Seorang anggota sayap kanan Knesset (parlemen Israel) menyerukan pembangunan apa yang ia sebut "kuil ketiga" di kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur. Ia menyatakan hal ini menjelang perayaan Paskah Yahudi.
Pernyataan tersebut keluar dari anggota ekstremis Partai Persatuan Torah Yudaisme Yitzhak Pindrus dalam sebuah wawancara TV baru-baru ini.
"Saya sangat berharap bahwa semua orang Yahudi harus datang pada hari Senin minggu depan untuk mempersembahkan kurban Paskah mereka di Yerusalem," ujarnya seperti dikutip dari Middle East Monitor, Senin (22/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berharap Bait Suci Ketiga akan segera dibangun di sana, dan kami dapat makan di sana dari kurban Paskah," imbuhnya.
Paskah menjadi hari raya penting bagi umat Yahudi. Hari tersebut dilakukan untuk memperingati eksodus umat Israel dari Mesir pada era Nabi Musa AS. Tahun ini, Paskah berlangsung mulai malam ini hingga 30 April 2024 mendatang.
Pindrus menyerukan agar orang-orang Yahudi mendatangi kompleks Al Aqsa yang mereka sebut Temple Mount pada Senin (22/4/2024) malam ini untuk merayakan Paskah.
Dalam tradisi Yahudi, mereka menyebut daerah Al Aqsa sebagai Temple Mount atau Bukit Bait Suci. Mereka meyakini di sana terdapat dua situs kuil Yahudi di zaman kuno dan situs ketiga akan dibangun saat kedatangan Mesias--sosok yang diyakini Yahudi akan datang di masa depan sebagai "wakil Tuhan" yang membawa keselamatan bagi umat Yahudi.
Media yang berbasis di Istanbul, Haberler, melaporkan, seruan Pindrus tersebut adalah pernyataan dan tindakan provokatif terbaru yang dibuat oleh pejabat Israel, Itamar Ben-Gvir, yang menjadi titik konflik tersebut.
Ben-Gvir yang merupakan Menteri Keamanan Nasional Israel sekaligus mewakili partai sayap kanan Kekuatan Yahudi (Otzma Yehudit) berencana mengubah status quo Masjid Al Aqsa agar orang Yahudi bisa beribadah di sana.
Radio publik Israel KAN pada Selasa (16/4/2024) melaporkan bahwa Ben-Gvir berencana "meningkatkan tata kelola di situs suci Yerusalem, memberikan hak-hak dasar, dan membatasi diskriminasi dan rasisme di Temple Mount (sebutan kompleks Masjid Al Aqsa bagi Yahudi)."
Ben-Gvir diduga memasukkan perubahan status quo ini dalam rencana kerja tahunan kementeriannya.
Sementara itu, status quo yang berlaku untuk Masjid Al Aqsa menetapkan hanya umat Islam yang boleh beribadah di sana.
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
Ribuan Orang Teken Petisi Copot Gus Yahya dari MWA UI
142 Negara PBB Setuju Palestina Merdeka tapi Gaza Terus Digempur Israel
KTT Darurat Arab-Islam di Doha Kecam Serangan Israel, Hasilkan 25 Poin Komunike