Ada beberapa hadits yang menjelaskan keutamaan malam Nisfu Syaban. Malam istimewa di pertengahan bulan Syaban.
Nisfu artinya pertengahan atau seperdua, maka Nisfu Syaban memiliki makna pertengahan bulan Syaban. Syaban menjadi bulan yang istimewa karena menjadi gerbang masuknya menuju Ramadan.
Mengutip buku Ensiklopedia Islam: Mengenal Hujjatul Islam Hingga Mengenal Mukimin Jawi karya Hafidz Muftisany, malam Nisfu Syaban adalah malam pada tanggal 15 Syaban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Malam ini bagi sebagian kalangan dianggap spesial karena memiliki keutamaan. Sementara sebagian lainnya menganggap amalan malam Nisfu Syaban tidak disyariatkan dalam Islam.
Ada perbedaan pendapat soal hadits yang menjadi dasar keutamaan malam Nisfu Syaban. Sebagian ulama mengatakan, tidak ada satupun hadits sahih tentang keutamaan malam Nisfu Syaban. Sedangkan sebagian ulama hadits mengatakan, ada riwayat yang karena banyaknya sanad hadits tersebut maka ia menjadi sahih atau paling tidak menjadi hasan yang bisa dijadikan sebagai sandaran.
Hadits Nisfu Syaban
1. Hadits dari Abu Musa
Rasulullah SAW bersabda dalam riwayat Abu Musa al-Asy'ari mengenai keistimewaan malam Nisfu Syaban.
Ø¹Ù Ø£ØšÙ Ù ÙØ³Ù Ø§ÙØ£ØŽØ¹Ø±Ù ع٠رسÙ٠اÙÙ٠صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙØ³ÙÙ ÙØ§Ù : " إ٠اÙÙÙ ÙÙØ·Ùع ÙÙ ÙÙÙØ© اÙÙØµÙ ٠٠؎عؚا٠ÙÙØºÙر ÙØ¬Ù ÙØ¹ Ø®ÙÙÙ Ø¥ÙØ§ Ù٠؎ر٠؎ر٠أ٠٠؎اØÙ
Artinya: "Dari Abu Musa al-Asy'ari, dari Rasulullah SAW, bahwasanya beliau bersabda, 'Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan Syaban. Maka Dia mengampuni semua makhluk-Nya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan'." (HR Ibnu Majah/ Syaikh al-Albani menyatakan hasan).
Hadits ini memiliki banyak jalur, diriwayatkan dari beberapa sahabat, diantaranya Abu Musa, Muadz bin Jabal, Abu Tsa'labah Al-Khusyani, Abu Hurairah dan Abdullah bin Amr RA.
Hadits ini disahihkan oleh Imam Al Albani. Beliau menilai hadits ini sebagai hadits shahih karena memiliki banyak jalur dan satu sama lain saling menguatkan.
2. Hadits dari Aisyah RA
Kemudian dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Aisyah RA,
ÙÙØ¯Øª اÙÙØšÙ صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙØ³Ù٠ذات ÙÙÙØ©. ÙØ®Ø±Ø¬Øª Ø£Ø·ÙØšÙ. ÙØ¥Ø°Ø§ ÙÙ ØšØ§ÙØšÙÙØ¹ Ø±Ø§ÙØ¹ رأس٠إÙÙ Ø§ÙØ³Ù اء. ÙÙØ§Ù: ÙØ§ عا؊؎ة Ø£ÙÙØª تخاÙÙÙ Ø£Ù ÙØÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙØ±Ø³ÙÙÙØ ÙØ§Ùت: ÙØ¯ ÙÙØª: Ù٠ا ؚ٠ذÙÙ. ÙÙÙÙÙ ØžÙÙØª Ø£ÙÙ Ø£ØªÙØª ؚعض ÙØ³Ø§ØŠÙ. ÙÙØ§Ù: إ٠اÙÙ٠تعاÙÙ ÙÙØ²Ù ÙÙÙØ© اÙÙØµÙ ٠٠؎عؚا٠إÙÙ Ø§ÙØ³Ù اء Ø§ÙØ¯ÙÙØ§ ÙÙØºÙر ÙØ£Ùثر ٠٠عدد ؎عر غÙÙ ÙÙØš
Artinya: "Pada suatu malam hari aku kehilangan Nabi saw, kemudian aku keluar mencari beliau. Ketika itu beliau sedang mengangkat kepala ke langit. Kemudian beliau berkata: Wahai Aisyah! Apakah engkau takut Allah dan Rasul-Nya menelantarkan engkau. Aku berkata: Aku menyangka bahwa engkau mendatangi sebagian istri-istri engkau. Kemudian beliau berkata: Sesungguhnya Allah 'turun' pada malam Nishfu Sya'ban ke langit dunia. Lalu, Dia mengampuni lebih banyak dari jumlah bulu kambing milik kabilah Bani Kalb (salah satu kabilah yang banyak memiliki kambing)." (HR Ibnu Majah).
Mengutip buku Kumpulan Artikel Sya'ban dan Ramadhan: Tanya Jawab tentang Bulan Sya'ban dan Ramadhan karya Ammi Nur Baits, S.T., B.A., hadits ini diriwayatkan At Turmudzi, Ibnu Majah dari jalur Hajjaj bin Arthah dari Yahya bin Abi Katsir dari Urwah bin Zubair dari Aisyah.
At Turmudzi menegaskan, "Saya pernah mendengar Imam Bukhari mendhaifkan hadits ini." Lebih lanjut, Imam Bukhari menerangkan, "Yahya tidak mendengar dari Urwah, sementara Hajaj tidak mendengar dari Yahya."
Ibnu Al Jauzi mengutip perkataan Ad-Daruquthni tentang hadits ini, "Diriwayatkan dari berbagai jalur, dan sanadnya goncang, tidak kuat." (Al-Ilal Al-Mutanahiyah, 3/556).
Akan tetapi hadits ini dishahihkan Al-Albani, karena kelemahan dalam hadits ini bukanlah kelemahan yang parah, sementara hadits ini memiliki banyak jalur, sehingga bisa terangkat menjadi sahih dan diterima.
3. Hadits dari Ali bin Abi Thalib
Rasulullah SAW bersabda, "Jika datang malam pertengahan bulan Syaban, maka lakukanlah qiyamul lail dan berpuasalah di siang harinya, karena Allah SWT turun ke langit dunia saat itu pada waktu matahari tenggelam, lalu Allah berfirman, 'Adakah orang yang meminta ampun kepada-Ku, maka Aku akan ampuni dia. Adakah orang yang meminta rezeki kepada-Ku, maka Aku akan memberi rezeki kepadanya. Adakah orang yang diuji, maka Aku akan selamatkan dia, (Allah berfirman tentang hal ini) sampai terbit fajar.'" (HR Ibnu Majah, HR Al Baihaqi).
Hadits di atas diriwayatkan dari jalur Ibnu Abi Sabrah, dari Ibrahim bin Muhammad, dari Mu'awiyah bin Abdillah bin Jafar, dari ayahnya, dari Ali bin Abi Thalib, secara marfu' (sampai kepada Nabi SAW).
Itulah beberapa hadits yang menjelaskan tentang malam Nisfu Syaban.
Wallahu a'lam
(dvs/lus)












































Komentar Terbanyak
Wamenag Romo Syafi'i Menikah Hari Ini, Habib Rizieq Jadi Saksi
Rieke Diah Pitaloka Geram, Teriak ke Purbaya Gegara Ponpes Ditagih PBB
Pemerintah RI Legalkan Umrah Mandiri, Pengusaha Travel Umrah Syok