Sarasehan Ulama 2025: Mengupas Asta Cita dalam Perspektif Tokoh NU

SARASEHAN ULAMA

Sarasehan Ulama 2025: Mengupas Asta Cita dalam Perspektif Tokoh NU

Vicky Vadila Muhti - detikHikmah
Senin, 03 Feb 2025 22:00 WIB
Ketum PBNU Gus Yahya (tengah)-(Eva/detikcom)
Foto: Ketum PBNU Gus Yahya (tengah)-(Eva/detikcom)
Jakarta -

Asta Cita merupakan delapan prioritas strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan menciptakan kemajuan bangsa dengan pendekatan berkeadilan. Konsep ini mencakup berbagai aspek seperti peningkatan lapangan kerja, penguatan sumber daya manusia (SDM), pemerataan ekonomi, serta reformasi politik dan hukum.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf pun menekankan soal komitmen NU dalam merealisasikan Asta Cita.

"Yang diangkat tahun ini kita ingin mengikuti Asta Citanya presiden dengan memperkuat masyarakat. Kita ingin bekerja bersama umat menuju Indonesia yang maslahat dalam rangka merealisasikan Asta Cita," ungkap Saifullah beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena memang ini harus diperkuat di masyarakat, kita ingin bekerja bersama umat menuju Indonesia yang maslahat dalam rangka merealisasikan Asta Cita. Bagaimana memperkuat keluarga jadi awal dimulainya sesuatu dan benteng terakhir," sambungnya.

Sebagai bagian dari peringatan Hari Lahir Nahdlatul Ulama (NU) 2025, para ulama akan berkumpul dalam Sarasehan Ulama NU pada 4 Februari 2025 di The Sultan Hotel & Residence Jakarta. Dengan tema 'Asta Cita dalam Perspektif Ulama NU', acara ini menjadi ajang penting untuk mengkaji delapan prioritas strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto melalui lensa Islam yang rahmatan lil 'alamin.

ADVERTISEMENT

Islam mengajarkan bahwa kebijakan publik harus berorientasi pada kemaslahatan umat. Prinsip ini tercermin dalam lima aspek utama maqashid syariah, yakni perlindungan terhadap agama (hifzhud din), jiwa (hifzhun nafs), akal (hifzhul aql), keturunan (hifzhun nasl), dan harta (hifzhul mal). Beberapa aspek dalam Asta Cita yang sejalan dengan nilai-nilai tersebut meliputi peningkatan lapangan kerja, penguatan sumber daya manusia (SDM), pemerataan ekonomi, serta reformasi politik dan hukum.

Selain itu, Sarasehan NU akan membahas topik kesejahteraan rakyat dengan fokus pada peningkatan SDM dan kewirausahaan. Diskusi ini akan mengulas bagaimana para ulama dapat mengambil inspirasi dari metode Nabi Muhammad SAW dalam membangun kualitas SDM di zamannya serta menerapkannya dalam konteks modern.

Asta Cita juga menyoroti sektor ekonomi dengan menekankan pentingnya hilirisasi dan industrialisasi guna memaksimalkan potensi lokal. Para ulama memiliki peran dalam membangun kesadaran ekonomi berbasis nilai-nilai Islam, termasuk konsep perdagangan yang adil serta larangan terhadap eksploitasi ekonomi yang merugikan masyarakat kecil. Dalam panel kedua, akan dibahas apakah program hilirisasi dan industrialisasi dalam pemerintahan Prabowo sejalan dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam.

Panel ketiga akan mengeksplorasi bagaimana Islam mengajarkan demokrasi dan hak asasi manusia, serta peran ulama dalam memperkokoh sistem pertahanan negara dan memberantas korupsi sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

Acara Sarasehan NU ini didukung oleh Bank Syariah Indonesia dan MIND ID. Kegiatan ini akan diselenggarakan pada 4 Februari 2025 di The Sultan Hotel & Residence Jakarta dan dapat disaksikan secara langsung melalui live streaming di detik.com pada pukul 13.00 WIB.




(akn/akn)

Hide Ads