Keutamaan malam Lailatul Qadar dijelaskan dalam sejumlah ayat Al-Qur'an dan hadits. Salah satunya dalam surah Al Qadr ayat 1-5. Allah SWT berfirman,
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ ١ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ ٢ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ ٣ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ ٤ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ ٥
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada Lailatul Qadar. Tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar."
Malam Lailatul Qadar Kapan?
Menurut sejumlah riwayat, malam Lailatul Qadar terjadi di salah satu malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadan.
Aisyah RA berkata, "Rasulullah SAW beriktikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadan dan beliau bersabda, 'Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadan." (HR Bukhari dan Muslim)
Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqh Sunnah yang diterjemahkan oleh Abu Aulia dan Abu Syauqina menjelaskan sebagian ulama berpendapat Lailatul Qadar jatuh pada malam 21, 23, 25, atau 29 Ramadan. Namun, mayoritas ulama berpendapat malam Lailatul Qadar terjadi pada malam 27 Ramadan. Hal ini sebagaimana dijelaskan pada hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar RA. Rasulullah SAW bersabda,
"Siapa saja yang berupaya untuk mendapat malam Lailatul Qadar, hendaklah ia berupaya untuk mendapatinya pada malam ke-27." (HR Ahmad)
Pendapat bahwa malam Lailatul Qadar jatuh pada malam 27 Ramadan juga disampaikan Ubai bin Ka'ab. Ia berkata, "Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, sesungguhnya Lailatul Qadar itu berada dalam bulan Ramadan. Demi Allah, sesungguhnya aku mengetahui malam ke berapakah dia? Dia adalah malam yang kita diperintahkan untuk menghidupkannya, yaitu malam ke-27. Tandanya, matahari pada pagi harinya tampak putih tidak bersinar." (HR Muslim, Abu Dawud, Ahmad, dan Tirmidzi. Menurut Tirmidzi hadits ini hasan-shahih)
Adapun mengutip buku Panduan Lengkap Ibadah karya Muhammad Al-Baqir, ada pula ulama yang berpendapat malam Lailatul Qadar berpindah-pindah setiap tahunnya, yaitu dalam malam-malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadan atau bahkan di seluruh malam-malamnya.
Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan bersungguh-sungguh mencarinya dengan giat beribadah di 10 hari terakhir bulan Ramadan, utamanya di malam-malam ganjilnya.
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja yang menghidupkan Lailatul Qadar (dengan ibadah) karena beriman dan berharap untuk mendapat pahala, maka dosa-dosanya yang telah berlalu diampuni."
Jadwal Malam Lailatul Qadar
Penghitungan 10 hari terakhir Ramadan dimulai hari ke-20 malam 21 Ramadan. Pemerintah RI menetapkan 1 Ramadan jatuh pada 12 Maret 2024, dengan demikian, 10 hari terakhir Ramadan 2024 jatuh pada 31 Maret 2024-9 April 2024. Berikut rinciannya.
- Malam 21 Ramadan: Minggu, 31 Maret 2024 malam Senin, 1 April 2024
- Malam 23 Ramadan: Selasa, 2 April 2024 malam Rabu, 3 April 2024
- Malam 25 Ramadan: Kamis, 4 April 2024 malam Jumat, 5 April 2024
- Malam 27 Ramadan: Sabtu, 6 April 2024 malam Minggu, 7 April 2024
- Malam 29 Ramadan: Senin, 8 April 2024 malam Selasa, 9 April 2024
Tanda Malam Lailatul Qadar
Menukil buku Sukses Berburu Lailatul Qadar karya Muhammad Adam Hussein, berikut beberapa tanda malam Lailatul Qadar.
Udara dan Angin Sekitar Terasa Tenang
Hal ini dijelaskan dalam hadits riwayat Ibnu Abbas. Rasulullah SAW bersabda, "Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan tampak kemerah-merahan." (HR Ath-Thoyalisi dan Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman)
Langit Tampak Bersih
Dalam Mu'jam at-Thabari al-Kabir terdapat hadits yang menyebut Rasulullah SAW bersabda, "Malam Lailatul Qadar itu langit bersih, udara tidak dingin atau panas, langit tidak berawan, tidak ada hujan, bintang tidak tampak dan pada siang harinya matahari bersinar tidak begitu panas." (HR Ahmad)
Terbit Matahari Tidak Menyengat
Dari Ubai bin Ka'ab, Rasulullah SAW bersabda, "Pagi hari dari malam Lailatul Qadar terbit matahari tidak menyengat bagai bejana, sampai meninggi." (HR Muslim, Ahmad, Tirmidzi, dan Abu Dawud)
Malam Terlihat Cerah
Diriwayatkan Ubai bin Ka'ab, Rasulullah SAW bersabda, "Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke-27 (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru." (HR Muslim)
Terkait hal ini, At Thabari mengatakan tanda-tanda Lailatul Qadar tidak tentu, seorang muslim bisa saja mendapatkan malam kemuliaan tersebut tanpa melihat atau mendengar sesuatu dari tanda-tanda itu.
Ulama berpengaruh asal Mesir Yusuf Qardhawi mengatakan dalam satu karyanya tentang Shiyam, tanda-tanda malam Lailatul Qadar sebagaimana disebutkan dalam hadits tidak bisa dijadikan dasar keyakinan bahwa jika tanda itu tidak terjadi berarti Lailatul Qadar tidak terjadi pada malam tersebut.
Wallahu a'lam.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana