Karpet Lantai Pernah Jadi Barang Eksklusif di Amerika, Ini Alasannya

Karpet Lantai Pernah Jadi Barang Eksklusif di Amerika, Ini Alasannya

Sekar Aqillah Indraswari - detikProperti
Kamis, 15 Mei 2025 13:15 WIB
Sofa and wooden coffee table on carpet
Ilustrasi lantai dilapisi karpet. Foto: Getty Images/lingqi xie
Jakarta -

Jika kalian perhatikan rumah di Amerika, rata-rata lantainya ditutupi karpet. Berbeda dengan pemakaian karpet di Indonesia yang biasanya hanya di sekitar kursi dan meja, di Amerika bisa satu ruangan.

Dilansir Apartment Therapy, semula karpet merupakan barang yang hanya bisa dibeli oleh kalangan menengah atas. Material yang banyak digunakan pada abad ke 18-19 M adalah wol. Pada saat itu biaya produksi karpet dari wol sangat mahal, sementara permintaannya cukup tinggi karena rumah-rumah di Amerika banyak yang memakai lantai kayu yang butuh dilapisi karpet agar hangat.

Untuk memenuhi kebutuhan karpet terutama untuk masyarakat kelas menengah ke bawah, muncul pilihan material lain yang lebih rendah biaya produksi daripada wol yakni dari nilon filamen. Produsen bisa memproduksi karpet dalam jumlah banyak dengan bahan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun murah, material baru ini tidak kalah kuat. Serat yang dipakai dijamin tidak mudah hancur setiap diberi gesekan atau tekanan ketika dilalui roda atau diinjak.

Sejak saat itu, karpet jadi barang yang mudah didapat dan lebih murah. Di daerah Dalton, Georgia, lebih banyak menggunakan karpet dengan bahan baru. Sementara di daerah Pennsylvania dan New York lebih banyak menggunakan tenun wol lama

ADVERTISEMENT

Lalu, terjadi ledakan perumahan pada tahun 1950-an di Amerika, negeri tersebut membangun banyak rumah, bahkan ada yang membangun 30 unit rumah dalam satu hari. Untuk mengimbangi produksi yang tinggi dibutuhkan biaya produksi yang rendah pula. Oleh karena itu, banyak rumah di Amerika memakai barang yang murah, salah satunya karpet wol lama yang harganya sudah turun. Bahkan harga karpet wol ini lebih murah dari jenis penutup lantai lainnya.

Semenjak saat itu, pemakaian karpet sebagai alas rumah bukanlah hal baru, melainkan sebagian besar rumah di masa itu memakai karpet. Produksi karpet juga meningkat pada saat itu bahkan material dan coraknya semakin beragam.

Tren pemakaian karpet disebut perlahan mulai menurun ketika memasuki 1970-an, terutama model karpet berbulu karena konsumen mulai bosan. Selain itu, pengetahuan sudah semakin maju, banyak yang menyadari jika merawat rumah yang memakai karpet jauh lebih sulit karena debu lebih mudah menempel dan bisa menjadi sarang bakteri serta jamur.

Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.

Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini




(aqi/abr)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads