Indonesia pernah memiliki presiden dan wakil presiden yang berlatarbelakang santri. Mereka adalah presiden Abdurrahman Wahid dan wakil presiden Ma'ruf Amin.
Saat Apel Hari Santri Nasional 2024, Menteri Agama (Menag) RI, Prof. Nasaruddin Umar, sempat menyinggung hal tersebut. Ia hendak memberikan semangat kepada para santri untuk bisa memiliki cita-cita setinggi langit.
Karena santri memiliki potensi menjadi pemimpin bangsa. Seperti yang telah dibuktikan oleh Gus Dur dan Kiai Ma'ruf Amin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Santri bisa menjadi apa saja. Santri bisa menjadi presiden, dan kita punya presiden yang berlatarbelakang santri yaitu Kiai Haji Abdurrahman Wahid yang kita kenal Gus Dur," kata Nasaruddin Umar di Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa (22/10/2024).
"Santri juga bisa menjadi wakil presiden, dan kita punya wakil presiden yang berlatarbelakang santri, yaitu Kiai Haji Ma'ruf Amin," lanjutnya.
Berikut profil kedua pejabat negara itu.
Abdurrahman Wahid
![]() |
Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur adalah Presiden RI yang ke-4. Gus Dur merupakan satu-satunya presiden yang berlatar belakang santri.
Mengutip laman Perpustakaan Nasional, Gus Dur lahir di desa Denanyar, Jombang, Jawa Timur, tanggal 4 Agustus 1940.
Gus Dur adalah anak dari seorang pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH. Wahid Hasyim. Sedangkan Ibunya bernama Hj. Sholehah, ia merupakan putri pendiri Pesantren Denanyar Jombang, K.H. Bisri Syamsuri.
Artinya, Gus Dur adalah cucu dari K.H. Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
Gus Dur menghabiskan masa mudanya di Yogyakarta dan Tegalrejo. Saat berada di dua tempat ini, pengembangan ilmu pengetahuan beliau mulai meningkat.
Kemudian Gus Dur mengemban pendidikan di Pesantren Tambakberas, Jombang, Jawa Timur. Setelah itu ia melanjutkan studinya di Mesir.
Sebelum berangkat ke Mesir, pamannya telah melamarkan seorang gadis untuknya, yaitu Sinta Nuriyah, putri Haji Muh. Sakur. Pernikahannya dilangsungkan saat Gus Dur masih berada di Mesir.
Pada tahun 1971, Gus Dur kembali ke Jombang dan memilih menjadi guru. Ia bergabung di Fakultas Ushuludin Universitas Tebuireng (Universitas Hasyim Asy'ari).
Tahun 1979, Gus Dur pindah ke Jakarta dan mendirikan Pesantren Ciganjur. Tahun 1980, Gus Dur dipercaya sebagai wakil katib syuriah PBNU.
Pada tahun 1984, beliau terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PBNU. Kepercayaan para ulama dan warga NU terhadap Gus Dur terus terjaga, sampai ia terpilih kembali pada dua periode berikutnya.
Gus Dur pun akhirnya melepas jabatan ketua umum PBNU ketika dipilih menjadi presiden RI yang ke-4.
Ma'ruf Amin
![]() |
Ma'ruf Amin adalah wakil presiden RI yang ke-13. Ia mendampingi Presiden Joko Widodo pada masa jabatan 2019-2024.
Mengutip buku Kiai Ma'ruf Amin: Menyelami Jejak Pemikiran Sang Politisi, Pemikir, dan Ulama Besar karya A.R. Shohibul Ulum, Ma'ruf Amin lahir di Kota Tangerang, Banten, pada 11 Maret 1943. Sejak SD, ia sudah mengemban pendidikan di sekolah agama.
Pada tahun 1958-1961, Ma'ruf Amin melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, hingga SMA. Kemudian ia melanjutkan kuliahnya di Fakultas Ushuluddin Universitas Ibnu Chaldun, Bogor, pada tahun 1967.
Setelah lulus, Ma'ruf Amin memilih untuk menjadi guru hingga dosen di beberapa sekolah. Kemudian ia terjun ke politik, mulai dari anggota legislatif hingga ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Ma'ruf Amin juga pernah menduduki jabatan sebagai ketua Nahdlatul Ulama (NU) Jakarta. Beberapa jabatan di PBNU pun juga pernah ia jabat, seperti Katib 'Aam Syuriah hingga Rois Syuriah PBNU.
Besar dan tumbuh di kalangan pesantren membuat Ma'ruf Amin tergerak untuk mendirikan ponpes sendiri. Ia pun akhirnya mendirikan Pondok Pesantren An-Nawawi di Serang, Banten.
(hnh/inf)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Merapat! Lowongan di BP Haji Bisa untuk Nonmuslim