Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah resmi mengundurkan diri sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan buntut hina penjual es teh. Dalam pengunduran dirinya itu, ia mengutip surah Ali Imran ayat 26.
"Izinkan saya mengawali ini dengan mengutip ayat 26 dalam Surat Ali Imran 'Katakanlah Nabi Muhammad, wahai Allah pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapapun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapapun yang engkau kehendaki. Engkau muliakan siapapun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapapun yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mu lah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu," katanya dalam jumpa pers di Ponpes Ora Aji Sleman, dilansir detikJogja, Jumat (6/12/2024).
"Hari ini dengan segala kerendahan hati dan ketulusan dan dengan penuh kesadaran, saya ingin sampaikan sebuah keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam.Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan," tambah Gus Miftah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut bacaan surah Ali Imran ayat 26 disertai tafsir lengkapnya.
Bacaan Surah Ali Imran Ayat 26
قُلِ ٱللَّهُمَّ مَٰلِكَ ٱلْمُلْكِ تُؤْتِى ٱلْمُلْكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلْمُلْكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُ ۖ بِيَدِكَ ٱلْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Arab latin: Qulillāhumma mālikal-mulki tu`til-mulka man tasyā`u wa tanzi'ul-mulka mim man tasyā`u wa tu'izzu man tasyā`u wa tużillu man tasyā`, biyadikal-khaīr, innaka 'alā kulli syai`ing qadīr
Artinya: "Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Tafsir Surah Ali Imran Ayat 26
Surah Ali Imran ayat 26 berisi perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk menyatakan bahwa Allah SWT yang Maha Suci dan memiliki kekuasaan tertinggi, Maha Bijaksana dengan tindakan-Nya yang sempurna dalam menyusun, mengatur serta menyelesaikan segala perkara.
"Maka Allah yang memberikan urusan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya," bunyi tafsir surah Ali Imran ayat 26 yang dikutip dari Tafsir Kemenag RI.
Maksudnya, Allah SWT memberikan urusan pemerintahan kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya. Selain itu, Sang Khalik juga memberi kekuasaan kepada orang yang memang Dia kehendaki, Allah SWT juga menghinakan orang yang dikehendaki-Nya.
Melalui surah Ali Imran ayat 26, Kemenag RI menafsirkan bahwa orang yang Allah SWT berikan kekuasaan adalah mereka yang tutur katanya didengar, memiliki banyak penolong dan mempengaruhi jiwa manusia dengan wibawa serta ilmunya. Mereka juga mempunyai rezeki yang luas serta berbuat baik kepada manusia.
Sementara itu, orang yang mendapat hinaan merupakan mereka yang akhlaknya rendah. Begitu pula dengan semangat membela kehormatannya yang lemah, tak mampu mengusir musuh yang menyerang serta tidak mampu menyatukan pengikutnya.
Adapun, dalam Tafsir Al-Azhar yang disusun oleh Buya Hamka dijelaskan bahwa surah Ali Imran ayat 26 menjelaskan tentang orang-orang dari kalangan bani Israil (Yahudi). Mereka merasa iri terhadap cahaya nubuwwat yang dibawa Rasulullah SAW karena ratusan tahun lamanya, nubuwwat dan risalah hanya terdapat pada bani Israil.
Nabi Muhammad SAW datang membawa Islam. Berangkat dari situ, dengan sendirinya terbentuk satu kekuasaan di Madinah.
Kekuasaan itu tidak disenangi oleh para musuh. Sebab, bani Israil merasa bahwa nabi hanya datang dari kalangan mereka, tak ada yang lain. Oleh karenanya, Allah SWT mencabut nikmat kekuasaan tersebut dari bani Israil.
"Kalau kita ukur secara sekarang; beliau (Rasulullah SAW) datang membawa satu ideologi, yaitu Islam. Kemudian dengan sendirinya terbentuk satu kekuasaan di Madinah. Bukan beliau terlebih dahulu mengejar kekuasaan, lalu kemudian disusun ideologinya," tulis Buya Hamka dalam tafsirnya pada surah Ali Imran ayat 26.
(aeb/kri)
Komentar Terbanyak
BPJPH: Ayam Goreng Widuran Terbukti Mengandung Unsur Babi
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Profil Reza Pahlavi, Keturunan Dinasti Terakhir Iran yang Siap Ganti Khamenei