Tata Cara Sholat Gerhana, Dalil Perintah dan Bacaan Niatnya

Tata Cara Sholat Gerhana, Dalil Perintah dan Bacaan Niatnya

Hanif Hawari - detikHikmah
Rabu, 06 Nov 2024 17:45 WIB
Sholat gerhana berjemaah di Bandung.
Ilustrasi sholat gerhana (Foto: Sudirman Wamad)
Jakarta -

Tata cara sholat gerhana penting diketahui setiap muslim. Sebab, umat Islam disunnahkan untuk melaksanakan sholat ini ketika terjadinya fenomena gerhana.

Menurut buku Tuntunan Sholat Lengkap dan Benar karya Neni Nuraeni, sholat gerhana adalah sholat yang dilakukan karena terjadinya gerhana, baik gerhana bulan (khusuf) atau gerhana matahari (kusuf). Sholat ini hukumnya sunnah muakkad dan waktu melakukannya ialah mulai terjadinya gerhana sampai kembali seperti semula.

Dalam buku Shalat-Shalat Sunnah karya Siti Barokah, cara mengerjakan sholat gerhana adalah dilakukan sebanyak dua rakaat sebagaimana sholat biasa, boleh dilakukan sendiri-sendiri maupun berjamaah. Sholat yang berjumlah dua rakaat ini terdiri dari 4 ruku' dan 4 sujud, maksudnya setelah ruku' dan i'tidal membaca surat Al-Fatihah lagi kemudian ruku' dan i'tidal sekali lagi dilanjutkan sujud seperti biasa.

Perintah untuk mengerjakan sholat gerhana bersandar pada hadits sebagaimana terdapat dalam kitab Bulughul Maram karya Ibn Hajar Al-Asqalani. Al-Mughirah ibn Syu'bah RA pernah berkata,

الْكَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ مَاتَ إِبْرَاهِيمُ فَقَالَ النَّاسُ : اِنْكَسَفَتِ الشَّمْسُ لِمَوْتِ إِبْرَاهِيْمَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوْهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوْا حَتَّى تَنْكَشِفَ

Artinya: "Pada zaman Rasulullah SAW pernah terjadi gerhana matahari, yaitu pada hari wafatnya Ibrahim. Lalu orang-orang berseru, 'Terjadi gerhana matahari karena wafatnya Ibrahim.' Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian dan kehidupan seseorang. Jika kalian melihat keduanya (mengalami gerhana), berdoalah kepada Allah dan sholatlah hingga kembali seperti semula'." (HR Al- Bukhari dan Muslim)

Niat Sholat Gerhana

Gerhana terbagi menjadi dua jenis, yakni gerhana bulan dan gerhana matahari. Secara niat, tentu saja niat sholat gerhana bulan berbeda dengan niat sholat gerhana matahari.

Mengutip buku Fasholatan Lengkap yang diterjemahkan oleh Ahmad Hisyam, berikut bacaan masing-masing:

1. Niat Sholat Gerhana Matahari

أُصَلَّى السُنَّةَ لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلَّهِ تعالى

Arab latin: Usholla sunnata likusûfisy-syamsi rak'ataini mustaqbilal qiblati lillâhita'âlâ.

Artinya: "Saya niat sholat sunnah gerhana matahari dua rakaat menghadap kiblat karena Allah."

2. Niat Sholat Gerhana Bulan

أُصَلَّى السُنَّةَ لِحُسُوْفِ الْقَمَرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Usholla sunnata lihusûfil qamari rak'ataini mustaqbilal qiblati lillâhita'âlâ.

Artinya: "Saya niat sholat sunnah gerhana bulan dua rakaat menghadap kiblat karena Allah."

Tata Cara Sholat Jenazah

Dalam bukunya yang berjudul Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq, Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi menjelaskan bahwa sholat sunnah lebih dianjurkan dilakukan secara berjamaah. Hal ini karena sholat tersebut diawali dengan panggilan "Asshalatu jami'ah (mari sholat berjamaah)" dari imam.

Adapun tata cara sholat gerhana mengutip dari sumber yang sama adalah sebagai berikut:

  1. Niat.
  2. Takbiratul ihram.
  3. Membaca doa iftitah, kemudian dilanjutkan dengan ta'awudz dan surah Al-Fatihah secara lantang.
  4. Membaca surah Al-Baqarah atau surah lain yang setara panjangnya dibaca secara lantang.
  5. Melakukan rukuk sambil memanjangkannya.
  6. Bangkit dari ruku' (i'tidal) sambil mengucapkan, "Sami'allahu liman hamidah, Rabbana wa lakal hamd."
  7. Setelah i'tidal, tidak langsung sujud, melainkan dilanjutkan dengan membaca surah Al-Fatihah dan surah lainnya. Bagian berdiri kedua ini lebih singkat daripada yang pertama, hanya membaca surah Al-Fatihah dan surah Ali Imran.
  8. Melakukan ruku' kembali, dengan durasi yang lebih pendek daripada ruku' sebelumnya.
  9. Bangkit dari ruku' dan i'tidal yang kedua.
  10. Melakukan sujud yang lebih lama, sama seperti sujud pada ruku' pertama.
  11. Duduk di antara dua sujud.
  12. Melakukan sujud kedua yang lama, setara dengan sujud kedua pada ruku' kedua.
  13. Bangkit dari sujud, lalu melaksanakan rakaat kedua seperti rakaat pertama, namun bacaan dan gerakannya lebih singkat. Pada rakaat kedua, dianjurkan untuk membaca surah An-Nisa dan surah Al-Maidah.
  14. Melakukan salam.
  15. Tata cara sholat gerhana ditutup dengan mendengarkan dua khutbah tausiyah.



(hnh/kri)

Hide Ads