Maybank Indonesia Dorong Sejumlah Pihak Kembangkan Perbankan Syariah

Maybank Indonesia Dorong Sejumlah Pihak Kembangkan Perbankan Syariah

Dea Duta Aulia - detikHikmah
Senin, 03 Feb 2025 12:00 WIB
Maybank Syariah
Foto: Dea Duta Aulia
Jakarta -

Maybank Indonesia melalui Unit Usaha Syariahnya mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama mengembangkan potensi perbankan syariah di Indonesia. Saat ini, pangsa pasar perbankan syariah Indonesia mencapai sebesar 7,33%. Angka ini masih memberikan ruang untuk terus berkembang dan dimaksimalkan ke depannya.

Direktur Perbankan Syariah Maybank Indonesia Romy Buchari memandang perlunya menggelar kembali ajang jajak pendapat Maybank Shariah Thought Leaders Forum sebagai salah satu strategi untuk membangun kesadaran dan merumuskan langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah.

"Kami bersyukur telah menggelar Maybank Shariah Thought Leaders Forum 2025 di Jakarta Senin lalu yang dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional dan internasional ternama serta kompeten di bidang ekonomi dan perbankan syariah," tegas Romy.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun tokoh yang hadir yaitu, Wakil Presiden RI 2019-2024 KH Ma'ruf Amin, Woman in Islamic Finance Prof. Dian Masyita, Ph.D, Shariah Scholar Prof. Dr. Ashraf bin Md Hashim, dan Tokoh Keuangan sekaligus Microfinance Syariah Iwan Pontjowinoto.

Ajang Maybank Shariah Thought Leaders Forum 2025 merupakan forum yang ketiga kalinya digelar oleh Unit Usaha Syariah Maybank Indonesia. Tujuan dari penyelenggaraan forum diskusi ini ialah untuk menghadirkan pemikiran-pemikiran yang fresh serta aplikatif dalam mendorong ekonomi halal melalui keberadaan perbankan syariah.

ADVERTISEMENT

"Di sini kita undang tokoh-tokoh nasional dan juga internasional untuk memberikan sumbangsih saran, pemikiran, dan ide-ide dalam menghadapi tantangan-tantangan dan bagaimana kita bisa mendukung kemajuan ekonomi halal secara bersama-sama," kata Romy.

Dalam prakteknya, ekonomi berbasis syariah memiliki prinsip dasar yang sejalan dengan nilai-nilai keberlanjutan (sustainability). Hal ini meliputi di antaranya, prinsip keadilan, tidak mengeksploitasi, berbagi, berkelanjutan, dan pelestarian lingkungan.

"Prinsip syariah mengutamakan keadilan dan keberlanjutan. Kami percaya nilai-nilai ini sangat penting karena mengajarkan kita untuk berbagi manfaat tanpa mengeksploitasi dan tetap menjaga lingkungan untuk generasi mendatang," tambah Romy.

Menurutnya, penciptaan ekosistem keuangan syariah yang berkelanjutan hanya dapat dicapai melalui kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan agar potensi ekonomi dan perbankan syariah bisa dimaksimalkan.

"Maybank Indonesia berkomitmen untuk mendorong pengembangan ekosistem halal dan keuangan berkelanjutan. Kami percaya bahwa kedua elemen ini saling melengkapi dalam menciptakan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang positif," ungkap Romy.

Romy menambahkan agar terciptanya ekonomi syariah yang berdampak besar tentu tidak bisa dikerjakan oleh satu perusahaan atau lembaga saja.

"Kami percaya bahwa sinergi dan kolaborasi adalah kunci utama untuk menjembatani kesenjangan antara layanan keuangan, keuangan yang berkelanjutan, perbankan syariah dan inovasi dalam ekosistem halal. Pendekatan ini memungkinkan Maybank Indonesia untuk berinovasi dan mendorong institusi keuangan syariah dari posisi sebagai niche market menuju arus utama (mainstream) di industri global," ungkapnya.

Sementara itu, Iwan Pontjowinoto menilai upaya mengintegrasikan berbagai lembaga keuangan syariah akan sangat relevan sebab lembaga-lembaga ini memiliki prinsip yang pada dasarnya sama.

"Upaya mengintegrasikan lembaga keuangan syariah ke arus utama sangatlah relevan, mengingat prinsip-prinsip yang diusung sejatinya selaras dengan nilai-nilai keberlanjutan, keadilan, inklusivitas, dan keseimbangan ekosistem. Dengan masuk ke dalam keuangan berkelanjutan, lembaga keuangan syariah memiliki peluang besar untuk memainkan peran yang lebih luas dalam mendukung agenda global, termasuk mitigasi perubahan iklim, pemberdayaan sosial, dan pembangunan ekonomi yang adil," kata Iwan.

Prinsip rahmatan lil 'alamin, kata Iwan, merupakan inti dari lembaga keuangan syariah yang sarat mendukung keberlanjutan. Nilai ini menekankan pada kebaikan yang inklusif untuk semua, baik dalam konteks sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Dengan visi jangka panjang yang tidak hanya berorientasi pada kehidupan dunia tetapi juga akhirat, keuangan syariah membawa semangat yang unik dalam menciptakan kesejahteraan universal.

Potensi pertumbuhan pasar ekonomi syariah di Indonesia saat ini masih sangat terbuka lebar jika memperhatikan besarnya populasi ekosistem halal di Tanah Air. Menurut Iwan, ekonomi syariah mampu menawarkan solusi konkret untuk keuangan berkelanjutan yang relevan dengan tantangan saat ini.

Iwan mencontohkan bahwa praktik wakaf sangat potensial untuk diberdayakan oleh lembaga keuangan syariah sebagai solusi keberlanjutan oleh karena unsur filantropi wakaf yang mencerminkan nilai-nilai keberlanjutan yang terkandung dalam prinsip syariah.

"Dengan memainkan peran yang lebih sentral untuk mendorong implementasi nilai keberlanjutan, peluang ekosistem syariah untuk masuk ke sistem ekonomi arus utama sangat terbuka lebar karena memiliki nilai-nilai yang universal juga," tutupnya.




(anl/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads