Rasulullah SAW dalam haditsnya pernah menyinggung perkara tidur pada waktu setelah Maghrib. Apa hukum tidur setelah Maghrib menurut Islam?
Menurut keterangan hadits yang bersumber dari Sunan An Nasa'i Jilid 1 oleh Abu Abdurrahman Ahmad (Imam an-Nasa'i) tersebut, Rasulullah SAW tidak suka dengan perilaku tidur setelah Maghrib. Dari Sayyar bin Salamah RA yang bercerita tentang ayahnya yang menemui Abu Barzah.
Ayahnya tersebut bertanya mengenai tata cara pelaksanaan salat-salat fardhu yang dilakukan oleh Rasulullah SAW pada Abu Barzah. Mulai dari salat Zuhur hingga salat Subuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga tibalah pada pembicaraan salat Maghrib. namun Ayah Sayyar bin Salamah RA mengatakan lupa apa yang dikatakan Abu Barzah mengenai salat Maghrib-nya Rasulullah SAW.
Namun, ayahnya tersebut menjelaskan perkataan Abu Barzah tentang salat Isya. Disebutkan bahwa Rasulullah SAW suka mengakhirkan salat Isya namun tidak suka tidur sebelum salat Isya atau bertepatan dengan waktu sesudah salat Maghrib.
أَنَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَكْرَهُ النوم قبل الْعِشَاءِ وَالحَدِيثَ بَعْدَهَا
Artinya: "Beliau SAW tidak suka tidur sebelum salat tersebut Isya dan bercakap-cakap sesudahnya," (HR Muttafaq'alaih)
Lebih lanjut, dikutip dari Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan dalam Kitab Shalat, hukumnya makruh untuk tidur setelah Maghrib. Hal itu disebabkan agar seorang muslim tidak terlalu nyenyak tertidur sehingga ketinggalan salat.
Hal senada juga termaktub dalam Kitab Al Mausu'ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah. Tidur setelah Maghrib dilarang karena ada kekhawatiran terlewat waktu salat Isya-nya.
Selain itu, kemakruhan tersebut juga berlaku untuk mengobrol panjang lebar dengan orang lain setelah salat Maghrib. Larangan tersebut berlaku agar muslim tidak terhalang untuk segera tidur dan bangun lebih awal.
Tidak hanya tidur setelah waktu Maghrib, ajaran Islam juga tidak menganjurkan tidur setelah Subuh dan setelah Ashar. Keterangan ini didasarkan dari hadits yang dikisahkan Khawat bin Jubair secara mauquf dalam Kitab Al-Fath bab Al-Qaa 'Illah Ba'da Al-Jum'ah.
Hadits tersebut berbunyi, "Tidur pagi adalah kebodohan, tidur pada pertengahan siang adalah perilaku yang baik dan tidur pada sore hari adalah kepandiran."
Syaikh Abdullah bin Hamoud Al Furaih dalam Al-Minah Al-'Aliyah fii Bayaani As-Sunan Al-Yaumiyyah mengatakan bahwa hadits tersebut sanadnya shahih.
Dalam riwayat lain, salah satu sabda Rasulullah SAW dalam riwayat sahabat Ibnu Abbas RA menyebutkan,
إِذا صَلَّيْتُمُ الفَجْرَ فَلَا تَنامُوا عَن طَلَبِ أرزاقكم
Artinya: "Seusai salat fajar (Subuh), janganlah kamu tidur sehingga melalaikan kamu untuk mencari rezeki." (HR Thabrani)
Waktu Tidur Malam Rasulullah SAW
Dikutip dari buku Hidup bersama Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam oleh Daeng Naja, Rasulullah SAW tidur pada awal malam dan bangun di sepertiga malam terakhir. Hal ini dilandaskan dari sebuah hadits yang dinukil dari istri Nabi Muhammad SAW, Aisyah RA, ia berkata,
وَعَنْهَا : أَنَّ النَّبِيَّ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - كَانَ يَنَامُ أَوَّلَ اللَّيْلِ ، وَيَقُومُ آخِرَهُ فَيُصَلِّي . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya: "Rasulullah SAW tidur pada awal malam dan bangun pada penghujung malam. Lalu beliau melakukan salat." (HR Muttafaqun 'alaih)
Masih menyadur sumber sebelumnya, waktu kebiasaan bagi Rasulullah SAW untuk tidur malam adalah setelah salat Isya. Tidur lebih awal tersebut ditujukan agar bisa bangun lebih awal untuk salat malam, sesuai dengan perintah Allah SWT yang termaktub dalam surah Al Muzammil ayat 1-7,
(1) يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ
(2) قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا
(3) نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا
(4) أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا
(5) إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا
(6) إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا
(7) إِنَّ لَكَ فِي النَّهَارِ سَبْحًا طَوِيلًا
Artinya: "Wahai orang yang berselimut (Muhammad)! Bangunlah (untuk salat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil, (yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu, atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu. Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan pada waktu itu) lebih berkesan. Sesungguhnya pada siang hari engkau sangat sibuk dengan urusan-urusan yang panjang."
Selain itu, menurut Daeng Naja dalam bukunya, tidur setelah salat Isya dianggap sebagai waktu yang tepat dalam menutup amal di malam hari. Bukan perbuatan mubah yang sia-sia seperti mengobrol sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW.
(rah/erd)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi