Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dibunuh dengan rudal kendali ketika berada di Teheran, Iran. Warga Gaza di kamp pengungsian turut berduka dan mengaku kehilangan saat mendengar kabar tersebut.
Salah satunya warga di kamp-kamp pengungsian di Deir el-Balah, Jalur Gaza bagian tengah. Saleh al-Shannat (67) mengatakan kabar duka tersebut adalah kabar yang menyakitkan.
"Palestina kehilangan seorang pemimpin yang hebat," katanya kepada Al Jazeera sambil meneteskan air mata, dikutip Kamis (1/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayah dari 12 anak itu mengatakan, Haniyeh bukan hanya pemimpin Hamas melainkan pemimpin Palestina.
"Ia adalah mantan perdana menteri dalam pemerintahan persatuan Palestina dan seorang pemimpin yang cinta damai. Kehilangannya sangat besar bagi kami," ujar pengungsi dari Beit Lahiya di Gaza utara tersebut.
Saleh mengaku kenal Haniyeh secara pribadi melalui pekerjaannya di komite mediasi yang menyelesaikan pertikaian lokal. Ia bertemu Haniyeh di sana.
"Saya mengenalnya secara pribadi. Dia tidak pernah menolak pertanyaan dan selalu berusaha melayani masyarakat dan kepentingan mereka," kenangnya.
Warga Gaza Kini Semakin Putus Asa
Abdul Salam al-Bik (47) mengaku kaget dengan kabar duka yang datang dari bos Hamas tersebut. Sejak kabar itu tersiar, ia mengaku semakin pesimis kesepakatan gencatan senjata tercapai.
"Ismail Haniyeh adalah seorang warga Palestina sebelum ia menjadi seorang pemimpin. Namun pembunuhannya hari ini menjadikannya sebuah statistik di antara banyak orang yang telah menjadi sekadar angka setelah kematian mereka," tutur dia.
Pengungsi asal lingkungan Zeitoun di Kota Gaza tersebut mengatakan, pembunuhan Haniyeh tidak akan merubah kondisi apapun di lapangan--Israel terus menyerang, tidak ada gencatan senjata, dan tidak ada tindakan tegas dari masyarakat dunia.
"Membunuh wanita, anak-anak, dan orang tua juga tidak akan mengubah apa pun. Bahkan jika seluruh penduduk Palestina dimusnahkan, tidak akan ada yang bertindak," ujarnya.
"Sebagai warga Palestina, saya merasa dunia sudah muak dengan kami. Rezim Arab dan asing sudah muak dengan berita kami," sambung dia lagi.
Abdul melanjutkan, warga Palestina terus-terusan kehilangan pemimpinnya baik pemimpin nasional maupun kalangan elit masyarakat. "Perang ini bukan melawan Hamas. Perang ini melawan semua yang ada di Palestina - bahkan air dan udara yang kita hirup," katanya
Nour Abu Salama (41) mengungkapkan keputusasaan serupa. Ibu tujuh anak ini memprediksi hanya akan ada sedikit kecaman atau tindakan dari masyarakat internasional.
"Apakah ada yang bertindak ketika ribuan wanita dan anak-anak terbunuh di Gaza? Apakah ada yang bertindak ketika mereka melihat kami menjalani kehidupan yang penuh penghinaan dan penderitaan di tenda-tenda?" tanyanya.
"Apakah sekarang ada yang akan tergerak oleh pembunuhan Ismail Haniyeh? Tentu saja tidak," sambungnya lagi.
Wanita yang mengungsi dari kota Jabalia di Gaza utara turut berduka dengan tewasnya Haniyeh meskipun ia tidak sependapat dengan Hamas. Pada akhirnya, menurut Salama, Haniyeh adalah sosok pemimpin politik yang sedang bernegoisasi untuk mengakhiri perang.
Zahwa al-Samouni (62) turut menambahkan pembunuhan Haniyeh adalah "kerugian bagi semua warga Palestina". Ia menyebut Israel tidak pandang bulu antara pemimpin, pejuang, atau warga sipil.
"Saya warga sipil yang terusir, dan saya bisa menjadi sasaran kapan saja," katanya.
Diberitakan, Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran ketika ia terbunuh dalam serangan udara Israel pada Rabu (31/7/2024).
Kelompok Hamas telah mengonfirmasi kematian Haniyeh. Hamas menyatakan bahwa Haniyeh tewas dalam serangan udara Israel di Teheran setelah menghadiri seremoni pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian.
Garda Revolusi Iran juga mengonfirmasi kematian Haniyeh dalam serangan di wilayahnya. Laporan kantor berita Iran, Fars News Agency, bahkan menyebut Haniyeh yang sedang berada di Teheran tewas akibat "serangan rudal yang diluncurkan dari udara".
Sejauh ini, pemerintah maupun militer Israel belum secara resmi mengomentari kematian Haniyeh.
(rah/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!