Takbiran Idul Adha Berapa Hari? Ini Ketentuan dan Bacaannya

Takbiran Idul Adha Berapa Hari? Ini Ketentuan dan Bacaannya

Annisa Dayana Salsabilla - detikHikmah
Minggu, 16 Jun 2024 16:30 WIB
Sejumlah anak tampak mengikuti takbiran keliling menggunakan obor sambut Idul Adha 1443 H, di Dusun Ngaran, Margokaton, Seyegan, Sleman, Yogyakarta, Jumat (8/7/2022).
Suasana malam takbiran Idul Adha (Foto: Pius Erlangga/detikJateng)
Jakarta -

Takbiran Idul Adha menjadi hal yang lazim dilakukan umat Islam Indonesia seperti halnya Idul Fitri. Namun, durasinya berbeda. Takbiran Idul Adha berapa hari?

Ulama kontemporer penulis kitab fikih, Sayyid Sabiq, mengatakan dalam kitab Fiqh as-Sunnah yang diterjemahkan Khairul Amru Harahap dkk, hukum bertakbir atau takbiran pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha adalah sunah.

Takbiran Idul Adha 5 Hari

Waktu bertakbir pada Hari Raya Idul Adha dimulai pada Subuh hari Arafah hingga akhir petang hari tasyrik terakhir, yaitu 13 Zulhijah. Dengan kata lain, takbiran Idul Adha dilakukan selama lima hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata dalam Fath al-Bari, "Tidak ada keterangan hadits dari Rasulullah SAW akan hal ini. Riwayat paling shahih dari para sahabat adalah keterangan dari Ali dan Ibnu Mas'ud bahwa takbir Idul Adha dimulai sejak Subuh hari Arafah hingga Asar hari terakhir di Mina. (HR Ibnu Mundzir dan lainnya)

Ini juga menjadi pendapat yang dianut Imam Syafi'i, Ahmad, Abu Yusuf, Muhammad, juga mazhab Umar serta Ibnu Abbas."

ADVERTISEMENT

Takbiran Idul Adha Jam Berapa?

Adapun mengenai jam atau waktunya, Al-Hafidz Ibnu Hajar juga menjelaskan takbiran Idul Adha boleh dilakukan pada setiap waktu sepanjang hari-hari tasyrik. Salah satu sahabat yang bertakbir sewaktu-waktu adalah Umar RA. Imam Bukhari berkata bahwa beliau bertakbir di dalam tendanya ketika berada di Mina, lalu diikuti oleh orang-orang yang berada di masjid dan pasar.

Lebih lanjut, diceritakan pula bahwa Ibnu Umar bertakbir di Mina, setelah salat, di atas pembaringan, dalam keadaan duduk, ketika berjalan, di dalam kemah, hingga di tempat manapun ia berada.

Dalil Takbiran Idul Adha

Anjuran untuk bertakbir ketika Hari Raya Idul Adha dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah dan Al Hajj. Allah SWT berfirman,

۞ ... وَاذْكُرُوا اللّٰهَ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْدُوْدٰتٍ

Artinya: "Berzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya. " (QS Al Baqarah: 203)

Menurut Ibnu Abbas dalam riwayat yang dikeluarkan Bukhari, hari yang telah ditentukan jumlahnya dalam ayat tersebut adalah hari-hari tasyrik.

Selain itu, dalam surah Al Hajj ayat 37 Allah SWT berfirman,

كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ

Artinya: "Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu."

Lafadz Takbiran Idul Adha

Lafadz Takbiran Idul Adha Pendek

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar, laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, Allaahu akbar wa lillaahil hamdu

Artinya: "Allah Mahabesar , Allah Mahabesar, tiada Tuhan selain Allah, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, dan bagi Allah segala pujian."

Lafadz Takbiran Idul Adha Panjang

Mengutip buku Panduan Praktis Salat Wajib & Sunah karya Abdul Bakir, berikut lafadz takbiran Idul Adha versi panjang.

اللهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرَ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْد
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً,
لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الْكَافِرُونَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar, laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, Allaahu akbar wa lillaahil hamdu 3x

Allaahu akbar kabiira wal hamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukrataw wa ashiila.
Laa ilaaha illallaahu wa laa na'budu illaa iyyaahu mukhlishiina lahud diina wa lau karihal kaafiruun. Laa ilaaha illallaahu wahdahu, shadaqa wa'dahu, wa nasara 'abdahu, wa a'azza jundahu wa hazamal ahzaaba wahdahu. Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahil hamdu.

Artinya: "Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar. Tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Mahabesar, dan segala puji bagi Allah. Allah Mahabesar dan Mahaagung dan segala puji bagi Allah. Mahasuci Allah pada pagi dan petang, tiada Tuhan melainkan Allah dan tidak ada yang kami sembah kecuali hanya Allah, dengan ikhlas kami beribadah kepada-Nya, walaupun orang-orang kafir membenci. Tidak ada Tuhan melainkan Allah sendiri-Nya, benar janji-Nya, Maha Penolong kepada hamba-Nya dan Dia mengusir musuh nabi-nabi-Nya dengan sendiri-Nya, tiada Tuhan melainkan Allah, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar dan bagi-Nya segala puji."




(aeb/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads