Presiden RI Prabowo Subianto memiliki delapan misi Asta Cita yang bertujuan untuk membangun visi Indonesia Emas 2045. Salah satu poinnya yaitu memperkuat pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
Bukan sekadar SDM, poin keempat Asta Cita juga ingin memperkuat sektor lainnya seperti sains, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
Terlebih, perekonomian RI juga ditargetkan tumbuh 8% pada 2028-2029. Sehingga, dibutuhkan SDM berdaya saing tinggi agar tujuan tersebut bisa tercapai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam membangun perekonomian, diperlukan kolaborasi dari semua pihak mulai dari pemerintah, swasta, hingga organisasi keagamaan seperti Nadhlatul Ulama (NU). Adapun upaya-upaya yang dilakukan NU dalam memperkuat SDM di antaranya:
1. Mendirikan 34 perguruan tinggi dalam bentuk universitas, politeknik, dan sekolah tinggi di berbagai wilayah.
2. Melakukan kontribusi terhadap penanganan stunting, kesehatan ibu dan anak, serta pengurangan angka kematian ibu.
3. Meningkatkan peran organisasi perburuhan di lingkungan NU, yakni Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) agar dirasakan oleh tenaga kerja yang merupakan warga NU.
4. Melakukan program kaderisasi seperti Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU), Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU), dan pengembangan wawasan keulamaan (PWK) untuk menciptakan syuriyah (pengarah atau pembina) di NU.
Didirikan sejak 16 Rajab 1344 Hijriah (31 Januari 1936 Masehi), NU memiliki tujuan untuk memberdayakan umat, menjaga nilai-nilai keislaman, dan memperjuangkan keadilan sosial. Tahun ini, NU memperingati hari lahir (harlah) pada 16 Rajab 1446 Hijriah atau 16 Januari 2025.
Sejalan dengan misi Asta Cita, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengajak para ulama berkumpul dalam rangka menguatkan visi misi kebangsaan melalui program Sarasehan Ulama. Acara ini mengusung tema 'Asta Cita dalam Perspektif Ulama NU'.
Nantinya, acara ini mempertemukan para ulama, cendekiawan, dan pemangku kepentingan untuk membahas delapan prioritas strategis pemerintahan Prabowo-Gibran. Ulama NU menekankan pentingnya prinsip maqashid syariah (tujuan syariat) dalam mengawal kebijakan publik demi tercapainya kemaslahatan bersama.
Melalui sarasehan ini, NU kembali menegaskan peran strategisnya sebagai pendukung sekaligus penjaga harmoni sosial dan mitra pemerintah dalam mewujudkan cita-cita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Yang diangkat tahun ini kita ingin mengikuti Asta Citanya presiden dengan memperkuat masyarakat. Kita ingin bekerja bersama umat menuju Indonesia yang maslahat dalam rangka merealisasikan Asta Cita," jelas Sekjen PBNU Saifullah Yusuf, Senin (13/1/2025).
"Di samping kemajuan teknologi, kualitas SDM guru tapi juga hal-hal yang menyangkut kekerasan seksual di dunia pendidikan, isu soal bullying yang mengangkat dan intoleransi. Ini isu yang harus dibahas secara utuh dan keseluruhan dengan mengundang narasumber termasuk diantaranya para menteri yang terkait," sambungnya.
Peran NU dalam pembinaan SDM akan dibahas dalam sesi pertama Sarasehan Ulama yang akan dilaksanakan pada Selasa 4 Februari 2024 mulai pukul 13.00 WIB. Mengusung tema 'Kolaborasi untuk Penguatan SDM yang Berdaya Saing Tinggi Menuju Indonesia Emas', diskusi ini akan menghadirkan sejumlah narasumber salah satunya Wakil Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Prof Kacung Marijan.
Tak hanya penguatan SDM, sesi pertama juga akan membahas Asta Cita poin 3 yaitu meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur.
Kemudian sesi 2 mengupas tentang 'Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan dengan Memaksimalkan Potensi Lokal yang Fokus pada Hilirisasi, Industrialisasi, Pemerataan Ekonomi, dan Kesejahteraan Rakyat', yang berfokus pada misi (Asta Cita) poin ke-5, 6, dan 8. Nantinya, akan ada Mantan Ketua Dewan Pakar TKN-Prabowo Gibran sekaligus Komisaris PT PLN Burhanuddin Abdullah yang hadir untuk memberikan kata pengantar dalam sesi tersebut.
Sesi terakhir akan membahas 'Memperkokoh Ideologi Pancasila dan Menguatkan Sistem Pertahanan Negara Menuju Masyarakat Indonesia yang Adil, Makmur Tanpa Korupsi' yang akan dimoderatori oleh Intelektual Muda NU Dr Ginanjar Sya'ban.
Sesi yang membahas Asta Cita poin 1, 2, dan 7, akan menghadirkan ketua PBNU sekaligus putri sulung dari Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gusdur) yaitu Alissa Wahid, Wakil Rais Aam PBNU KH Afifuddin Muhajir, dan Ketua Lakpesdam PBNU KH Ulil Absar Abdalla.
Diharapkan, acara ini mempu menjadi wadah konsolidasi untuk menyatukan gagasan, visi, dan program kerja NU di berbagai jenjang kepengurusan. Bagi yang ingin menyaksikan acara Sarasehan Ulama PBNU, bisa melalu live streaming di detikcom pada 4 Februari 2025 mulai pukul 13.00 WIB.
(hnu/ega)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Guru Madin Dituntut Rp 25 Juta, FKDT Sayangkan Sikap Wali Murid