Menurut Abu Sulaiman ad-Darani, zuhud adalah meninggalkan perkara yang dapat menghalangi untuk menuju kepada Allah SWT. Contohnya seperti mementingkan kehidupan akhirat daripada dunia.
Manusia yang memiliki sikap zuhud pasti mendahulukan urusan akhirat daripada duniawi. Karena ia ingin meraih ridhonya Allah SWT.
Sebagaimana dalam Firman Allah dalam Surat Al-Qasas ayat 77 yang berbunyi:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
Artinya: Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.
Ciri-ciri Manusia Zuhud
Tri Wahyu Hidayanti dalam bukunya yang berjudul Perwujudan Sikap Zuhud Dalam Kehidupan, menerangkan mengenai ciri-ciri orang yang zuhud. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
- Mengetahui bahwa kehidupan dan kesenangan duniawi hanya sementara.
- Mengetahui bahwa kehidupan akhirat lebih baik dan kekal.
- Memandang bahwa dunia adalah tempat mempersiapkan akhirat.
- Mengeluarkan cinta dunia dari hati.
- Memasukkan kecintaan pada kepatuhan terhadap Allah.
- Melepaskan diri dari ketergantungan terhadap makhluk.
- Mempunyai anggapan bahwa kebahagiaan bukan diukur dari materi, melainkan spiritualitas.
- Memandang bahwa harta, jabatan adalah amanah untuk kemanfaatan orang banyak.
- Menggunakan harta untuk berinfak di jalan Allah.
- Meninggalkan hal-hal yang berlebihan, walaupun halal.
- Menunjukkan sikap hemat, hidup sederhana, dan menghindari bermewah-mewahan.
- Menjaga tubuh agar terhindar dari sesuatu yang dapat menjauhkan diri dari Allah.
Tingkatan Zuhud
Menurut Imam Ahmad ada tiga tingkatan zuhud yang perlu dipahami:
- Orang awam menganggap zuhud adalah meninggalkan keharaman.
- Orang istimewa (khawash) menganggap zuhud adalah meninggalkan hal-hal yang halal sekalipun melebihi kebutuhannya.
- Orang sangat istimewa (al-'arifin) mengganggap zuhud adalah meninggalkan segala sesuatu yang mengganggunya untuk mengingat Allah SWT.
Faktor yang Mempengaruhi Zuhud
Kemudian, menurut Abdul Mun'im al-Hasyimi dalam bukunya "Akhlak Rasul" yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, ada lima faktor pemengaruh zuhud:
- Memikirkan kehidupan akhirat dengan menganggap dunia sebagai ladang akhirat.
- Menyadari bahwa kenikmatan di dunia bisa memalingkan hari dari mengingat Allah SWT.
- Menumbuhkan keyakinan bahwa memburu kehidupan dunia saja sangat melelahkan.
- Menyadari bahwa dunia sebagai bentuk laknat, kecuali dzikir, belajar, mengajar, dan pekerjaan yang hanya ditujukan pada Allah SWT.
- Merasakan dunia dari sudut pandang hina dan godaan yang bisa membahayakan kehidupan manusia di dunia dan akhirat.
Setelah mengetahui apa itu Zuhud, semoga kita menjadi seseorang yang memiliki sifat tersebut.
(hnh/nwk)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!