Duka warga Gaza belum juga berakhir. Otoritas kesehatan setempat melaporkan serangan di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir telah menewaskan 41 warga Palestina dan melukai 61 orang lainnya.
Jumlah tersebut menambah daftar korban wafat akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023. Dilansir WAFA, Senin (24/3/2025), otoritas kesehatan setempat mengonfirmasi total korban wafat meningkat menjadi 50.021 yang tercatat, dengan 113.274 lainnya mengalami luka-luka. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
Sumber yang sama mengatakan, layanan darurat masih belum bisa menjangkau banyak korban yang terjebak di bawah reruntuhan atau yang berserakan di jalan karena pasukan Israel terus menargetkan ambulans dan kru pertahanan sipil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan brutal Israel terus berlanjut meski ada seruan dari Dewan Keamanan PBB untuk gencatan senjata dan arahan Mahkamah Internasional yang mendesak tindakan pencegahan genosida di Gaza.
Menurut catatan pemberitaan detikcom, kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera dicapai pada pertengahan Januari 2025 sebelum akhirnya dilanggar. Serangan kembali terjadi di tengah kesepakatan gencatan senjata lanjutan.
Pada Maret 2025 yang bertepatan dengan bulan Ramadan, Israel kembali melancarkan serangan yang menyebabkan ratusan orang tewas. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berulang kali mengatakan tujuan utama perang untuk menghancurkan Hamas sebagai entitas militer dan pemerintahan.
Rakyat Palestina Sebut Negara Arab-Islam Tak Banyak Bantu Gaza
Sebuah survei yang dilakukan Palestinian Centre for Public Opinion (PCPO) mengungkap lebih dari dua pertiga warga Palestina tidak percaya bahwa negara Arab-Islam telah melakukan upaya yang cukup untuk membantu Gaza dari serangan Israel.
"Secara historis, Palestina telah mengandalkan negara-negara Arab dan Islam untuk dukungan politik, diplomatik, dan material. Namun, ada persepsi bahwa banyak negara tersebut lebih mengutamakan kepentingan geopolitik dan hubungan diplomatik daripada dukungan kuat terhadap hak-hak Palestina," kata Presiden dan Pendiri PCPO Nabil Kukali, dikutip dari The New Arab.
"Normalisasi hubungan antara beberapa negara Arab dan Israel telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ketidakpercayaan ini. Banyak warga Palestina memandang perjanjian ini sebagai tanda bahwa perjuangan mereka dikesampingkan demi kepentingan ekonomi dan strategis," katanya.
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!