Surat Muhammad dan Isi Kandungannya dalam Al-Qur'an

Surat Muhammad dan Isi Kandungannya dalam Al-Qur'an

Amelia Ghany Safitri - detikHikmah
Sabtu, 14 Sep 2024 15:03 WIB
Photo of open Holy Book Koran on table by hourglass.  No people are seen in frame. Shot indoor with a full frame mirrorless camera.
Ilustrasi Al-Qur'an surat Muhammad. Foto: Getty Images/iStockphoto/selimaksan
Jakarta -

Surat Muhammad adalah surat ke ke-47 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 38 ayat. Nama lain dari surat ini memiliki makna peperangan.

Dikutip dari Tafsir Al-Azhar Jilid 9 karya Prof. Dr. Hamka, surat ini dinamakan berdasarkan nama Nabi Muhammad SAW, namun juga dikenal dengan nama lain Al-Qitaal yang berarti peperangan karena isinya banyak membahas tentang konflik dan pertempuran.

Sebagian lain dari isi kandungan surat ini menjelaskan tentang perbedaan antara jalan kebenaran dan kesalahan serta panduan bagi muslim dalam menghadapi berbagai tantangan. Berikut isi kandungan surat Muhammad selengkapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

4 Isi Kandungan Surat Muhammad dalam Al-Qur'an

1. Ketegasan Muslim dalam Perang

Ibnu Katsir menafsirkan dalam kitab Tafsir Jilid 7 terjemahan Abdul Ghoffar dan Abu Ihsan al-Atsari, surat Muhammad dimulai dengan membahas sikap tegas dalam peperangan. Kaum muslim tidak boleh mundur atau merasa takut ketika berperang karena perang adalah cara untuk menegakkan kebenaran.

Ditegaskan bahwa dalam situasi perang, muslim harus tegas dan berani. Jika terpaksa, mereka harus melawan musuh dengan kekuatan.

ADVERTISEMENT

Dalam ayat keempat, surat ini memberikan petunjuk tentang bagaimana berperang dengan musuh. Ketika bertempur, pukul musuh di bagian leher. Jika musuh sudah lemah, mereka harus ditangkap dan bisa dibebaskan dengan mudah atau dengan pembayaran tebusan.

Allah SWT berfirman dalam surat Muhammad ayat 4:

فَاِذَا لَقِيْتُمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَضَرْبَ الرِّقَابِۗ حَتّٰٓى اِذَآ اَثْخَنْتُمُوْهُمْ فَشُدُّوا الْوَثَاقَۖ فَاِمَّا مَنًّا ۢ بَعْدُ وَاِمَّا فِدَاۤءً حَتّٰى تَضَعَ الْحَرْبُ اَوْزَارَهَاۛ ذٰلِكَۛ وَلَوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ لَانْتَصَرَ مِنْهُمْ وَلٰكِنْ لِّيَبْلُوَا۟ بَعْضَكُمْ بِبَعْضٍۗ وَالَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَلَنْ يُّضِلَّ اَعْمَالَهُمْ

Artinya: "Apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir (di medan perang), maka pukullah batang leher mereka. Selanjutnya apabila kamu telah mengalahkan mereka, tawanlah mereka, dan setelah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang selesai."

2. Perbedaan Kafir dan Orang Beriman

Surat ini juga membedakan antara orang yang beriman dan yang tidak percaya kepada Allah SWT. Dijelaskan bahwa Allah SWT adalah pelindung bagi orang beriman dan musuh bagi orang kafir.

Orang yang beriman dan beramal saleh akan mendapatkan petunjuk dan keamanan, sedangkan orang kafir yang menghalangi jalan Allah SWT akan tersesat dan mengalami kegagalan.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Muhammad ayat 11:

ذلك بأنَّ اللهَ مَوْلَى الَّذِينَ ءَامَنُوا وَأَنَّ الْكَافِرِينَ لَا مَوْلَى لَهُمْ

Artinya: "Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah SWT adalah Pelindung orang-orang yang beriman dan karena sesungguhnya orang-orang kafir itu tiada mempunyai pelindung."

Selain itu, Allah SWT berfirman dalam potongan surat Muhammad ayat 12:

وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ ٱلْأَنْعَٰمُ وَٱلنَّارُ مَثْوًى لَّهُمْ ...

Artinya: "...Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang, mereka makan seperti makannya binatang."

4. Peringatan untuk Teguh dalam Kebenaran

Surat ini juga menyoroti bahaya dari orang-orang munafik yang tampak beriman namun sebenarnya tidak konsisten dalam keyakinannya. Mereka yang tidak benar-benar percaya akan menghadapi ancaman serius dan kegagalan dalam upaya mereka.

Orang-orang kafir dan menghambat jalan Allah SWT, mereka sendiri yang akan tersesat jalan mereka.

Sementara itu, orang yang beriman dan beramal saleh dengan menempuh jalan yang diturunkan dan ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW, akan dijauhkan dari jalan yang jahat akan dan perasaan hati yang resah gelisah. Allah SWT berfirman dalam surat Muhammad ayat 34:

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَشَاۤقُّوا الرَّسُوْلَ مِنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْهُدٰى لَنْ يَّضُرُّوا اللّٰهَ شَيْـًٔاۗ وَسَيُحْبِطُ اَعْمَالَهُمْ

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah SWT, kemudian mereka mati dalam keadaan kafir, maka sekali-kali Allah SWT tidak akan memberi ampun kepada mereka."

5. Perintah untuk Taat

Surat ini ditutup dengan perintah tegas untuk taat kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Muslim diingatkan untuk tidak merusak amalan mereka dan diyakinkan bahwa Allah SWT senantiasa bersama orang-orang yang beriman.

Allah berfirman dalam surat Muhammad ayat 33:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَلَا تُبْطِلُوٓا۟ أَعْمَٰلَكُمْ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.

Secara keseluruhan, surat Muhammad menggarisbawahi pentingnya keberanian dan keteguhan dalam menghadapi musuh demi menegakkan kebenaran.

Dengan memberikan pedoman jelas mengenai peperangan dan perbedaan antara iman dan kekufuran, surat ini juga mengingatkan muslim tentang tanggung jawab umat Islam untuk mempertahankan ajaran Allah SWT dan kesetiaan kepada-Nya. Wallahu a'lam.




(rah/rah)

Hide Ads