Dasar Hukum Pelaksanaan Thaharah dalam Al-Qur'an

Dasar Hukum Pelaksanaan Thaharah dalam Al-Qur'an

Nilam Isneni - detikHikmah
Rabu, 03 Mei 2023 13:15 WIB
Sejumlah peserta aksi melaksanakan salat Zuhur berjamaah di area Patung Kuda. Air mancur di lokasi itu dimanfaatkan jadi tempat wudhu massa aksi.
Ilustrasi thaharah. Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Thaharah termasuk salah satu syarat sah salat. Dasar hukum pelaksanaan thaharah termaktub dalam Al-Qur'an.

Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani dalam Kitab Shalatul Mu`min menjelaskan, secara bahasa thaharah berarti membersihkan diri dari berbagai kotoran, baik yang hissiyyah (kasat mata) maupun yang ma'nawiyyah (tidak kasat mata).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun menurut istilah syar'i, thaharah berarti menghilangkan hadats atau membersihkan najis atau kotoran dengan air atau debu yang suci. Dapat juga diartikan untuk menghilangkan bekas atau sifat sesuatu yang menempel di badan dan menghalangi sahnya salat atau ibadah lainnya.

Dasar Hukum Thaharah Adalah QS Al Maidah: 6

Dasar hukum thaharah adalah Al-Qur'an surah Al Maidah ayat 6, sebagaimana dikatakan Hurmaidi Al Faruq dalam buku Tuntunan Bersuci Dan Sholat: Madzhab Imam Asy Syafi'i. Dalam ayat tersebut Allah SWT berfirman,

ADVERTISEMENT

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ٦

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah. Jika kamu sakit, dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air (kakus), atau menyentuh perempuan, lalu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menjadikan bagimu sedikit pun kesulitan, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu agar kamu bersyukur."

Selain itu mengenai thaharah ini juga dijelaskan di dalam surah an-Nisa ayat 43. Allah SWT berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْرَبُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْتُمْ سُكٰرٰى حَتّٰى تَعْلَمُوْا مَا تَقُوْلُوْنَ وَلَا جُنُبًا اِلَّا عَابِرِيْ سَبِيْلٍ حَتّٰى تَغْتَسِلُوْا ۗوَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُوْرًا ٤٣

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah mendekati salat, sedangkan kamu dalam keadaan mabuk sampai kamu sadar akan apa yang kamu ucapkan dan jangan (pula menghampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub, kecuali sekadar berlalu (saja) sehingga kamu mandi (junub). Jika kamu sakit, sedang dalam perjalanan, salah seorang di antara kamu kembali dari tempat buang air, atau kamu telah menyentuh perempuan, sedangkan kamu tidak mendapati air, maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci). Usaplah wajah dan tanganmu (dengan debu itu). Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun."

Alat Thaharah

Masih di dalam yang sama, berikut ini alat yang dapat digunakan untuk menjadi thaharah,

1. Air

Air adalah alat utama yang digunakan untuk thaharah. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda,

إِنَّ الْمَاءَ طَهُورٌ لا يُنَجِّسُهُ شَيْءٌ

Artinya: "Sesungguhnya air itu suci dan tidak ada sesuatu yang bisa membuatnya menjadi najis." (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, dan Ahmad. Dishahihkan Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud, 1/16)

Yang termasuk kategori air ini adalah air hujan, air mata air, air sumur, air sungai, air danau, air es, dan air laut. Berkaitan dengan air laut, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:

هُوَ الطَّهُورُ مَاؤُهُ الْحِلُ مَيْتَتُهُ

Artinya: "Laut itu suci airnya dan halal bangkainya." (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, dan Ibnu Majah. Dishahihkan Albani dalam shahih Sunan Abi Dawud)

2. Debu

Debu yang suci juga dapat berfungsi sebagai pengganti air, jika dalam bersuci, seseorang terkena uzur (halangan) untuk menggunakan air, atau sedang tidak ada air, atau bahkan ada air namun dikhawatirkan akan timbul dhahurat jika bersuci dengan air, maka dia diperbolehkan menggunakan debu.




(kri/kri)

Hide Ads