Sumur Zamzam dikenal sebagai salah satu sumber air paling bersejarah dan penuh keberkahan dalam Islam. Airnya tidak pernah habis meski jutaan jemaah menggunakannya setiap tahun.Namun, sedikit yang menyadari bahwa sumur suci ini pernah tertutup dan tak ditemukan manusia selama berabad-abad.
Kisah hilangnya sumur Zamzam tidak sekadar cerita sejarah, tetapi menjadi pengingat tentang bagaimana Allah SWT menjaga tanda-tanda kebesaran-Nya. Inilah kisah atau riwayat tentang sumur Zamzam yang pernah lenyap dalam catatan sejarah Islam.
Kisah Awal Mula Sumur Zamzam yang Pernah Hilang
Sumur Zamzam bermula dari peristiwa agung dalam kisah Nabi Ismail AS dan ibunya, Hajar, ketika keduanya ditinggalkan di lembah Mekkah atas perintah Allah SWT. Saat kehabisan air, Hajar berlari antara bukit Safa dan Marwah untuk mencari pertolongan. Di tengah keputusasaan itu, Allah SWT mengirim malaikat Jibril yang memancarkan air dari tanah, dan dari situlah lahir sumur Zamzam. Namun perjalanan sumur suci ini tidak selalu mulus; pada suatu masa, sumber air tersebut sempat hilang dan tertutup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam Sejarah Ka'bah: Kisah Rumah Suci yang Tak Lapuk Dimakan Zaman, Prof. Dr. Ali Husni Al-Kharbuthli mengutip Yaqut Al-Hamawi yang menjelaskan bahwa sumur Zamzam hilang akibat banjir besar dan hujan deras yang menyapu lembah Mekkah, menghapus seluruh tanda keberadaannya. Faktor alam dan kondisi geografis dataran berpasir turut mempercepat hilangnya jejak sumur itu.
Beberapa sejarawan juga menyebut bahwa hilangnya sumur Zamzam disebabkan oleh ulah manusia. Salah satu pemimpin Mekkah, Madhadh bin Amru Al-Jurhumi, menimbun sumur tersebut setelah kalah dalam peperangan. Ia khawatir musuh-musuhnya akan mengambil alih sumber air utama kota itu. Sebelum pergi, ia menyembunyikan harta di dalam sumur Zamzam dan menutupnya rapat hingga tidak ada lagi yang mengetahui lokasinya. Angin gurun yang membawa pasir kemudian menutupi kawasan itu sepenuhnya.
Versi lain menegaskan bahwa sumur Zamzam sengaja ditimbun saat konflik antara Kabilah Jurhum dan Bani Khuza'ah. Dalam buku Jejak Rindu di Tanah Haram, Muhammad Al Asyi menjelaskan bahwa suku Jurhum berbuat zalim, mengambil harta Ka'bah, dan bertindak semena-mena. Ketika Bani Bakr dari suku Khuza'ah melihat tindakan tersebut, mereka memutuskan untuk menyerang. Dalam kekacauan itu, Jurhum menutup sumur Zamzam sebelum mereka terusir dari Mekkah.
Menurut catatan Prof. Muhammad Al-Maliki, hilangnya sumur Zamzam berlangsung sangat lama bahkan lebih dari 500 tahun sebelum akhirnya ditemukan kembali oleh Abdul Muthalib, kakek Rasulullah SAW.
Sumur Zamzam yang Hilang Ditemukan Abdul Muthalib
Menurut Sejarah Ka'bah: Kisah Rumah Suci yang Tak Lapuk Dimakan Zaman, sumur Zamzam ditemukan kembali oleh Abdul Muthalib, kakek Rasulullah SAW. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa ia mendapat petunjuk melalui mimpi mengenai lokasi sumur yang telah hilang selama berabad-abad. Para sejarawan klasik mencatat bahwa dalam mimpi itu, Abdul Muthalib diperintahkan untuk menggali kembali sumur Zamzam. Ibnu Hisyam meriwayatkan, "Saat tidur di Hijir, Abdul Muthalib bermimpi didatangi seseorang yang menyuruhnya menggali sumur Zamzam."
Dalam riwayat lain, Abdul Muthalib menceritakan bahwa ia beberapa kali mendengar suara dalam mimpinya:
Pada malam pertama ia mendengar seruan, "Gali Thayyibah (Zamzam)!" Namun ketika ia bertanya apa itu Thayyibah, sosok itu menghilang. Malam berikutnya, suara itu kembali memerintah, "Gali Birrah!" dan lagi-lagi sosok itu pergi tanpa penjelasan.
Pada malam ketiga, ia mendengar, "Gali Al-Madhnunah!" Sebelum akhirnya, pada malam keempat, suara itu menjelaskan secara tegas:
"Gali Zamzam."
Abdul Muthalib bertanya, "Apa itu Zamzam?" Lalu dijawab, "Air yang tidak akan kering dan tidak akan meluap. Dengan air itu engkau akan memberi minum para jamaah haji. Letaknya berada di bawah timbunan kotoran dan darah. Di dekat paruh gagak yang tuli dan di sarang semut."
Penjelasan simbolis dari mimpi ini kemudian ditafsirkan oleh para ulama. Ungkapan "kotoran dan darah" dipahami sebagai isyarat bahwa air Zamzam memiliki manfaat besar, termasuk mengenyangkan dan menyembuhkan. "Paruh gagak yang tuli" dihubungkan dengan sabda Rasulullah SAW mengenai seorang Habasyah yang kelak akan merobohkan Ka'bah. Sementara "sarang semut" menggambarkan bagaimana Zamzam akan menjadi pusat kedatangan jamaah haji dan umrah dari seluruh penjuru dunia, layaknya semut mengerumuni sarangnya.
Meski penuh isyarat, mimpi itu sudah cukup memberikan petunjuk lokasi. Riwayat menyebutkan bahwa sumur Zamzam berada di antara dua berhala, Aslaf dan Nailah. Ibnu Hisyam mencatat bahwa Abdul Muthalib melakukan pencarian tersebut tanpa bantuan siapa pun selain putranya satu-satunya saat itu, Al-Harits.
Dengan keyakinan penuh, Abdul Muthalib mulai menggali tanah di sekitar Ka'bah bersama Al-Harits. Walaupun banyak orang Quraisy mengejek dan berusaha menghalanginya, ia tetap teguh. Hingga akhirnya, mata air Zamzam kembali memancar dengan kuat dari dalam tanah pertanda bahwa sumur suci itu telah ditemukan kembali.
Sejak saat itulah, Zamzam kembali menjadi sumber air utama Makkah dan dijaga dengan penuh penghormatan oleh penduduk setempat.
(inf/inf)












































Komentar Terbanyak
7 Adab terhadap Guru Menurut Ajaran Rasulullah dan Cara Menghormatinya
Benarkah Malaikat Tidak Masuk Rumah yang Ada Anjingnya? Ini Penjelasan Ulama
Hukum Memakan Balut bagi Muslim, Halal atau Haram?