Al-Qur'an Pernah Jadi Buku Terlaris di Inggris-Amerika pada Abad 18

Al-Qur'an Pernah Jadi Buku Terlaris di Inggris-Amerika pada Abad 18

Kristina - detikHikmah
Kamis, 11 Mei 2023 14:45 WIB
A mover pushes a box holding a Quran owned by U.S. President Thomas Jefferson as it leaves the American pavilion at Dubai Expo 2020 in Dubai, United Arab Emirates, Wednesday, Feb. 9, 2022. The Quran, on its first trip ever outside of the U.S. since being bought by Jefferson, had been on display at the Expo under constant guard. It was packed Wednesday to be returned to the Library of Congress. (AP Photo/Jon Gambrell)
Al-Qur'an koleksi Thomas Jefferson. Foto: AP/Jon Gambrell
Jakarta -

Al-Qur'an pernah menjadi buku terlaris di kalangan Kristen di Eropa dan koloninya, Amerika, tepatnya pada abad ke-18. Thomas Jefferson menjadi salah satu pembacanya.

Melansir History, Kamis (11/5/2023), bapak pendiri Amerika Serikat itu membaca Al-Qur'an karena ingin tahu tentang agama dan hukum Kekaisaran Ottoman (Kesultanan Utsmaniyah). Sejarah mencatat, Islam telah ada di Amerika Utara selama ratusan tahun, sejak budak yang ditangkap di Afrika membawa agama mereka.

Jefferson disebut membeli Al-Qur'an semasa menjadi mahasiswa hukum pada tahun 1765. Al-Qur'an Jefferson adalah terjemahan dari seorang pengacara Inggris bernama George Sale pada tahun 1734. Ini merupakan Al-Qur'an terjemahan langsung pertama dari bahasa Arab ke bahasa Inggris. Terjemahannya tetap dicetak hingga abad ke-20.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salinan Al-Qur'an koleksi Jefferson menarik perhatian pada awal 2019 lalu ketika Rashida Tlaib, salah satu dari dua wanita muslim pertama yang terpilih menjadi anggota Kongres, mengumumkan dirinya akan menggunakan Al-Qur'an tersebut pada upacara pelantikannya. Namun, dia kemudian memutuskan untuk menggunakan miliknya sendiri.

Denise A. Spellberg, seorang profesor sejarah di University of Texas di Austin dan penulis Thomas Jefferson's Qu'ran: Islam and the Founders mengatakan, sebagian besar kalangan Protestan baik di Inggris maupun di Amerika Utara menjadi pembaca Al-Qur'an karena rasa ingin tahu mereka.

ADVERTISEMENT

Selain itu, kata Denise, mereka juga menganggap Al-Qur'an sebagai kitab hukum dan cara untuk memahami Muslim yang berinteraksi dengan mereka, tepatnya di Kekaisaran Ottoman dan di Afrika Utara.

Menurut catatan Columbia University Libraries, di wilayah Eropa sendiri, satu-satunya Al-Qur'an versi bahasa Eropa yang tersedia hingga pertengahan abad ke-17 adalah terjemahan Robert of Ketton.

Pada saat itu, Kepala Biara Cluny, Peter the Venerable, menugaskan Robert dan kolaboratornya untuk menerjemahkan literatur teologis, termasuk Al-Qur'an, untuk memberinya sumber-sumber penyangkalan terhadap Islam. Teks-teks ini kemudian dikenal sebagai Toledan Collection.

Koleksi tersebut beredar luas dalam manuskrip dan pada tahun 1543 terjemahan Al-Qur'an Robert diterbitkan dalam dua versi cetak.




(kri/erd)

Hide Ads