Gambar anak-anak Palestina yang terbunuh oleh pemboman Israel kembali menjadi berita setelah penangguhan hukuman singkat yang berlangsung beberapa minggu.
Hampir dua bulan setelah Presiden Amerika Donald Trump menjabat, gencatan senjata yang telah menghentikan perang Isarel di Gaza telah hancur dan wilayah itu sekali lagi berperang.
Hal itu terjadi meskipun Trump sendiri berjanji untuk mengejar perdamaian di Timur Tengah dan seluruh dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Israel disebut memberi tahu Trump sebelum akhirnya menggempur Gaza habis-habisan pada Selasa (18/03/2025). Serangan itu jadi yang terburuk sejak Israel dan Hamas sepakat melakukan gencatan senjata pada 19 Januari lalu. Akibatnya 400 jiwa termasuk anak-anak tewas.
"Kita dapat melihat bukti ketidakjujuran Trump dalam gencatan senjata segera setelah ia menjabat. Ketika ia mulai menyerukan pemindahan paksa dan pembersihan etnis semua warga Palestina dari Gaza secara permanen," kata Josh Ruebner, seorang dosen di Program Keadilan dan Perdamaian Universitas Georgetown yang dilansir dari Aljazeera, Rabu (19/03/2025).
Kenapa Trump 'Beking' Israel Serang Gaza?
Juru bicara Gedung Putih Caroline Leavitt menegaskan Trump akan bersikap tegas jika Israel dan AS terancam.
"Seperti yang sudah ditegaskan Trump, Hamas, Houthi, Iran dan semua pihak yang berupaya meneror tak hanya Israel tetapi juga AS, akan menghadapi konsekuensi dan kekacauan besar akan terjadi," kata Leavitt saat diwawancarai Fox News beberapa waktu lalu.
Menurut Leavitt, mereka seharusnya memahami dengan jelas bahwa Presiden Trump tak ragu membela masyarakat yang taat hukum serta memperjuangkan kepentingan AS dan sekutunya, Israel.
Tampaknya hal itu merujuk pada pengumuman Hamas yang sepakat membebaskan sandera Amerika-Israel Edan Alexander bersama dengan empat orang berkewarganegaraan ganda lainnya.
Akan tetapi kelompok perlawanan Palestina gagal memberikan jawaban akhir kepada utusan Trump. Sehingga ketika Hamas mengatakan akan melepaskan sandera Amerika, Trump sudah tak tertarik.
Israel juga memberikan pernyataan bahwa Hamas menolak semua proposal yang sudah diterima dari Utusan Amerika Serikat, Steve Witkoff dan para mediator.
Israel menegaskan akan bertindak lebih keras terhadap Hamas.
(lus/inf)
Komentar Terbanyak
Rekening Buat Bangun Masjid Kena Blokir, Das'ad Latif: Kebijakan Ini Tak Elegan
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa