Serangan Israel di Doha, Qatar menewaskan enam orang, menurut laporan Hamas. Lima di antaranya merupakan anggota Hamas dan satu lainnya adalah petugas keamanan Qatar.
Dalam pernyataan resmi pada Selasa (9/9/2025) malam, seperti dilansir Al Jazeera, Hamas mengonfirmasi para pemimpin Hamas yang bertemu untuk membahas usulan gencatan senjata Trump di Doha, selamat dari serangan tersebut. Namun, enam lainnya tewas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hamas mengatakan serangan Israel di Doha bertujuan untuk menggagalkan perundingan pertukaran tahanan dan negosiasi gencatan senjata, mengakhiri genosida Israel di Gaza yang menewaskan lebih dari 64.000 warga Palestina.
"Hal ini sekali lagi menunjukkan sifat kriminal dari pendudukan dan keinginan mereka untuk melemahkan peluang mencapai kesepakatan," kata Hamas.
Hamas, dilansir Sada News, mengecam serangan Israel sebagai "upaya pengkhianatan" dan "agresi terang-terangan yang merupakan pelanggaran mencolok terhadap semua norma dan hukum internasional".
Daftar Nama Anggota Hamas yang Tewas di Doha
Hamas berduka atas lima anggotanya, termasuk putra negosiator utamanya, Khalil al-Hayya. Berikut daftar namanya:
1. Jihad al-Labed, direktur kantor Khalil al-Hayya
2. Hamam al-Hayya, putra Khalil al-Hayya
3. Abdullah Abdul Wahid, ajudan
4. Moamen Hassouna, ajudan
5. Ahmad al-Mamlouk, ajudan
Selain itu, sersan polisi di Kementerian Dalam Negeri Qatar, Badr al-Humaidi, tewas dalam serangan itu.
Apa yang Terjadi di Doha, Qatar?
Pada Selasa (9/9/2025), pukul 3 sore waktu setempat, Israel menembakkan rudal ke Doha, Qatar. Serangan yang menargetkan kompleks yang diyakini tempat tinggal pemimpin politik Hamas itu dikonfirmasi militer Israel sekitar satu jam setelahnya.
Serangan Israel di Doha mendapat kecaman dunia. Mulai dari negara-negara Arab dan Islam hingga negara Barat seperti Prancis dan Inggris.
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
Eks Menag Yaqut Tegaskan 2 Rumah Rp 6,5 M yang Disita KPK Bukan Miliknya
KPK Sebut Pejabat Kemenag Tiap Tingkat Dapat Jatah di Kasus Korupsi Kuota Haji
Cerita Khalid Basalamah Mengaku Jadi Korban dalam Kasus Kuota Haji