mengepul menyusul serangan Israel di tengah operasi Israel, seperti yang terlihat dari Jalur Gaza tengah, 21 September 2025. Foto: REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Jakarta -

Negara-negara Barat seperti Inggris, Australia, Kanada, Portugal, dan Prancis resmi menyatakan pengakuannya untuk negara Palestina dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat. Namun, suara itu tak mengubah kejahatan yang berlangsung di Gaza.

Koresponden WAFA melaporkan seorang warga Palestina tewas akibat serangan Israel di lingkungan Daraj, Kota Gaza pada Senin (22/9/2025) malam. Drone tempur Israel menembaki warga Palestina di lingkungan tersebut hingga membuatnya tewas.

Dalam 24 jam terakhir, menurut laporan itu, Israel telah membunuh 61 warga Palestina termasuk melukai 220 lainnya. Korban luka kemudian mendapat perawatan di rumah sakit Gaza.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bombardir Israel yang terus berlanjut membuat situasi makin kacau. Dilansir Al Jazeera, Selasa (23/9/2025), Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan Rumah Sakit Anak al-Rantisi dan Rumah Sakit Mata St John di Kota Gaza tidak beroperasi karena pengeboman Israel di daerah sekitarnya.

Seorang tenaga medis asal Australia yang bekerja di Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza turut menceritakan bagaimana mereka merawat pasien di fasilitas medis yang hampir tidak berfungsi.

ADVERTISEMENT

Otoritas kesehatan setempat mencatat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan 65.344 warga Palestina dan melukai 166.795 lainnya. Mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak.

Tak hanya serangan di Gaza, Israel juga melakukan pembatasan ketat di wilayah Tepi Barat. Wilayah ini disebut-sebut akan dicaplok menyusul pengakuan Inggris, Australia, dan Kanada terhadap Palestina.

Pengakuan Inggris cs untuk negara Palestina membuat Israel murka. Tokoh politik Israel dari pemerintah dan oposisi, seperti dilansir The Times of Israel, mengecam keputusan tersebut dan menyebutnya hadiah bagi terorisme serta mengancam keamanan Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan beberapa koalisinya mendorong aneksasi Tepi Barat sebagai tanggapannya. Netanyahu dalam pernyataan video berbahasa Ibrani menegaskan "negara Palestina tak akan didirikan di sebelah barat Sungai Yordan".

Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyambut baik pengakuan negara-negara Barat untuk kemerdekaan Palestina dan tercapainya solusi dua negara.

"Kami berterima kasih kepada Prancis, Inggris, Kanada, Australia, Belgia, Portugal, Luksemburg, Malta, San Marino, dan Andorra, dan kami mengenang rasa hormat dan syukur kepada 149 negara yang telah mengakui Negara Palestina sejak awal dan berbagi perjuangan panjang kami, terbaru Spanyol, Irlandia, Norwegia, Slovenia, dan Armenia," kata Abbas dalam pidatonya di KTT untuk Penyelesaian Damai Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara di New York, Senin (22/9/2025), dikutip dari WAFA.

Abbas juga mengatakan Negara Palestina adalah satu-satunya otoritas yang sah yang mampu memikul tanggung jawab penuh atas pemerintahan dan keamanan di Gaza melalui komite administratif sementara atas dukungan Arab dan dunia.




(kri/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads