Salah satu kewajiban dalam pelaksanaan sholat adalah menghadap kiblat. Dalam hal ini, Allah SWT menyuruh umat Islam menghadap Ka'bah sebagai kiblatnya.
Mengutip buku Seri Fiqih Kehidupan 3: Shalat karya Ahmad Sarwat, menghadap kiblat merupakan persyaratan yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan amalan wajib tersebut. Hal ini menentukan sah atau tidaknya ibadah yang dikerjakan.
Di balik kewajiban tersebut, terdapat tujuh hikmah yang dapat memberikan pelajaran bagi umat Islam. Penjelasan ini disampaikan oleh Syekh Ali Ahmad al-Jurjawi dalam kitab "Hikmatu Tasyri wa Falsafatuhu" (Beirut: Darul Fikr, 2003), Juz I, halaman 107-110.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keutamaan Menghadap Kiblat dalam Shalat
Mengutip laman Kemenag, berikut adalah tujuh keutamaan dari menghadap kiblat ketika sholat:
1. Mengasah Kekhusyukan
Dengan menghadap kiblat, seluruh anggota tubuh akan terfokus pada satu arah. Menurut Syekh al-Jurjawi, tindakan ini akan mengasah kekhusyukan, menciptakan ketenangan, dan meneguhkan ketetapan iman dalam hati umat Islam, sekaligus menyinari hati mereka dengan cahaya-Nya.
Dalam Surat Al-An'am ayat 79, Allah SWT berfirman:
اِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا وَّمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۚ
"Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku (hanya) kepada Yang menciptakan langit dan bumi dengan (mengikuti) agama yang lurus, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik."
2. Lambang Kesatuan
Ketika seluruh umat Islam di berbagai belahan dunia menghadap ke kiblat, secara tidak langsung mereka menyatakan persatuan sebagai saudara yang tulus saling mengasihi. Semua niat mereka bersatu dalam satu tujuan, yaitu Ka'bah.
Meskipun mereka berada di tempat-tempat yang berjauhan dan terpisah di berbagai negara, Ka'bah tetap menjadi tempat di mana hati-hati mereka berkumpul.
3. Bukti Taat
Ketika seorang muslim dengan sigap menghadap kiblat pada saat muazin mengumandangkan "hayya 'alas sholat, hayya 'alal falaḫ," tindakan ini merupakan bukti nyata dari ketaatannya kepada Allah SWT dan Rasulullah. Selain itu, Ka'bah (Makkah) merupakan tempat kelahiran Rasulullah SWT.
Sebagai bentuk penghormatan, umat Islam menghadapkan wajahnya ke Ka'bah. Yang dianggap sebagai tempat paling mulia di seluruh muka bumi.
4. Menanamkan Istiqamah
Menghadap kiblat dapat menanamkan sikap istiqamah dalam jiwa umat Islam. Karena manusia memiliki kecenderungan untuk menetapkan waktu dan tempat dalam menjalani rutinitasnya.
Perubahan dalam tempat dan waktu dapat menimbulkan ketidaknyamanan karena memerlukan penyesuaian dan adaptasi.
5. Ungkapan Ketulusan
Menghadap kiblat dapat menjadi ekspresi ketulusan umat Islam. Saat seseorang ingin mengekspresikan ketulusannya dengan tanda khusus, biasanya ia akan memilih tempatnya.
Dengan menghadap kiblat disertai dengan kesiapan seluruh anggota tubuh dan hati yang tulus, dapat dikatakan bahwa seorang muslim telah melaksanakan kewajiban yang diperintahkan Allah SWT. Hal ini sekaligus menunjukkan keikhlasannya.
6. Bukti Kasih Allah SWT pada Rasul-Nya
Menghadap kiblat menjadi pengingat bagi umat Islam akan kasih sayang Allah kepada Rasulullah SAW. Ketika Rasulullah SAW memutuskan menghadap ke Ka'bah lebih baik daripada menghadap ke Baitul Maqdis, beliau menengadah ke langit dan menantikan izin Allah.
Tak lama kemudian, Allah SWT mengabulkan permintaan Rasulullah SWT.
7. Mengingat Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS
Seperti yang kita ketahui, Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS memegang peran penting dalam sejarah dan proses pembangunan Ka'bah. Dengan menghadap kiblat, umat Islam dapat terus mengingat dan mengenang jasa pendiri serta leluhur Nabi Muhammad SAW.
Baca juga: Salah Kiblat Apakah Harus Mengulang Salat? |
(hnh/erd)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah