Kenapa dengan Rafah? Kota Terakhir di Jalur Gaza yang Diserang Israel

Kenapa dengan Rafah? Kota Terakhir di Jalur Gaza yang Diserang Israel

Devi Setya - detikHikmah
Jumat, 31 Mei 2024 17:40 WIB
Children look on, as Palestinians travel on foot along with their belongings as they flee Rafah due to an Israeli military operation, in Rafah, in the southern Gaza Strip, May 28, 2024. REUTERS/Hatem Khaled
Rafah Foto: REUTERS/Hatem Khaled
Jakarta -

Rafah merupakan kota yang terletak di Gaza Selatan. Kota ini menjadi tempat terakhir di Jalur Gaza setelah seluruh area dimusnahkan secara bertahap oleh Israel. Kenapa dengan Rafah?

Rafah menjadi perbincangan hangat masyarakat dunia setelah postingan "All Eyes on Rafah" menggema di media sosial. Gambar yang berisi seruan "All Eyes on Rafah" telah dibagikan dari 47 juta kali melalui platform Instagram. Demikian juga dengan media sosial lain seperti TikTok, X hingga Facebook.

Rafah menjadi tempat pengungsian terakhir warga sipil Gaza. Sebanyak 1,4 juta warga Palestina berlindung di wilayah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ribuan tenda berdiri di sepanjang jalan Rafah. Warga sipil Palestina menganggap Rafah sebagai tempat yang aman dari serangan. Namun sayangnya tidak demikian.

Serangan udara diluncurkan pada 26 Mei 2024. Israel menjatuhkan serangan tepat di atas tenda-tenda pengungsi. Akibatnya, ada lebih dari 50 korban meregang nyawa.

ADVERTISEMENT

Dilansir dari Forbes, sebelum tragedi 26 Mei 2026, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah merencanakan proses evakuasi warga Gaza ke kota Rafah pada Februari 2024.

Kemudian, pasca serangan di Rafah, Netanyahu mengungkap serangan tersebut direncanakan untuk melenyapkan kawasan yang disebut sebagai benteng terakhir kelompok militan Hamas.

Seruan All Eyes on Rafah

"All Eyes on Rafah" menggema di media sosial. Seruan yang memiliki arti "Semua Mata Tertuju ke Rafah" ini bukan sekedar rangkaian kalimat semata. Ini adalah seruan agar banyak orang memusatkan perhatian ke Rafah.

Ini menjadi sebuah ajakan misi kemanusiaan atas kejadian yang terjadi di Rafah, Gaza Selatan.

Seruan "All Eyes On Rafah" menjadi salah satu ungkapan kemarahan warga online. Banyak kalangan mengunggah konten yang berkaitan dengan "All Eyes On Rafah" melalui media sosial masing-masing.

Tujuan dari aksi di jagat maya ini semata-mata untuk menarik perhatian seluruh dunia terhadap kekejaman yang terjadi di Gaza, termasuk Rafah.

Seruan ini bukan hanya datang dari netizen Indonesia. "All Eyes On Rafah" juga menggema di Eropa, Australia dan berbagai belahan dunia.

The National News mengabarkan, seruan ini tidak hanya bertujuan untuk menyoroti apa yang sedang terjadi di Gaza, tetapi juga menunjukkan dukungan terhadap perjuangan warga Palestina. Semakin banyak orang yang membagikan postingan tersebut, semakin banyak orang yang akan melihatnya dan memikirkan apa yang sedang terjadi di Rafah.

Alana Hadid, kakak dari pesohor Gigi dan Bella Hadid, juga berbagi pendapat tentang seruan tersebut. Alana Hadid mengajak netizen untuk lebih memperhatikan nasib warga Palestina di Rafah.

"Jika satu-satunya hal yang pernah Anda lakukan adalah mengunggah ulang foto ini, selamat datang di gerakan ini," tulisnya.

Alana juga menyerukan pendapat untuk melakukan gerakan aksi unjuk rasa hingga penggalangan dana untuk membantu warga Palestina.

"Sekarang didiklah diri Anda sendiri. Bicaralah dengan orang Palestina. Bergabunglah dalam aksi unjuk rasa. Dengarkan video tentang mereka, kenali kenyataan di lapangan. Tindakan yang berkelanjutan akan sangat membantu," ujarnya.

Selain gambar dengan seruan All Eyes on Rafah, kali ini lebih banyak foto dan gambar yang beredar terkait potret para korban di Rafah.

Mulai hari Kamis, beredar banyak foto udara yang memperlihatkan puluhan jenazah yang dibungkus kain kafan putih yang dikelompokkan dan ditumpuk bersama di tengah jalan dikelilingi oleh para pelayat. Gambar semangka sebagai simbol bendera Palestina pun semakin marak dibagikan di media sosial.




(dvs/lus)

Hide Ads