Surat Luqman ayat 14 merupakan surat ke-31 dalam urutan mushaf Al-Quran. Ayat ini menjelaskan tentang perintah berbakti kepada orang tua.
Surat Luqman terdiri dari 34 ayat dan termasuk dalam golongan surah Makkiyah, yakni surat yang diturunkan di Kota Makkah. Adapun nama Luqman dalam surat diambil dari kisah laki-laki yang bernama Luqman dan mendapat gelar Al Hakim (ilmu yang bermanfaat) dari Allah SWT.
Luqman Al Hakim adalah orang biasa. Namun, namanya diabadikan dalam Al-Qur'an. Menurut riwayat Ibnu Abbas, Luqman Al Hakim adalah seorang pencari kayu bakar di Habsy. Ia tidak terlahir dari kalangan nabi, ulama, maupun kaum terpandang lainnya. Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa Luqman Al Hakim hidup di zaman Nabi Daud AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meneladani Luqman Al Hakim
Dalam surat ini diceritakan tentang bagaimana dia mendidik anaknya. Dikutip dari buku Meneladani Kesalehan Ayah dalam Al-Qur'an yang disusun oleh Dona Ningrum Mawardi dan Atin Sumaryani, Luqman mengajarkan anaknya dasar-dasar akidah, yakni tidak mempersekutukan Allah karena perbuatan tersebut adalah dosa besar dan sangat dilaknat.
Dalam menasihati anaknya Luqman juga sering mengulang-ulang dengan tujuan konsentrasi dan tanggapan dari si anak, seperti "Wahai anakku..." Nasihat Luqman kepada anaknya dalam Al-Qur'an utamanya untuk menuntun anaknya ke jalan yang benar, menyebarkan kebaikan pada manusia, melarang berbuat jahat. Luqman juga mengajarkan untuk bersabar atas cobaan yang menimpa, dan yang paling utama adalah tidak mempersekutukan Allah.
Adapun nasihat lainnya adalah peringatan untuk menjauhi kemaksiatan dan anjuran untuk berbuat baik. Luqman berkata kepada anaknya, "Hai anakku! Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit dan di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (Al-Qur'an surat Luqman ayat 16).
Setelah menanamkan ketaatan mutlak kepada Allah SWT, barulah Luqman menyuruh anaknya untuk taat kepadanya selaku orang tua. Hal ini berlaku sebaliknya, yakni seorang anak harus berbakti kepada orang tuanya karena segala pelajaran dan kasih sayang mereka.
Surat Luqman ayat 14, Arab, dan Artinya
Berikut adalah bacaan surat Luqman ayat 14:
(14) وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Arab latin: Wa wassainal-insāna biwālidaīh, hamalat-hu ummuhụ wahnan 'alā wahniw wa fisāluhụ fī 'āmaini anisykur lī wa liwālidaīk, ilayyal-masīr
Artinya: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."
Tafsir Surat Luqman Ayat 14
Menurut tafsir ringkas Kementerian Agama (Kemenag), Surat Luqman ayat 14 merupakan perintah Allah SWT kepada manusia untuk berbakti kepada kedua orangtuanya. Berbakti yang dimaksudkan adalah berusaha melaksanakan perintahnya dan mewujudkan keinginannya.
Perintah ini juga difirmankan dalam ayat lain, firman-Nya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak." (Q.S al-Isra: 23).
Hal-hal yang menyebabkan anak diperintahkan untuk berbuat baik kepada ibu antara lain,
1. Ibu mengandung anak
Selama mengandung, Ibu menahan dengan sabar segala penderitaan yang cukup berat. Mulai dari bulan pertama hingga kandungan itu semakin berat dan ibu semakin lemah hingga melahirkan. Kekuatannya baru pulih setelah habis masa nifas.
2. Ibu menyusui
Tidak sedikit penderitaan dan kesukaran yang dialami dalam masa menyusui. Hanya Allah SWT yang mengetahuinya.
Dalam ayat ini hanya menyebutkan alasan seorang anak untuk taat kepada ibunya. Tidak disebutkan apa alasan anak berbuat baik kepada bapak.
Sementara itu, Kemenag juga menafsirkan sebab-sebab seorang anak harus berbuat baik kepada keduanya, sebagai berikut:
1. Ibu dan bapak telah mencurahkan kasih sayangnya dalam berbagai bentuk kepada anak-anaknya. Membesarkan, mendidik, menjaga, dan memenuhi keinginan anak-anaknya.
2. Anak adalah buah hati dan jantung ibu bapaknya. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah Saw kepada anaknya, "Fatimah adalah buah hatiku"
3. Ibu dan bapak menanggung seluruh kebutuhan anak-anaknya. Mulai dari makan, minum, pakaian, dan keperluan lain.
Dari tafsir Kemenag ini menyimpulkan bahwa nikmat yang paling besar yang diterima seorang manusia adalah nikmat dari Allah SWT, kemudian nikmat yang diterima dari ibu bapaknya.
Pengecualian dalam Hal Khusus
Perlu diperhatikan bahwa Islam tidak mengajarkan seseorang untuk berlebihan dalam segala hal, termasuk dalam menaati orang tua.
Syekh Khalid bin Abdurrahman al-'Ik dalam bukunya Prophetic Parenting menjelaskan bahwa terdapat batasan-batasan agama yang jika itu dilanggar maka perintah orang tua tidak perlu ditaati.
Contohnya, ketika orang tua memberikan perintah untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan agama, misalnya meninggalkan ibadah, mengonsumsi narkoba, dan melakukan zina, maka semua perintah tersebut tidak boleh ditaati.
Oleh karena itu, Allah melanjutkan firman-Nya dalam Al-Qur'an surat Luqman ayat 15, "Dan, jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik..."
Ayat tersebut memberikan penjelasan penting yang perlu diperhatikan, yakni tidak menaati orang tua bukan berarti sama dengan memutus hubungan dan menciptakan permusuhan dengan mereka.
Demikian penjelasan dari surat Luqman ayat 14 terkait perintah untuk berbakti kepada orang tua. Semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
(dvs/dvs)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza