Surah ini dinamai dengan nama Ali-Imran karena berisi tentang kisah keluarga Imran dengan rinci, yaitu Isa, Yahya, Maryam, dan ibu beliau. Imran sendiri adalah nama dari kakek Nabi Isa AS atau ayah dari Maryam.
Disebutkan dalam Tafsir Al-Mishbah Jilid 2 karya M Quraish Shihab, tujuan utama surah Ali-Imran adalah pembuktian tentang tauhid, keesaan, dan kekuasaan Allah SWT. Surah ini juga berisi tentang penegasan bahwa dunia, kekuasaan, harta, dan anak-anak yang terlepas dari nilai-nilai ilahiyah tidak akan bermanfaat di akhirat kelak.
Arti Wayatafakkaruuna Fii Khalqis Samaawaati dalam Surah Ali Imran
Potongan lafaz ayatafakkaruuna ditemukan dalam surah Ali-Imran ayat 191. Secara bahasa, wayatafakkaruuna dalam bahasa Arab bermakna "..dan memikirkan tentang..."
Berikut lafaz surah Ali Imran ayat 191 selengkapnya,
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Arab-latin: Al-lażīna yażkurūnallāha qiyāmaw wa qu'ūdaw wa 'alā junūbihim wa wayatafakkaruuna fii khalqis samaawaati wal-arḍ(i), rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā(n), subḥānaka fa qinā 'ażāban-nār(i).
Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.
Pada ayat sebelumnya yakni surah Ali Imran ayat 190 menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Dalam kitab Lubaabut Tafsiir Min Ibni Katsiir karya Ibnu Katsir disebutkan kejadian ini bisa berupa penciptaan bintang, komet, daratan, lautan, tumbuhan, buah-buahan, dan semuanya.
Allah SWT berfirman,
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ
Arab-latin: Inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la'āyātil li'ulil-albāb(i).
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,
Fenomena-fenomena tersebut merupakan ketetapan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Oleh karena itu, Allah SWT berfirman tentang para ulul albab yaitu, mereka yang mempunyai akal yang sempurna lagi bersih dan mengetahui hakikat banyak hal secara jelas dan nyata. Mereka adalah orang-orang yang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi.
Ibnu Katsir mengatakan ulul albab atau orang yang berakal adalah orang yang tidak putus-putus berzikir kepada Allah SWT di semua keadaan, baik dengan hati maupun lisan mereka, baik dalam keadaan berdiri, duduk, atau berbaring.
Wayatafakkaruuna fii khalqis samaawatii wal ardh yang bermakna Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. Maksudnya, mereka memahami apa yang terdapat pada keduanya, langit dan bumi dari kandungan hikmah yang menunjukkan keagungan Allah SWT.
Dalam tafsir Al-Qur'an dari Kemenag disebutkan bahwa ciri khas orang yang berpikir adalah apabila ia memperhatikan sesuatu maka ia akan mendapatkan manfaat dan faedah, serta keutamaan yang menggambarkan kebesaran Allah SWT.
Mereka akan merenungkan keajaiban-keajaiban dalam kejadian alam dan penciptaan langit dan bumi secara berulang-ulang dan mendalam. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW, "Pikirkan dan renungkanlah segala sesuatu yang mengenai makhluk Allah, dan jangan sekali-kali kamu memikirkan dan merenungkan tentang zat dan hakikat penciptanya, karena bagaimanapun juga kamu tidak akan sampai dan tidak akan dapat mencapai hakikat zat-Nya."
Setiap ulul albab yang berpikir dan merenungkan keagungan Allah SWT pada akhirnya akan menemui kesimpulan bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Kuasa. Kemudian mereka akan senantiasa berdoa,
"Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini, yaitu langit dan bumi serta segala isinya dengan sia-sia, tidak mempunyai hikmah yang mendalam dan tujuan tertentu yang akan membahagiakan kami di dunia dan di akhirat. Mahasuci Engkau Ya Allah dari segala sangkaan yang bukan-bukan yang ditujukan kepada Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka yang telah disediakan bagi orang-orang yang tidak beriman."
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana