Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendesak agar aparat mengusut tuntas tragedi ledakan SMAN 72 di Kelapa Gading, Jakarta Utara saat sholat Jumat berlangsung di musala sekolah tersebut. MUI juga menyampaikan keprihatinannya.
"Kami sangat menyesalkan aksi teror yang menimbulkan jatuhnya korban. Terlebih lagi, aksi tersebut dilakukan di tempat ibadah dan pada waktu pelaksanaan shalat Jumat. Ini adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan dalam ajaran apa pun," ungkap Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) MUI KH Arif Fahrudin, dikutip dari situs resmi MUI pada Sabtu (8/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya peristiwa itu jadi peringatan keras potensi aksi teror yang telah mengalami perubahan bentuk atau bermetamorfosa dengan melibatkan faktor-faktor baru, seperti gangguan kesehatan mental, dendam sosial, maupun luka batin akibat perundungan.
"Aksi ini menunjukkan adanya problem serius dari aspek kejiwaan dan sosial yang harus segera diantisipasi bersama," kata Kiai Arif --sapaan akrabnya--
Lebih lanjut dia menuturkan aksi teror di SMAN 72 jadi bentuk pelecehan terhadap masjid sebagai tempat suci ibadah. Dengan begitu, tragedi tersebut tidak dapat ditoleransi dalam bentuk apapun.
MUI mendesak aparat penegak hukum mengusut tuntas motif aksi teror dan menghukum seberat-beratnya pihak yang terlibat dalam perencanaan maupun pelaksanaannya. Selain itu, MUI mendorong agar pemerintah dan pihak terkait mengambil langkah cepat dan prioritas dalam penanganan kesehatan fisik maupun psikis para korban, termasuk pemulihan trauma secara menyeluruh.
Kemudian, bagi pihak sekolah dan keluarga korban, MUI meminta agar tetap sabar dan tenang serta mempercayakan penanganan kasus tersebut kepada aparat berwenang. MUI juga menyerukan agar lintas pihak - mulai dari kepolisian, penyelenggara pendidikan, psikolog, ahli siber, pengamat media sosial, ormas Islam, hingga lingkungan keluarga - melakukan analisis mendalam atas kasus ini guna merumuskan langkah-langkah afirmatif dan preventif untuk mencegah aksi serupa di masa mendatang.
Pada kesempatan yang sama, MUI mendesak pemerintah untuk memperketat pengawasan terhadap peredaran senjata api rakitan, agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Di sisi lain, MUI menegaskan pentingnya komitmen bersama dalam memerangi praktik perundungan (bullying) di lingkungan sekolah maupun keluarga.
"Pola pengasuhan dan pendidikan harus mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan keislaman yang rahmatan lil 'alamin. Anak-anak berhak tumbuh dalam suasana yang aman, ramah, dan terbebas dari kekerasan," ungkap Kiai Arif.
Dilansir dari detikNews, ledakan SMAN 72 Jakarta terjadi pada Jumat 7 November 2025, sekitar pukul 12.15 WIB. Ledakan terjadi sebanyak dua kali di dua lokasi berbeda, yaitu di tempat sholat dan di dekat pintu masuk.
(aeb/lus)












































Komentar Terbanyak
Gus Irfan soal Umrah Mandiri: Pemerintah Saudi Izinkan, Masa Kita Larang?
MUI Surakarta Jelaskan Hukum Jenazah Raja Dimakamkan dengan Busana Kebesaran
Cak Imin Sebut Pesantren Solusi Rakyat, Bisa Tangani Utang dan Kemiskinan