Mandi Idul Adha Apakah Wajib Keramas? Begini Penjelasannya

Mandi Idul Adha Apakah Wajib Keramas? Begini Penjelasannya

Hanif Hawari - detikHikmah
Minggu, 16 Jun 2024 18:45 WIB
Ilustrasi cara mandi wajib laki-laki
Ilustrasi mandi Idul Adha (Foto: Dok. Canva)
Jakarta -

Mandi sebelum melaksanakan sholat Idul Adha adalah hal yang biasa dilakukan oleh umat Islam. Selain untuk kebersihan, mandi juga menjadi sunah yang dianjurkan.

Lantas, apakah mandi Idul Adha ini harus diiringi dengan keramas? Berikut penjelasannya.

Tata Cara Mandi Idul Adha

Mengutip buku Fikih Sunnah Jilid 1 oleh Sayyid Sabiq, pada dasarnya, Mandi Idul Adha hukumnya sunah bukan wajib. Dalam proses mandi Idul Adha, kita juga tidak diwajibkan untuk keramas.

Namun, keramas dianjurkan untuk membersihkan rambut dan kulit kepala secara menyeluruh. Hal ini sejalan dengan tujuan mandi Idul Adha, yaitu untuk mensucikan diri secara lahir dan batin.

Dirangkum dari buku Panduan Ibadah Lengkap Ibadah Menurut Al-Quran, As-Sunnah, dan Pendapat Para Ulama oleh Muhammad Al-Baqir, berikut ini adalah tata cara mandi Idul Adha lengkap:

  1. Membaca niat terlebih dahulu. Niat ini cukup dilakukan dalam hati
  2. Membasuh kedua telapak tangan tiga kali
  3. Melakukan wudhu secara sempurna, mulai dari tangan hingga kaki. Wudhu ini dilakukan sebelum menyiramkan air ke seluruh badan
  4. Menyiramkan air ke kepala sebanyak tiga kali, sambil menyelipkan jari-jari tangan ke sela-sela rambut sehingga air membasahi kulit kepala
  5. Menyiramkan air ke seluruh tubuh, dimulai dari sisi kanan lalu ke sisi kiri. Jangan lupa untuk menggosok bagian tubuh yang sulit dijangkau air, seperti telinga, pusar, bawah lengan, sela-sela jari kaki, dan lekukan tubuh lainnya

Niat Mandi Idul Adha

Mandi Idul Adha merupakan salah satu sunah yang banyak dilakukan umat Islam untuk menyambut Hari Raya Idul Adha. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk mengetahui niat mandi Idul Adha.

Dikutip dari buku 71 Doa Harian Disertai Doa-Doa Ibadah Lengkap oleh K.H. M. Yusuf Chudlori, berikut adalah niat mandi idul Adha:

Ω†ΩŽΩˆΩŽΩŠΩ’Ψͺُ Ψ§Ω„Ω’ΨΊΩΨ³Ω’Ω„ΩŽ Ω„ΩΩŠΩŽΩˆΩ’Ω…Ω ΨΉΩΩŠΩ’Ψ―Ω Ψ§Ω„Ω’Ψ§ΩŽΨΆΩ’Ψ­ΩŽΩ‰ ِ Ψ³ΩΩ†ΩŽΩ‘Ψ©Ω‹ ِللهِ ΨͺΩŽΨΉΩŽΨ§Ω„ΩŽΩ‰

Nawaitul gusla liyaumi 'iidil Adha sunnatal Lillahi Ta'alaa.

Artinya: "Aku niat mandi pada hari Raya Idul Adha sunah karena Allah Ta'ala."

Hukum Mandi Idul Adha

Dilansir dari buku Fikih Sunnah Jilid 1 oleh Sayyid Sabiq, para ulama menyatakan bahwa mandi pada hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha hukumnya adalah sunah. Meskipun tidak ada satu pun hadits sahih yang menjelaskan hal ini.

Meskipun demikian, terdapat beberapa perkataan sahabat yang menyebut bahwa mandi pada dua hari raya adalah sunah. Pendapat ini sudah cukup untuk dijadikan sebagai landasan.

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, sahabat Al Faqih bin Sa'ad RA pada hadits berikut ini.

ΩƒΩŽΨ§Ω†ΩŽ Ψ±ΩŽΨ³ΩΩˆΩ„Ω Ψ§Ω„Ω„ΩŽΩ‘Ω‡Ω -Ψ΅Ω„Ω‰ Ψ§Ω„Ω„Ω‡ ΨΉΩ„ΩŠΩ‡ ΩˆΨ³Ω„Ω…- ΩŠΩŽΨΊΩ’ΨͺΩŽΨ³ΩΩ„Ω ΩŠΩŽΩˆΩ’Ω…ΩŽ الْفِطْرِ ΩˆΩŽΩŠΩŽΩˆΩ’Ω…ΩŽ Ψ§Ω„Ψ£ΩŽΨΆΩ’Ψ­ΩŽΩ‰

Artinya: "Rasulullah SAW biasa mandi pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha."

Doa setelah Mandi Idul Adha

Doa setelah mandi termasuk ke dalam salah satu yang sunah. Menukil buku Praktik Mandi Janabah Rasulullah Menurut Empat Madzhab karya Isnan Ansory, berikut merupakan doa setelah mandi wajib dan sunah, termasuk mandi Idul Adha:

Ψ£ΩŽΨ΄Ω’Ω‡ΩŽΨ―Ω Ψ£ΩŽΩ†Ω’ Ω„Ψ§ΩŽ Ψ₯ΩΩ„ΩŽΩ‡ΩŽ Ψ₯ΩΩ„Ψ§ΩŽΩ‘ Ψ§Ω„Ω„ΩŽΩ‘Ω‡Ω ΩˆΩŽΨ­Ω’Ψ―ΩŽΩ‡Ω Ω„Ψ§ΩŽ Ψ΄ΩŽΨ±ΩΩŠΩƒΩŽ Ω„ΩŽΩ‡Ω ΩˆΩŽΨ£ΩŽΨ΄Ω’Ω‡ΩŽΨ―Ω Ψ£ΩŽΩ†ΩŽΩ‘ Ω…ΩΨ­ΩŽΩ…ΩŽΩ‘Ψ―Ω‹Ψ§ ΨΉΩŽΨ¨Ω’Ψ―ΩΩ‡Ω ΩˆΩŽΨ±ΩŽΨ³ΩΩˆΩ„ΩΩ‡Ω Ψ§Ω„Ω„ΩŽΩ‘Ω‡ΩΩ…ΩŽΩ‘ Ψ§Ψ¬Ω’ΨΉΩŽΩ„Ω’Ω†ΩΩ‰ Ω…ΩΩ†ΩŽ Ψ§Ω„ΨͺΩŽΩ‘ΩˆΩŽΩ‘Ψ§Ψ¨ΩΩŠΩ†ΩŽ ΩˆΩŽΨ§Ψ¬Ω’ΨΉΩŽΩ„Ω’Ω†ΩΩ‰ Ω…ΩΩ†ΩŽ الْمُΨͺΩŽΨ·ΩŽΩ‡ΩΩ‘Ψ±ΩΩŠΩ†ΩŽ

Asyhadu anlaa ilaha illallahu wahdahulaa syarikalahu, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu, allahummajalni minattawwabina, wajalni minal-mutathahirrin.

Artinya: "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku pula termasuk orang-orang yang selalu mensucikan diri."

Waktu Mandi Idul Adha

Menukil buku Fiqh Ibadah oleh Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, kalangan ulama Hanbali berpendapat bahwa disunahkan mandi untuk melaksanakan salat Id. Waktu pelaksanaannya dimulai sejak terbit fajar. Untuk itu, mandi sunah ini tidak dilakukan sebelum atau sesuadah fajar.

Sementara itu, menurut kalangan ulama Mazhab Maliki dan Syafi'i, perkara yang disunahkan adalah mandi untuk hari raya,. Sebab tujuannya adalah untuk menunjukkan keberhiasan. Umat Islam dapat mandi sejak sebelum fajar maupun sesudahnya, tetapi yang lebih afdhal adalah setelah fajar.

Keutamaan Mandi Idul Adha

Menurut buku Bimbingan Praktikum Ibadah (2019), disebutkan bahwa ada pahala bagi orang yang mandi sebelum sholat Idul Adha, dan tidak akan disiksa bagi yang meninggalkannya. Tujuan mandi Idul Adha adalah untuk membersihkan diri dari kotoran dan mempersiapkan diri sebelum sholat.

Mandi dalam Islam

Terdapat beberapa jenis mandi dalam Islam selain mandi hari raya. Mandi-mandi ini terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu mandi wajib dan mandi sunah.

Dilansir dari buku Buku Tuntunan Supermudah & Lengkap Shalat Wajib & Sunnah Sesuai Tuntunan Rasulullah oleh Ustad Abdul Hamid, dkk, mandi wajib atau mandi junub adalah mandi yang dilakukan untuk menghilangkan hadas besar pada tubuh kita yang disebabkan hal-hal yang mewajibkan hadas besar.

Mandi wajib juga diartikan sebagai tindakan mengalirkan air ke seluruh tubuh dengan niat, syarat, dan rukun-rukun tertentu. Berikut ini adalah niat mandi junub:

Ω†ΩŽΩˆΩŽΩŠΩ’Ψͺُ Ψ§Ω„Ω’ΨΊΩΨ³Ω’Ω„ΩŽ Ω„ΩΨ±ΩŽΩΩ’ΨΉΩ Ψ§Ω’Ω„Ψ­ΩŽΨ―ΩŽΨ«Ω Ψ§Ω’Ω„Ψ£ΩŽΩƒΩ’Ψ¨ΩŽΨ±Ω Ω…ΩΩ†ΩŽ Ψ§Ω’Ω„ΩΨ¬Ω†ΩŽΨ§Ψ¨ΩŽΨ©Ω ΩΩŽΨ±Ω’ΨΆΩ‹Ψ§ لِلهِ ΨͺΩŽΨΉΩŽΨ§Ω„ΩŽΩ‰

Arab latin: Nawaitul gusla lirafil αΈ«adatsil akbari minal jinabati fardan lillahi ta'ala

Artinya: Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah ta'ala.

Sementara itu, mandi sunah adalah mandi yang dianjurkan oleh agama Islam untuk mendapatkan pahala dan kesucian diri. Dirangkum dari buku Fikih Sunnah Jilid 1 oleh Sayyid Sabiq, berikut ini adalah beberapa mandi sunah selain mandi hari raya.

1. Mandi Sholat Jumat

Jumat adalah hari yang dimuliakan dalam Islam. Disunahkan mandi Jumat karena hari ini merupakan waktu berkumpul untuk melaksanakan salat dan ibadah lainnya. Berikut niat mandi sholat jumat:

Ω†ΩŽΩˆΩŽΩŠΩ’Ψͺُ Ψ§Ω„Ω’ΨΊΩΨ³Ω’Ω„ΩŽ Ω„ΩΨ­ΩΨΆΩΩˆΨ±Ω Ψ§Ω„Ω’Ψ¬ΩΩ…Ω’ΨΉΩŽΨ©Ω Ψ³ΩΩ†ΩŽΩ‘Ψ©Ω‹ Ω„ΩΩ„ΩŽΩ‘Ω‡Ω ΨͺΩŽΨΉΩŽΨ§Ω„ΩŽΩ‰

Nawaitul gusla li-hudhuril-jum'ati sunnatan lillahi ta ala.

Artinya: Saya berniat mandi untuk menghadiri sholat Jumat sebagai sunah karena Allah Ta'ala.

2. Mandi setelah Memandikan Mayat

Sebagian besar ulama menyatakan bahwa seseorang yang telah memandikan jenazah disunahkan untuk mandi. Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda,

مِنْ غُسْلِهِ الْغُسْلُ ΩˆΩŽΩ…ΩΩ†Ω’ Ψ­ΩŽΩ…Ω’Ω„ΩΩ‡Ω Ψ§Ω„Ω’ΩˆΩΨΆΩΩˆΨ‘Ω

Artinya: "Setelah memandikan mayit, hendaklah mandi. Dan setelah memikulnya, hendaklah berwudhu." (HR Tirmidzi)

3. Mandi Ihram

Mayoritas ulama berpendapat, seseorang yang akan melaksanakan ihram baik haji atau umrah, maka disunahkan mandi tersebut dahulu. Berikut ini adalah niat mandi ihram:

Ω†ΩŽΩˆΩŽΩŠΩ’Ψͺُ ΨΊΩΨ³Ω’Ω„ΩŽ الِΨ₯Ψ­Ψ±ΩŽΨ§Ω… Ψ³ΩΩ†ΩŽΩ‘Ψ©Ω‹ لِلهِ ΨͺΩŽΨΉΩŽΨ§Ω„ΩŽΩ‰

Nawaytu guslal ihrami sunnatan lilahi ta'ala.

Artinya: "Aku niat mandi ihram sunnah karena Allah SWT."

4. Mandi Memasuki Makkah

Seseorang yang hendak memasuki kota Makkah disunahkan untuk mandi terlebih dahulu. Hal ini berdasarkan sebuah hadits berikut,

"Ibnu Umar tidak pernah memasuki kota Makkah kecuali ia bermalam terlebih dahulu di Dzi Thuwa sampai pagi. Setelah itu, ia mandi dan baru memasuki kota Makkah pada siang hari. Ia menyebutkan bahwa hal tersebut berasal dari Nabi Muhammad SAW, bahwa beliau melakukannya." (HR Muslim)

5. Mandi ketika Hendak Wukuf di Arafah

Bagi yang hendak wukuf di Arafah saat menunaikan ibadah haji, disunahkan baginya untuk mandi. Sebagai dasar atas hal ini adalah hadits yang diriwayatkan Imam Malik dan Nafi'i bahwasanya Abdullah bin Umar RA selalu mandi ketika hendak melakukan ihram, memasuki Makkah, dan pada waktu petang menjelang wukuf.

Wallahu a'lam.




(hnh/rah)

Hide Ads