Menghafal Al-Qur'an bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan kegigihan, semangat dan ketekunan untuk menghafal serta memaknai setiap kata yang merupakan ayat-ayat suci.
Sudah banyak kisah penghafal Al-Qur'an yang datang dari kalangan istimewa. Seperti salah satunya perempuan bernama Rawan Dweek.
Melansir laman Jordan News, Jumat (17/5/2024) Rawan Dweek merupakan seorang down syndrome. Meskipun memiliki keterbatasan, ia membuktikan bahwa dirinya mampu menghafal Al-Qur'an.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai seorang down syndrome, Rawan Dweek memiliki kemampuan yang berbeda dengan orang normal. Sindrom ini menyebabkan keterlambatan dan kesulitan dalam segi fisik maupun mental.
Namun faktanya, ia telah berhasil menghafal 604 halaman, 114 surah, 6.348 ayat, dan lebih dari 77.437 kata dalam Al-Qur'an.
"Saya ingin menyampaikan kepada masyarakat dan mendukung untuk mempelajari Al-Qur'an seperti saya," kata Rawan Dweek.
Perempuan yang saat ini berusia 29 tahun ini berhasil menjadi penghafal Al-Qur'an di usianya yang menginjak 26 tahun.
Banyak orang yang berperan aktif mendukung Rawan Dweek saat menghafal dan mendalami Al-Qur'an, terutama sang ibunda. Ibunda Rawan, Awatef Jaber mengatakan bahwa putrinya bisa menjadi contoh sekaligus motivasi bagi banyak orang untuk bisa menjadi penghafal Al-Qur'an.
"Kisah Rawan adalah contoh bagi semua orang. Dia adalah teladan yang memotivasi bagi para pengidap down syndrome lainnya," kata Awatef Jaber.
Ibunda Rawan juga sangat bersyukur dan terharu mengetahui pencapaian putrinya, apalagi ia paham betul dengan keterbatasan yang dimiliki. Bisa memiliki putri seorang penghafal Al-Qur'an adalah harapan Awatef sejak Rawan lahir.
"Semua upaya yang dilakukan putri saya tercinta telah membuahkan hasil. Itu adalah kehendak Tuhan. Allah SWT memberkahi dan memberi keistimewaan kepada kami dengan apa yang saya impikan," ujarnya.
Meneruskan Jejak Ibunda Sebagai Hafidzah
Rawan Dweek bisa menjadi seorang penghafal Al-Qur'an berkat ibundanya. Sang ibu juga seorang penghafal Al-Qur'an.
Sejak baru lahir, Rawan terbiasa mendengarkan alunan ayat-ayat Al-Qur'an dari mulut sang ibu.
Sebagian penderita down syndrome cenderung mengalami kesulitan berbicara dan belajar, namun Rawan memiliki kemampuan berbicara yang cukup jelas. Ia bisa melafalkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan baik.
Ibunya juga mengatakan bahwa Rawan termasuk anak yang berprestasi di sekolah dan terampil belajar membaca serta menulis.
Selain sekolah, Rawan juga terbiasa mengikuti ibundanya mengaji. Melihat adanya potensi, sang ibu kemudian mendaftarkan Rawan untuk bergabung dalam jelas penghafal Al-Qur'an.
Awalnya Rawan sempat diremehkan dan dipandang sebelah mata, namun semua dapat dibuktikan dengan kemampuannya. Pada awal mendaftar, Rawan telah hafal surat Al Baqarah.
Dengan mengikuti kelas menghafal Al-Qur'an serta dibantu bimbingan dari sang ibu, Rawan semakin hari semakin fasih membaca Al-Qur'an serta mampu menghafal dari ayat ke ayat.
Setelah merasa yakin telah hafal 30 juz dalam Al-Qur'an, Rawan harus melewati ujian. Ternyata hasilnya sangat memuaskan, Rawan dinyatakan hafal Al-Qur'an.
Perempuan Down Syndrome Pertama yang Hafal Al-Qur'an
Rawan menghabiskan waktu tujuh tahun untuk menghafal Al-Qur'an. Setiap hari ia manfaatkan waktu untuk membaca dan menghafal Al-Qur'an.
"Rawan bertekad untuk menghafal Al-Quran sepanjang hari. Suatu kali dia bangun jam 10 pagi (dan belajar) sampai tidur jam 10 malam," kata ibunya.
Diungkapkan sang ibu, Rawan memiliki cita-cita ingin menjadi guru Al-Qur'an untuk anak-anak. Ia juga berharap bisa menguasai 10 bacaan Al-Qur'an, membaca kisah para nabi, dan terus mendalami Al-Qur'an.
Dukungan untuk Rawan datang dari berbagai pihak, salah satunya Entesar Adel Al-Kateeb, pendiri Down Syndrome: Our Lives Have Meaning Foundation.
"Dia adalah keajaiban," kata Entesar.
Entesar merupakan pendiri yayasan yang berfokus melakukan advokasi bagi para penderita Down Syndrome di Yordania. Yayasan besutan Entesar ini juga memberikan dukungan bagi mereka dan keluarga mereka.
"Dia adalah orang pertama yang menghafal seluruh Al-Qur'an dalam keadaan Down Syndrome, tidak hanya di Yordania tetapi di seluruh dunia Arab. Dia pantas mendapatkan perhatian dan kehormatan. Kami semua bangga padanya," kata Entesar.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026