Perang Badar merupakan pertempuran besar dalam Islam. Jumlah pasukan muslim dan kafir Quraisy kala itu tak seimbang.
Dinukil dari kitab As-Sirah an-Nabawiyah tulisan Abul Hasan Ali al-Hasani an-Nadwi yang diterjemahkan Muhammad Halabi Hamdi dkk, Perang Badar disebabkan perseteruan umat Islam dengan kaum Quraisy yang musyrik. Mereka kala itu selalu berupaya memerangi umat Islam dan menghalangi jalan Allah SWT sehingga menyulitkan kehidupan kaum muslimin.
Dikisahkan dalam Ar-Rahiq al-Makhtum-Sirah Nabawiyah karya Shafiyurrahman al-Mubarakfuri terjemahan Faris Khairul Anam, Perang Badar meletus ketika pasukan Madinah menghadang kafilah dagang Quraisy yang pulang dari Syam menuju Makkah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Waktu itu, kafilah dagang Quraisy itu membawa harta kekayaan penduduk Makkah yang jumlahnya sangat banyak hingga mencapai 1.000 unta. Mereka membawa harta benda yang nilainya tidak kurang dari 5.000 dinar emas.
Hal tersebut menjadi kesempatan emas bagi pasukan Madinah untuk melancarkan pukulan yang telak bagi orang-orang kafir Quraisy. Ini adalah serangan dalam bidang politik, ekonomi, dan militer.
Oleh sebab itu, Rasulullah SAW mengumumkan kepada orang-orang muslim seraya mengatakan,
"Ini adalah kafilah dagang Quraisy yang membawa harta benda mereka. Hadanglah kafilah itu, semoga Allah SWT memberikan barang rampasan itu kepada kalian."
Hal ini menyebabkan Perang Badar pecah. Tanpa rasa takut, Nabi Muhammad SAW dan pasukannya berangkat dari Madinah menuju medan pertempuran.
Dengan taktik dan siasat dari sang rasul, pasukan Islam sampai terlebih dahulu ke mata air Badar. Hal ini menjadi taktik dan siasat bagi pasukan muslim supaya mereka memiliki cadangan air di tengah lembah gurun Badar.
Hingga akhirnya peperangan pun dimulai. Orang pertama yang menjadi korban ialah Al-Aswad bin Abdul Asad Al-Makhzumi ia adalah seorang laki-laki yang kasar dan buruk akhlaknya.
Ia keluar barisan dan mengancam pasukan muslim, ia datang untuk merebut mata air dan mengambil air minum. Namun kedatangannya langsung disambut oleh Hamzah bin Abdul Muthalib.
Setelah saling berhadapan Hamzah langsung menebas kaki Al-Aswad di bagian betis, ia pun lalu merangkak dan tercebur ke dalamnya. Secepat kilat Hamzah berhasil menyerang dan membuatnya meninggal dunia.
Setelah itu, perang pun pecah dan orang Quraisy kehilangan 3 orang penunggang kuda yang merupakan komando pasukan mereka. Hal itu, membuat pasukan Quraisy murka dan menyerang pasukan muslim dengan membabi buta.
Di sisi lain, Rasulullah SAW berdoa kepada Allah SWT dan memohon kemenangan, hingga akhirnya Rasulullah SAW dilanda rasa kantuk. Dalam riwayat Muhammad bin Ishaq disebutkan:
"Rasulullah SAW bersabda, "Bergembiralah wahai Abu Bakar. Telah datang pertolongan Allah SWT kepadamu. Inilah Jibril yang datang sambil memegang tali kekang kuda yang ditungganginya di atas gulungan-gulungan debu."
Orang-orang muslim pun bertempur dengan bantuan para malaikat. Disebutkan dalam riwayat Ibnu Sa'd dari Ikrimah, dia berkata, "Pada saat itu ada kepala orang musyrik yang terkulai, tanpa diketahui siapa yang telah membabatnya. Ada pula tangan yang putus, tanpa diketahui siapa yang membabatnya." Hingga akhirnya pasukan muslim pun menang dan orang Quraisy mundur dari pertempuran.
(aeb/inf)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Guru Madin Dituntut Rp 25 Juta, FKDT Sayangkan Sikap Wali Murid