Apakah Iktikaf Harus 24 Jam di Masjid? Ini Penjelasannya

Apakah Iktikaf Harus 24 Jam di Masjid? Ini Penjelasannya

Diky Darmanto - detikHikmah
Senin, 01 Apr 2024 15:30 WIB
JERUSALEM, ISRAEL - 2023/04/11: A Muslim reads the Quran in Al-Aqsa Mosque, during the last ten days of the holy month of Ramadan, in which Muslims celebrate Laylat al-Qadr, the night of which cannot be determined with certainty. Muslims prepare to receive Laylat al-Qadr in the last 10 days of Ramadan. Laylat al-Qadr is a special night that is repeated every Hijri year in the blessed month of Ramadan. It is one of the last ten nights of Ramadan. It was mentioned in the Holy Quran and the biography of the Prophet Muhammad, so it is of great importance and privacy. (Photo by Saeed Qaq/SOPA Images/LightRocket via Getty Images)
Ilustrasi iktikaf. (Foto: SOPA Images/LightRocket via Gett/SOPA Images)
Jakarta -

Iktikaf adalah ibadah yang dianjurkan Rasulullah SAW dikerjakan pada 10 hari terakhir bulan Ramadan atau waktu istimewa meraih malam Lailatul Qadar. Iktikaf dilakukan dengan berdiam diri di masjid. Apakah harus dilakukan selama 24 jam?

Landasan pengamalan iktikaf dijelaskan oleh Abu Hurairah RA yang menyebutkan,

يعتكف في كل رمضان عشرة أيام ، فلما كان العام الذي قُبِضَ فيه r كان رسول الله اعتكف عشرين يوماً

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Rasulullah shallallahu alaihi wasallam selalu iktikaf setiap bulan Ramadan selama 10 hari. Tapi pada tahun di mana beliau wafat, beliau iktikaf selama 20 hari." (HR Bukhari)

Dalam riwayat lain juga yang disampaikan oleh Aisyah RA yaitu, "Rasulullah SAW melakukan iktikaf sesudah tanggal dua puluh Ramadan sehingga beliau berpulang ke Rahmatullah." (HR Bukhari)

ADVERTISEMENT

Menurut buku Fiqih Sunnah Jilid 2 oleh Sayyid Sabiq terjemahan Abu Syauqina dan Abu Aulia Rahma, rukun iktikaf yaitu menetap di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Apabila keberadaan seseorang di dalam masjid tidak terwujud atau niat untuk ibadah tidak dilakukan maka tidak sah amalannya melakukan iktikaf.

Apakah Iktikaf Harus 24 Jam di Masjid?

Dilansir buku Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadan oleh Abu Maryam Kautsar Amru, para ulama sepakat iktikaf dilakukan sebelum matahari terbenam dimulai pada malam ke-21 Ramadan, lalu keluar atau selesai iktikaf setelah matahari terbenam hingga 1 Syawal.

Abu Maryam Kautsar Amru berpendapat, bila seorang pekerja, karyawan, pedagang, pebisnis, atau pelajar yang tidak mampu iktikaf di siang harinya, bisa datang beriktikaf pada malam harinya. Lebih baik lagi bila bisa semalam penuh beriktikaf di masjid.

Hafidz Muftisany dalam buku Ensiklopedia Islam berpendapat, pada dasarnya iktikaf dapat dilakukan sehari semalam (24 jam) maupun dalam beberapa waktu saja. Perbedaannya terletak pada pendapat dari masing-masing imam mazhab.

Sebagian ulama mempunyai pendapat adanya batasan minimal waktu iktikaf, tetapi ada juga yang tidak membatasi iktikaf selama orang tersebut telah menetap di masjid, dan sudah berniat iktikaf.

Mazhab yang menganjurkan iktikaf minimal dalam waktu 24 jam di masjid adalah mazhab Malikiyah. Sementara itu, mazhab Hanafiyah berpendapat, iktikaf dapat dilakukan beberapa waktu saja tanpa ada batasan lamanya.

Dilansir dari buku Iktikaf Penting dan Perlu karya Dr. Ahmad Abdurrazaq Al-Kubaisi, sebagian Mazhab Syafi'i, Abu Hanifah, dan sebagian mazhab Hambali berpendapat batas minimal iktikaf satu hari.

Hal-hal yang Membatalkan Iktikaf

Dari buku Step by Step Puasa Ramadan bagi Orang Sibuk oleh Gus Arifin berikut ini hal-hal yang bisa membatalkan ibadah iktikaf.

  • Berbuat dosa besar
  • Bercampur/jimak dengan istri
  • Hilang akal, gila, mabuk
  • Murtad
  • Mengalami haid dan nifas
  • Keluar dari masjid tanpa uzur
  • Orang sakit sehingga sulit melaksanakan ibadah iktikaf

Demikianlah penjelasan waktu beriktikaf, Rasulullah SAW menganjurkan iktikaf 10 hari di bulan Ramadan. Semoga bermanfaat.




(rah/rah)
Panduan Iktikaf

Panduan Iktikaf

17 konten
Iktikaf artinya berdiam diri di masjid yang dilakukan pada 10 malam terakhir Ramadan. Tujuan iktikaf adalah semata-mata beribadah kepada Allah SWT, khususnya dalam meraih keutamaan Lailatul Qadar.

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads