7 Hadits tentang Malam Nisfu Syaban, Waktu yang Penuh Keutamaan

7 Hadits tentang Malam Nisfu Syaban, Waktu yang Penuh Keutamaan

St. Fatimah - detikSulsel
Senin, 03 Feb 2025 08:00 WIB
Abstract Eid Mubarak Islamic banner design vector
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Creative-Hat)
Makassar -

Malam Nisfu Syaban merupakan salah satu malam yang istimewa dalam kalender Islam. Pada malam tersebut, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, berdoa, dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

Keutamaan malam ini dijelaskan dalam sejumlah hadits. Hadits-hadits tersebut juga menegaskan keberadaan malam Nisfu Syaban dan menjadi landasan bagi umat muslim untuk memperbanyak ibadah pada malam yang penuh berkah ini.

Nah bagi detikers yang ingin mengetahui hadits tentang malam Nisfu Syaban, yuk simak artikel ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hadits Malam Nisfu Syaban

Terdapat sejumlah hadits yang menjelaskan tentang malam Nisfu Syaban, di antaranya:

1. Hadits yang Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, Imam Ahmad Bin Hanbal, dan Imam Ibnu Hibban

Malam Nisfu Syaban menjadi salah satu keutamaan dari bulan Syaban. Dikutip dari buku Hujjah Ilmiah Amalan di Bulan Syaban yang disusun oleh Pustaka Al-Bahjah, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa pada malam mulia tersebut, Allah menyeru hamba-Nya untuk mendapatkan ampunan yang sangat banyak, lebih banyak daripada jumlah bulu domba Bani Kilab.

ADVERTISEMENT

Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, Imam Ahmad Bin Hanbal dan Imam Ibnu Hibban, beliau berkata bahwa hadits ini shahih:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : فَقَدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً فَخَرَجْتُ فَإِذَا هُوَ بِالْبَقِيعِ فَقَالَ أَكُنْتِ تَخَافِينَ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْكِ وَرَسُولُهُ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي ظَنَنْتُ أَنَّكَ أَتَيْتَ بَعْضَ نِسَائِكَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لِأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كِلَبٍ

Dari Sayyidah Aisyah RA beliau berkata: "Aku kehilangan Rasulullah SAW pada suatu malam. Kemudian aku keluar dan aku menemukan beliau di pemakaman Baqi' Al-Gharqad" maka beliau bersabda "Apakah engkau khawatir Allah dan RasulNya akan menyia-nyiakanmu?" Kemudian aku berkata: "Tidak wahai Rasulullah SAW, sungguh aku telah mengira engkau telah mendatangi sebagian isteri-isterimu". Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah menyeru hamba-Nya di Malam Nisfu Syaban kemudian mengampuninya dengan pengampunan yang lebih banyak dari bilangan bulu domba Bani Kilab (maksudnya pengampunan yang sangat banyak)." (HR. Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, Imam Ahmad Bin Hanbal dan Imam Ibnu Hibban beliau berkata hadits ini shahih).

2. Hadits yang Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dan Imam Baihaqi

Sayyidina Ali bin Abu Thalib RA menyampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda bahwa pada malam Nisfu Syaban, umat muslim dianjurkan untuk sholat malam dan berpuasa di siang harinya. Sebab pada malam tersebut Allah menyeru hamba-Nya setelah tenggelamnya Matahari.

عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ : إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَ صُوْمُوا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ : أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ ! أَلاَ مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ : أَلَا مُبْتَلَى فَأُعَافِيَهُ : أَلا كَذَا ... أَلا كَذَا ... حَتَّى يَطْلُعَ الفَجْرُ

Artinya: Dari Sayyidina Ali bin Abu Thalib bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Apabila tiba malam Nisfu Syaban, sholatlah pada malam harinya dan puasalah di siang harinya karena Allah menyeru hamba-Nya di saat tenggelamnya matahari, lalu berfirman: 'Adakah yang meminta ampun kepada-Ku? niscaya Aku akan mengampuninya, Adakah yang meminta rezeki kepada-Ku? niscaya akan memberinya rezeki. Adakah yang sakit? niscaya Aku akan menyembuhkannya, Adakah yang demikian (maksudnya Allah akan mengabulkan hajat hambanya yang memohon pada waktu itu).... Adakah yang demikian.... sampai terbit fajar."

3. Hadits yang Diriwayatkan Imam Abu Nu'aim

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Nu'aim dan dinyatakan shahih oleh Imam Ibnu Hibban, serta dikatakan oleh Imam Thabrani bahwa semua perawinya adalah tsiqah (terpercaya), menyebutkan bahwa:

عَنْ مُعَادٍ مِنْ جَبَلٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ يَطَّلِعُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ, فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

Artinya: Dari Sayyidina Mu'ad Bin Jabal, dari Nabi SAW beliau berkata: "Allah Tabaraka wa Ta'ala melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nisfu Syaban, lalu Allah mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan."

4. Hadits yang Diriwayatkan oleh Ibnu Majah

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abu Musa Al-Asy'ari RA, Rasulullah SAW bersabda:

عن أبي موسى الأشعري رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : إن الله ليطلع في ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو منافق

Artinya: Dari Abu Musa Al-asy'ari RA dari Rasulullah SAW, beliau berkata: "Sesungguhnya Allah SWT melihat kepada hambaNya di malam Nisfu Syaban maka Allah SWT mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang yang menyekutukan Allah atau orang munafik."

5. Hadits Riwayat Thabrani Fi Al Kabir No 16639

Selanjutnya dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda bahwa pada malam Nisfu Syaban, Allah SWT memandang hamba-Nya dengan penuh rahmat dan mengampuni semua makhluk-Nya. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Daruquthni fi Al Nuzul 68, Ibnu Majah no 1380, Ibnu Hibban no 5757, Ibnu Abi Syaibah no 150, Al Baihaqi fi Syu'ab al Iman no 6352, dan Al Bazzar fi Al Musnad 2389.

Peneliti hadis Al Haitsami menilai para perawi hadis ini sebagai orang-orang yang terpercaya. Majma' Al Zawaid 3/395). Dikutip dari buku 'Mana Dalil Malam Nisfu Syaban?' yang ditulis oleh Ustaz Ma'ruf Khozin, berikut ini haditsnya:

عَنْ مُعَادِ بن جَبَلٍ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ يَطَّلِعُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ الجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ (رواه الطبراني في الكبير والأوسط قال الهيثمي ورجالهما ثقات. ورواه الدارقطني وابنا ماجه وحبان في صحيحه عن ابي موسى وابن ابى شيبة وعبد الرزاق عن كثير بن مرة والبزار

Artinya: Dari Mu'adz bin Jabal, "Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT memperhatikan hambanya (dengan penuh rahmat) pada malam Nisfu Syaban, kemudian ia akan mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan musyahin (orang munafik yang menebar kebencian antar sesama umat Islam)". (HR Thabrani fi Al Kabir no 16639, Daruquthni fi Al Nuzul 68, Ibnu Majah no 1380, Ibnu Hibban no 5757, Ibnu Abi Syaibah no 150, Al Baihaqi fi Syu'ab al Iman no 6352, dan Al Bazzar fi Al Musnad 2389. Peneliti hadis Al Haitsami menilai para perawi hadis ini sebagai orang-orang yang terpercaya. Majma' Al Zawaid 3/395)

6. Hadits Riwayat al-Thabrani

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Thabrani dalam al-Kabir dan Ibnu 'Adi, dari Utsman bin Abi al-'Ash, Rasulullah SAW menyampaikan bahwa di malam Nisfu Syaban, Allah SWT akan mengampuni hamba-Nya yang meminta ampunan.

قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ ﷺ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَدْنُوْ مِنْ خَلْقِهِ فَيَغْفِرُ لِمَنِ اسْتَغْفَرَ إِلَّا الْبَغِيَّ بِفَرْجِهَا وَالْعَشَارَ (رواه الطبراني في الكبير وابن عدي عن عثمان بن أبي العاص وقال الشيخ المناوي ورجاله ثقات اهـ التيسير بشرح الجامع الصغير 551/1)

Artinya: "Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya (rahmat) Allah SWT mendekat kepada hambanya (di malam Nisfu Syaban), maka mengampuni orang yang meminta ampunan, kecuali pelacur dan penarik pajak" (HR al-Thabrani dalam al-Kabir dan Ibnu 'Adi dari Utsman bin Abi al-'Ash. Syaikh al-Munawi berkata: Perawinya terpercaya. Baca Syarah al-Jami' ash-Shaghir 1/551)

7. Hadits yang Diriwayatkan oleh Daruquthni

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ يَنْزِلُ اللهُ تَعَالَى لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِكُلِّ نَفْسٍ إِلَّا إِنْسَانًا في قَلْبِهِ شَحْنَاءُ أَوْ مُشْرِكًا بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ (قال الحافظ ابن حجر هذا حديث حسن أخرجه الدارقطني في كتاب السنة عن عبد الله بن سليمان على الموافقة وأخرجه ابن خزيمة في كتاب التوحيد عن أحمد بن عبد الرحمن بن وهب عن عمه اهـ الأمالي 122)

Artinya: "Rasulullah SAW bersabda: (Rahmat) Allah SWT turun di malam Nisfu Syaban maka Allah SWT akan mengampuni semua orang kecuali orang yang di dalam hatinya ada kebencian kepada saudaranya dan orang yang menyekutukan Allah " (al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: "Hadis ini hasan. Diriwayatkan oleh Daruquthni dalam as-Sunnah dan Ibnu Khuzaimah dalam at-Tauhid, Baca al-Amali 122)

Dalam hadits tersebut disampaikan bahwa pada malam Nisfu Syaban, Allah SWT turun untuk memberikan rahmat-Nya dan mengampuni seluruh hamba-Nya.

Amalan Malam Nisfu Syaban

Menghidupkan malam Nisfu Syaban merupakan anjuran yang didasarkan pada beberapa riwayat dan ijtihad para ulama. Masih dari buku 'Mana Dalil Malam Nisfu Syaban?', berikut ini beberapa amalan yang dapat dikerjakan pada malam Nisfu Syaban:

1. Membaca Yasin di Malam Nisfu Syaban

Salah satu amalan yang dapat dilakukan pada malam Nisfu Syaban adalah membaca surat Yasin setelah Magrib. Meskipun tidak terdapat dalil khusus yang memerintahkan atau menganjurkan pembacaan surat Yasin pada malam itu, sebagian ulama sepakat bahwa amalan ini tidak dianggap sebagai hal yang buruk.

وَأَمَّا قِرَاءَةُ سُوْرَةِ يس لَيْلَتَهَا بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَالدُّعَاءِ الْمَشْهُورِ فَمِنْ تَرْتِيْبِ بَعْضٍ أَهْلِ الصَّلاحِ مِنْ عِنْدِ نَفْسِهِ قِيْلَ هُوَ الْبُوْنِي وَلَا بَأْسَ بِمِثْلِ ذَلِكَ (أسنى المطالب في أحاديث مختلفة المراتب ص (234)

Artinya: "Adapun pembacaan surat Yasin pada malam Nisfu Syaban setelah Maghrib merupakan hasil ijtihad sebagian ulama, konon ia adalah Syeikh Al Buni, dan hal itu bukanlah suatu hal yang buruk". (Syaikh Muhammad bin Darwisy, Asná al-Mathálib, 234)

(وَمِنْ خَوَاصِ سُوْرَةِ (يس) كَمَا قَالَ بَعْضُهُمْ أَنْ تَقْرَأَهَا لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ الْأَوْلَى بِنِيَّةِ طُوْلِ العُمْرِ وَالثَّانِيَةُ بِنِيَّةِ دَفْعِ الْبَلاءِ وَالثَّالِثَةُ بِنِيَّةِ الإِسْتِغْنَاءِ عَنِ النَّاسِ.

Artinya: "Diantara keistimewaan surat Yasin, sebagaimana menurut sebagian para Ulama, adalah dibaca pada malam Nisfu Syaban sebanyak 3 kali. Yang pertama dengan niat meminta panjang umur, kedua niat terhindar dari bencana dan ketiga niat agar tidak bergantung kepada orang lain". (Fathu al-Malik al-Majíd, 19)

2. Doa Malam Nisfu Syaban

Pada malam Nisfu Syaban, umat muslim juga dapat mengamalkan doa malam Nisfu Syaban. Adapun doa malam Nisfu yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, Al-Mushannaf 7/85 adalah sebagai berikut:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ : مَا دَعَا قَطُّ عَبْدٌ بِهَذِهِ الدَّعَوَاتِ إِلَّا وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي مَعِيشَتِهِ " يَا ذَا الْمَنِّ فَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَّوْلِ وَالْإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ، ظَهْرَ اللَّاجِئِينَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِينَ وَمَأْمَنَ الْخَائِفِينَ ، إِنْ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمّ الْكِتَابِ شَقِيًّا فَامْحُ عَنِّي اسْمَ الشَّقَاءِ ، وَأَثْبِتْنِي عِنْدَكَ سَعِيدًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرِ ، فَإِنَّكَ تَقُوْلُ في كِتَابِ { يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ } .

Ibnu Mas'ud berkata: "Tidak seorang pun berdoa dengan beberapa doa berikut kecuali Allah akan melapangkan hidup baginya: "Wahai Dzat pemberi anugerah, maka tak ada yang mampu memberi anugerah pada Mu. Wahai Dzat yang agung dan mulia, pemberi anugerah dan nikmat. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Wahai penolong pengsungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi rasa aman bagi yang ketakutan. Jika Engkau menakdirkan aku di Lauh Mahfudz sebagai orang yang celaka, maka hapuskanlah. Dan tetapkanlah aku disisi Mu sebagai hamba yang beruntung dan mendapat pertolongan pada kebaikan. Engkau berfirman dalam Al-Quran: "039. Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh)" (Riwayat Ibnu Abi Syaibah, Al-Mushannaf 7/85)

3. Sholat Sunnah di Malam Nisfu Syaban

Selain itu, pada malam Nisfu Syaban, umat muslim juga dapat melaksanakan sholat sunnah. Namun, perlu ditekankan bahwa sholat sunnah yang dimaksud adalah sholat sunnah mutlak, bukan sholat sunnah yang secara khusus diniatkan untuk Nisfu Syaban.

Demikian halnya yang difatwakan oleh Ibnu Taimiyah:

وَسُئِلَ عَنْ صَلَاةِ نِصْفِ شَعْبَانَ؟ (الْجَوَابُ) فَأَجَابَ : إِذَا صَلَّى الْإِنْسَانُ لَيْلَةَ النِّصْفِ وَحْدَهُ أَوْ فِي جَمَاعَةٍ خَاصَّةٍ كَمَا كَانَ يَفْعَلُ طَوَائِفُ مِنْ السَّلَفِ فَهُوَ أَحْسَنُ. وَأَمَّا الاجْتِمَاعُ فِي الْمَسَاجِدِ عَلَى صَلَاةٍ مُقَدَّرَةٍ. كَالْاِجْتِمَاعِ عَلَى مِائَةِ رَكْعَةٍ بِقِرَاءَةِ أَلْفٍ: { قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ} دَائِمًا. فَهَذَا بِدْعَةٌ لَمْ يَسْتَحِبَّهَا أَحَدٌ مِنَ الْأَئِمَّةِ. وَاللَّهُ أَعْلَمُ. (مجموع فتاوی ابن تيمية ج 2 ص (469)

"Ibnu Taimiyah ditanyai soal sholat pada malam Nisfu Syaban. la menjawab: Apabila seseorang sholat sunah muthlak pada malam Nisfu Syaban sendirian atau berjamaah, sebagaimana dilakukan oleh segolongan ulama salaf, maka hukumnya adalah baik. Adapun kumpul-kumpul di masjid dengan sholat yang ditentukan, seperti sholat seratus rakaat dengan membaca surat al Ikhlas sebanyak seribu kali, maka ini adalah perbuatan bid'ah yang sama sekali tidak dianjurkan oleh para ulama". (Majmú' Fatáwá Ibnu Taymiyyah, II/469)

4. Puasa Nisfu Syaban

Puasa pada hari ke-15 bulan Syaban atau pada siang hari Nisfu Syaban memang ada yang menyatakan sebagai bid'ah, namun menurut mayoritas ulama, hal ini tidak dianggap demikian. Sebab tanggal tersebut termasuk hari-hari purnama (tanggal 13-14-15 Hijriyah) yang memang dianjurkan untuk berpuasa setiap bulan.

وَأَمَّا صِيَامُ يَوْمِ النِّصْفِ مِنْهُ فَغَيْرُ مَنْهِي عَنْهُ فَإِنَّهُ مِنْ جُمْلَةِ أَيَّامِ الْبِيْضِ الْغُرِ الْمَنْدُوْبِ إِلَى صِيَامِهَا مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَقَدْ وَرَدَ الْأَمْرُ بِصِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ بِخُصُوصِهِ فَفِي سُنَنِ ابْنِ مَاجَهْ بِإِسْنَادٍ ضَعِيْفٍ عَنْ عَلِيّ عَنِ النَّبِي صلى الله عليه وسلم : « إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا يَوْمَهَا. فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ أَلَا مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلَا مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ (لطائف المعارف -ج 1 / ص 151)

Artinya: Puasa pada hari Nisfu Syaban tidaklah dilarang. Sebab termasuk hari-hari purnama (tanggal 13-14-15 Hijriyah) yang dianjurkan untuk berpuasa di setiap bulan. Sungguh telah ada perintah puasa pada pertengahan Syaban secara khusus. Disebutkan dalam Sunan Ibnu Majah dengan sanad yang dhaif: Diriwayatkan dari Ali, dari Nabi "Jika ada malam Nisfu Syaban maka ibadahlah di malamnya dan puasalah di siang harinya. Sebab (rahmat) Allah turun di malam itu sejak terbenam matahari ke langit yang paling dekat. Allah berfirman: "Adakah yang meminta ampunan maka Aku ampuni dia, adakah yang minta rezeki maka Aku beri dia rezeki, adakah orang yang diberi musibah maka Aku sembuhkan, dan bentuk permintaan-permintaan yang lain, hingga terbit fajar" (Lathaif Al-ma'arif 1/151)

Itulah sejumlah hadits yang menjelaskan terkait malam Nisfu Syaban serta amalan yang dianjurkan. Semoga bermanfaat!




(edr/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads