Dalil menjaga pandangan dijelaskan dalam Al-Qur'an dan juga hadits Rasulullah SAW. Setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan wajib menjaga pandangan agar tidak terjerumus pada kemaksiatan.
Pandangan mata bisa menjadi sumber dari datangnya keburukan, untuk itu Islam menegaskan pentingnya menjaga dan membatasi pandangan.
Dalam buku Hak-Hak yang Wajib Anda Ketahui dalam Islam karya Syaikh Muhammad Hassan, memelihara dan menahan pandangan mata adalah mukadimah yang bersifat logis untuk memelihara kemaluan. Atau memelihara kemaluan itu bersifat logis untuk menjaga pandangan mata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Allah SWT menjadikan mata sebagai cermin hati. Jika seorang hamba menundukkan matanya, maka hati akan menundukkan syahwat dan keinginannya. Jika seorang melepaskan pandangannya, maka hati akan melepaskan syahwatnya.
Dalil Menjaga Pandangan
Allah SWT melalui firman-Nya dalam ayat-ayat Al-Qur'an menjelaskan tentang batasan seorang muslim dalam menjaga pandangan. Rasulullah SAW juga menjelaskannya melalui hadits. Berikut beberapa dalil yang menerangkan tentang menjaga padangan:
1. Surat An-Nur Ayat 30
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا۟ مِنْ أَبْصَٰرِهِمْ وَيَحْفَظُوا۟ فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا يَصْنَعُونَ
Artinya: Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".
2. Surat An-Nur Ayat 31
وَقُل لِّلْمُؤْمِنَٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَآئِهِنَّ أَوْ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَآئِهِنَّ أَوْ أَبْنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ أَخَوَٰتِهِنَّ أَوْ نِسَآئِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّٰبِعِينَ غَيْرِ أُو۟لِى ٱلْإِرْبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفْلِ ٱلَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا۟ عَلَىٰ عَوْرَٰتِ ٱلنِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
3. Hadits Menjaga Pandangan pada Lawan Jenis
Dari Abdullah bin Abbas RA, ia berkata, "Ketika al-Fadhal membonceng Rasulullah SAW, tiba-tiba datang seorang wanita dari suku Khats'am sehingga al-Fadhal memandangnya dan wanita itu pun memandang kepadanya. Rasulullah SAW kemudian mengalihkan wajah Al-Fadhal ke arah yang lain. Wanita itu berkata, 'Sesungguhnya kewajiban yang telah Allah tetapkan sampai kepada bapakku ketika dia sudah berusia lanjut, bahkan dia tidak mampu untuk menempuh perjalanannya, apakah boleh aku menghajikannya?' Beliau menjawab, 'Ya.' Peristiwa itu terjadi ketika haji wada."
Mengutip buku Tausiyah Nabi untuk Para Bidadari oleh Tim Dar El-Irfan, agama Islam sangat menekankan dan mengedepankan etika kepada pemeluknya. Hal ini tentunya demi kebaikan dan kemaslahatan jangka panjang yang akan dirasakan oleh kaum muslimin maupun muslimat yang menjalankannya. Menjaga diri dari akhlak yang buruk dan rendah serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari ajaran Islam.
Rasulullah SAW mengajarkan umatnya agar menjaga pandangan saat bertatap muka dengan lawan jenis. Hadits di atas menggambarkan cara Rasulullah SAW yang santun untuk mencegah kemungkaran tanpa adanya amarah, mencela apalagi memaki sang sahabat, Fadhl bin Abbas bin Abdul Muthalib.
4. Hadits Pandangan Termasuk Zina
Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah RA, ia berkata, "Nabi SAW bersabda, "Bentuk zinanya sepasang mata ialah memandang. Bentuk zinanya mulut ialah berbicara. Bentuk zinanya tangan ialah menindak. Bentuk zinanya kaki ialah melangkah. Bentuk zinanya hati ialah berkeinginan mendapatkan sesuatu dan berangan-angan. Dan kemaluanlah yang membenarkan atau mendustakan hal tersebut." (HR Bukhari dan Muslim)
5. Hadits Pandangan Termasuk Godaan Iblis
Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Pandangan adalah salah satu anak panah beracun iblis. Siapa yang menundukkan padangannya dari kecantikan wanita maka Allah SWT akan memberinya cahaya di hatinya."
Mengutip buku Jadilah Istri yang Disenangi Allah, Rasulullah dan Suami karya Imroatul Mufidah, dijelaskan bahwa menjaga pandangan dapat dimaknai sebagai upaya untuk menjaga diri dari melihat sesuatu yang dapat menimbulkan syahwat, sehingga mendorong kita untuk melakukan sesuatu yang dapat melanggar norma agama Islam.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi