5 Tradisi Malam Nisfu Syaban di Indonesia, Syabanan hingga Ruwahan

5 Tradisi Malam Nisfu Syaban di Indonesia, Syabanan hingga Ruwahan

Devi Setya - detikHikmah
Kamis, 13 Feb 2025 11:00 WIB
Ilustrasi pengajian dan majelis ilmu.
Ilustrasi tradisi Nisfu Syaban Foto: Freepik
Jakarta -

Malam Nisfu Syaban menjadi momen yang diramaikan oleh umat Islam Indonesia. Dalam tradisi di berbagai daerah, ada perayaan khas yang digelar masyarakat untuk meramaikan malam Nisfu Syaban.

Dalam hadits sahih Ibnu Hibban disebutkan, "Allah SWT memperhatikan makhluk-Nya pada malam nisfu Sya'ban dan mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang kafir dan orang yang bermusuhan."

Malam Nisfu Syaban yang diperingati setiap tanggal 15 bulan Syaban ini bisa dimanfaatkan umat Islam untuk mendulang keutamaan. Ada banyak amalan yang bisa dikerjakan, misalnya dengan memperbanyak doa, mengerjakan amal ibadah dan menjalin silaturahmi. Amalan ini dimaksudkan sebagai cara untuk menyampaikan rasa syukur sekaligus harapan agar dapat dipertemukan dengan Ramadan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nisfu Syaban dianggap sebagai hal yang istimewa, itulah sebabnya ada berbagai tradisi malam Nisfu Syaban yang dilakukan masyarakat muslim Indonesia.

Tradisi Malam Nisfu Syaban

Merangkum arsip detikcom, berikut deretan tradisi malam Nisfu Syaban yang dilakukan masyarakat di berbagai daerah.

ADVERTISEMENT

1. Syabanan

Syabanan menjadi tradisi yang digelar masyarakat Brebes, Jawa Tengah dalam memperingati malam Nisfu Syaban. Tradisi ini digelar masyarakat Desa Benda sebagaimana dikutip dari Repository Uinsaizu berjudul Makna Simbolik Tradisi Sya'banan Bagi Masyarakat Desa Benda, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes karya Haidar Ulil Aufar.

Tradisi ini menjadi kegiatan yang digelar secara turun temurun. Syabanan diawali dengan berziarah ke makam leluhur. Kemudian di sore harinya diisi dengan kegiatan membersihkan masjid atau mushola sekitar dan dilanjutkan dengan pengajian di malam harinya.

Masyarakat secara bersama-sama membaca Al-Qur'an, memanjatkan doa dan melantunkan sholawat. Kegiatan Syabanan ditutup dengan silaturahmi, ramah tamah dan makan bersama.

2. Ruwahan

Masyarakat Betawi punya tradisi Ruwahan untuk menyambut Nisfu Syaban. Kegiatan ini diisi dengan berkumpul untuk bersama-sama mendoakan keluarga dan kerabat yang telah meninggal dunia.

Ruwahan juga menjadi tanda untuk menyambut datangnya Ramadan. Tradisi ini masih kental di beberapa keluarga Betawi di Jakarta dan sekitarnya. Momen ini sekaligus menjadi ajang silaturahmi.

3. Kupatan

Masyarakat Wonogiri, Jawa Tengah memiliki tradisi kupatan untuk menyambut Nisfu Syaban. Tradisi ini telah dilakukan secara turun temurun dan masih lestari hingga saat ini.

Kupatan menjadi kegiatan sebagai simbol pengakuan kepada Tuhan atas dosa-dosa di masa lalu. Kegiatan ini diisi dengan berdoa untuk mengharapkan ampunan sekaligus menjadi cara menyiapkan diri menyambut Ramadan.

Kegiatan dimulai pada tanggal 15 Syaban dengan memukul bedug dari masjid sekitar. Masyarakat kemudian berkumpul membawa menu makanan berupa ketupat dan sayur lauknya. Masyarakat berkumpul untuk memanjatkan doa dan diakhiri dengan makan bersama.

4. Punggahan

Punggahan menjadi tradisi yang dilakukan masyarakat di Salatiga dan sekitarnya. Tradisi ini digelar untuk menyambut datangnya malam Nisfu Syaban.

Sejak sore masyarakat sudah berkumpul di masjid atau lapangan untuk berdoa bersama memohon nikmat dari Allah SWT. Doa yang dipanjatkan juga ditujukan kepada sanak keluarga yang telah meninggal dunia.

Tradisi ini semakin meriah karena ditutup dengan makan bersama. Masyarakat saling bercengkrama dan menjadi ajang silaturahmi.

5. Baratan

Di Jepara, Jawa Tengah, masyarakat punya tradisi Nisfu Syaban yang juga telah dilestarikan secara turun temurun. Baratan berasal dari kata baraah yang dalam bahasa Arab artinya berkah atau memiliki makna keselamatan.

Dengan menggelar Baratan, masyarakat Jepara berharap bisa mendapatkan keberkahan di bulan Syaban untuk kemudian diberi nikmat menjalani ibadah di bulan Ramadan.

Di malam Nisfu Syaban masyarakat berkumpul di masjid untuk mengerjakan salat Maghrib dan Isya berjamaah. Kemudian dilanjutkan dengan membaca doa dan membaca Yasin tiga kali. Acara ditutup dengan karnaval berkeliling kampung.




(dvs/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads