Luqman Ayat 15 Perintahkan Tetap Bakti pada Orang Tua Meski Beda Keyakinan

Luqman Ayat 15 Perintahkan Tetap Bakti pada Orang Tua Meski Beda Keyakinan

Azkia Nurfajrina - detikHikmah
Rabu, 31 Mei 2023 13:15 WIB
Wajah Anak Tidak Mirip Orang Tua, Kok Bisa? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Foto: Getty Images/iStockphoto/Nattakorn Maneerat
Jakarta -

Manusia diperintahkan Allah SWT untuk patuh dan berbakti kepada ibu bapak. Begitu juga berbakti terhadap orang tua yang berbeda keyakinan (kafir) selama dalam urusan keduniaan saja, dan bukan perihal agama, sebagaimana dijelaskan Surat Luqman ayat 15.

Allah SWT berfirman:

ΩˆΩŽΨ§ΩΩ†Ω’ Ψ¬ΩŽΨ§Ω‡ΩŽΨ―Ω°ΩƒΩŽ ΨΉΩŽΩ„Ω°Ω“Ω‰ Ψ§ΩŽΩ†Ω’ ΨͺΩΨ΄Ω’Ψ±ΩΩƒΩŽ Ψ¨ΩΩŠΩ’ Ω…ΩŽΨ§ Ω„ΩŽΩŠΩ’Ψ³ΩŽ Ω„ΩŽΩƒΩŽ بِهٖ ΨΉΩΩ„Ω’Ω…ΩŒ ΩΩŽΩ„ΩŽΨ§ ΨͺΩΨ·ΩΨΉΩ’Ω‡ΩΩ…ΩŽΨ§ ΩˆΩŽΨ΅ΩŽΨ§Ψ­ΩΨ¨Ω’Ω‡ΩΩ…ΩŽΨ§ فِى Ψ§Ω„Ψ―Ω‘ΩΩ†Ω’ΩŠΩŽΨ§ Ω…ΩŽΨΉΩ’Ψ±ΩΩˆΩ’ΩΩ‹Ψ§ Ϋ–ΩˆΩ‘ΩŽΨ§ΨͺΩ‘ΩŽΨ¨ΩΨΉΩ’ Ψ³ΩŽΨ¨ΩΩŠΩ’Ω„ΩŽ Ω…ΩŽΩ†Ω’ Ψ§ΩŽΩ†ΩŽΨ§Ψ¨ΩŽ Ψ§ΩΩ„ΩŽΩŠΩ‘ΩŽΫš Ψ«ΩΩ…Ω‘ΩŽ Ψ§ΩΩ„ΩŽΩŠΩ‘ΩŽ Ω…ΩŽΨ±Ω’Ψ¬ΩΨΉΩΩƒΩΩ…Ω’ ΩΩŽΨ§ΩΩ†ΩŽΨ¨Ω‘ΩΨ¦ΩΩƒΩΩ…Ω’ Ψ¨ΩΩ…ΩŽΨ§ كُنْΨͺُمْ ΨͺΩŽΨΉΩ’Ω…ΩŽΩ„ΩΩˆΩ’Ω†ΩŽ - 15

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Latin: Wa in jāhadāka 'alā an tusyrika bΔ« mā laisa laka bihΔ« 'ilmun falā tuαΉ­i'humā wa ṣāαΈ₯ibhumā fid-dun-yā ma'rΕ«fā(n), wattabi' sabΔ«la man anāba ilayya(a), αΉ‘umma ilayya marji'ukum fa unabbi'ukum bimā kuntum ta'malΕ«n(a).

Artinya: "Jika keduanya (orang tua) memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang engkau tidak punya ilmu tentang itu, janganlah patuhi keduanya, (tetapi) pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian, hanya kepada-Ku kamu kembali, lalu Aku beri tahukan kepadamu apa yang biasa kamu kerjakan." (QS Luqman: 15)

ADVERTISEMENT

Menukil Tafsir Tahlili Kementerian Agama (Kemenag) Jilid 7, ayat ini menyatakan pengecualian dalam menaati orang tuanya. Di mana jika ibu bapak memerintahkan anak untuk menyekutukan Allah SWT, maka ia dilarang mematuhinya.

Meski tidak diperbolehkan untuk mematuhi orang tua kafir dalam hal akidah, diterangkan bahwa Dia tetap memerintahkan seorang anak untuk bersikap baik, menghormati hingga menyenangkan hati orang tuanya dalam urusan dunia.

M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah Jilid 11 menambahkan, "Namun demikian jangan memutuskan hubungan dengannya (orang tua) atau tidak menghormatinya. Tetapi tetaplah berbakti kepada keduanya selama tidak bertentangan dengan ajaran agamamu, dan pergaulilah keduanya di dunia yakni selama mereka hidup dan dalam urusan keduniaan, bukan akidah, dengan cara pergaulan yang baik, tetapi jangan sampai hal ini mengorbankan prinsip agamamu."

Lebih lanjut dipaparkan, bila orang tua itu (keduanya atau salah satu) memaksa anaknya untuk menyekutukan Allah SWT dengan yang lain, maka barulah anak itu tidak boleh menaati mereka. Tetapi ingat, tetap perlakukan mereka dengan cara yang baik selama hidup di dunia.

Mengutip Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6, Surat Luqman ayat 15 ini diwahyukan berhubungan dengan salah seorang sahabat nabi. Ath-Thabari berkata dalam kitab Al-Asyrah, dari Dawud bin Abi Hind, bahwa Sa'ad bin Malik berkata:

"Diturunkan ayat ini, 'Jika keduanya (orang tua) memaksamu untuk mempersekutukan-Ku... (hingga akhir ayat). Dahulu, aku adalah seorang laki-laki yang berbakti kepada ibuku, lalu ketika aku telah masuk Islam, ibuku berkata: 'Hai Sa'ad, apa yang terjadi padamu yang aku lihat ini? Engkau akan tinggalkan agamamu ini atau aku tidak akan makan dan minum hingga aku mati. Maka karena aku engkau akan dipanggil 'hai pembunuh ibunya.'

Lalu aku berkata, 'Jangan engkau lakukan hai ibu! karena aku tidak akan meninggalkan agamaku karena apapun!' Maka dia melakukannya satu hari satu malam tidak makan, dia telah bersungguh-sungguh untuk melakukan itu.

Lalu ia pun melakukannya pula satu hari satu malam (lagi) tidak makan, dia pun berusaha untuk melakukan itu. Lalu dia pun melakukan lagi satu hari satu malam tidak makan, dia sangat bersungguh-sungguh untuk melakukan itu.

Setelah aku menyaksikan ibuku seperti itu, aku berkata kepadanya, 'Wahai ibuku, harap engkau ketahui! Demi Allah, kalau sekiranya engkau mempunyai 100 jiwa, dan jiwa itu satu per satu meninggalkanmu, agar aku meninggalkan agamaku, demi Allah aku tidak akan meninggalkan agamaku ini karena apa pun yang terjadi. Maka makanlah kalau mau engkau makan, kalau tidak mau makan itu terserah pada ibu.' Lalu dia pun makan."

Riwayat tersebut merupakan contoh tidak mematuhi orang tua yang memaksa seorang muslim untuk menyekutukan Allah SWT. Meski demikian, ia tetap bersikap baik terhadap ibunya.

Tafsir Tahlili Kemenag Jilid 7 sebutkan, bahwa Sa'ad di atas tak berdosa lantaran tidak mengikuti perintah ibunya untuk kembali kepada kesyirikan. Begitu pula kebolehan tak menaati orang tua yang memaksa kepada kesyirikan maupun dosa lain, berlaku bagi seluruh umat Islam.

Untuk mengetahui bacaan surat Luqman secara lengkap bisa detikers baca di Qur'an digital detikHikmah ini.




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads