Al-Kautsar Surat Terpendek dalam Al-Qur'an, Punya Makna yang Mendalam

Al-Kautsar Surat Terpendek dalam Al-Qur'an, Punya Makna yang Mendalam

Lusiana Mustinda - detikSumut
Sabtu, 05 Apr 2025 06:30 WIB
Ilustrasi membaca Al-quran (quran).
Foto: Freepik
Medan -

Al-Kautsar merupakan surat terpendek dalam Al-Qur'an karena hanya memiliki tiga ayat. Meski pendek, surat Al-Kautsar ternyata memiliki makna mendalam.

Selain Al-Kautsar, ada surah Al-Ashr yang juga memiliki tiga ayat. Tapi kosa kata di surah Al-Kautsar yang terpendek.

Dikutip detikHikmah, disebut "Al-Kautsar" karena dimulai dengan firman Allah yang berbunyi: "Inna a'thainaakal kautsar."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip buku Tafsir Ayat-ayat Pilihan yang ditulis Wafi Marzuqi Ammar, Al-Kautsar adalah kebaikan yang terus diberikan baik di dunia maupun akhirat. Di antaranya adalah telaga Al-Kautsar di surga.

Surat Terpendek dalam Al-Qur'an: Al-Kautsar Ayat 1-3

ADVERTISEMENT

اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ ١

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) nikmat yang banyak."

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ ٢

Artinya: "Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!"

اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ࣖ ٣

Artinya: "Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah)."

Pada surah Al-Kautsar ayat 1 (innā a'thaynāka al-kawtsar). Dalam keterangan Ibn Katsir berdasarkan riwayat Anas bin Malik yang dilansir oleh Ahmad bin Hanbal, Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasa'i bahwa Nabi SAW menjelaskan lafadz al-kautsar adalah sungai atau telaga di surga yang dihadiahkan kepada Rasulullah SAW.

Sungai tersebut oleh Rasulullah SAW diperuntukkan bagi umatnya kelak saat di surga. Dari Anas bahwa ada seorang laki-laki bertanya: "Wahai Rasulullah apakah al-Kautsar itu?" Beliau menjawab: "Al-Kawtsar adalah sungai di surga yang dianugerahkan Tuhanku kepadaku. Sungai itu lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Di dalamnya ter-dapat burung-burung yang lehernya seperti leher unta."

Dalam Tafsir Al-Qur'an dalam Sejarah Perkembangannya yang ditulis Syukron Affani, riwayat di atas ini bersifat kontekstual-parsial-personal (terikat dengan situasi dan pribadi tertentu, yaitu Rasulullah) sehingga memberi kesan spesifik untuk Nabi sementara pesan-pesan Al-Qur'an diperuntukkan bagi semua manusia terlebih orang beriman.

Ayat al-Kautsar dengan riwayat dari Nabi tersebut dapat dipahami secara umum sebagai nikmat Allah SWT yang sangat banyak yang tak terhitung dan sering kali tidak disadari keanugerahannya.

Pada surat sebelumnya (Al-Ma'un), Allah SWT menjelaskan bahwa orang-orang kafir dan munafik yang mendustakan hari kebangkitan, mempunyai empat sifat: Menghardik anak yatim (yadu'ul yatiim), tidak mendorong orang lain memberi makan fakir miskin (walaa yahudhdhu 'ala tha'amil miskin), meninggalkan shalat (an shalaatihim saahun), dan menolak berzakat atau memberi kebaikan (wa yamna'uunal maa'un).

Kemudian pada surat ini (Al-Kautsar) Allah SWT menjelaskan kebalikan daripada keempat sifat buruk tadi kepada Nabi SAW. Dia menjelaskan telah memberikan kepada beliau Al-Kautsar sebagai ganti sifat pelit dalam firman-Nya: "Inna a'thainaakal kautsar." Artinya: Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang sangat banyak. Karena itu banyaklah memberi dan jangan pelit.

Kemudian Allah SWT juga memerintah beliau untuk rutin mengerjakan shalat. Dia berfirman: "Fashalli." Maksudnya: Teruslah mengerjakan salat. Ini lawan meninggalkan salat.






(astj/astj)


Hide Ads