Keutamaan Puasa Arafah, Menghapus Dosa Selama 2 Tahun

Keutamaan Puasa Arafah, Menghapus Dosa Selama 2 Tahun

Azkia Nurfajrina - detikHikmah
Senin, 01 Mei 2023 14:00 WIB
hikmah puasa
Ilustrasi puasa arafah. Foto: Getty Images/iStockphoto/Irina Kononova
Jakarta - Sebelum merayakan Idul Adha, ada sebuah amalan yang dianjurkan oleh Rasul SAW kepada umatnya karena memiliki keutamaan besar yakni berpuasa Arafah. Keutamaan seperti apa?

KH Muhammad Habibillah dalam Kitab Terlengkap Panduan Ibadah Muslim Sehari-hari menjelaskan puasa Arafah hukumnya sunnah muakkad (ditekankan). Puasa ini dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, bertepatan dengan hari pelaksanaan wukuf di padang Arafah.

Anjuran berpuasa Arafah begitu ditujukan bagi kaum muslim yang tidak sedang beribadah haji. M. Syukron Maksum melalui bukunya Kedahsyatan Puasa menerangkan mengapa demikian, "Jika kita analogikan, puasa ini seakan-akan sebagai ganti bagi orang yang belum bisa melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, dengan berharap pahala dan manfaat yang besar dengan berpuasa pada hari tersebut."

Apakah Puasa Arafah Juga Dianjurkan bagi Muslim yang Menjalankan Haji?

Adapun berpuasa Arafah bagi mereka yang tengah beribadah haji dan sedang berada di Arafah, disunnahkan untuk berbuka (tidak puasa) menurut jumhur ulama yang dinukil dari buku Al-Jami' fii Fiqhi An-Nisa' karya Syaikh Kamil Muhammad 'Uwaidah.

Namun istri Rasul SAW, Aisyah RA dan sahabat Ibnu Zubair tetap menunaikan ibadah puasa ketika mereka menjalankan rukun haji wukuf di padang Arafah. Mengenai ini, para ulama mengemukakan pendapatnya.

Seperti perkataan Abu Qatadah dalam sumber yang sama, "Bahwa hal itu boleh saja dilakukan, selama tidak menjadikan pelakunya merasa keberatan untuk berdoa (saat wukuf di padang Arafah)."

Atha' turut menyatakan pandangannya, "Aku berpuasa pada musim dingin dna tidak berpuasa pada musim panas. Adapun dimakruhkannya puasa pada hari itu (Arafah), lebih dikarenakan bahwa puasa akan dapat menyebabkan pelakunya tidak sanggup untuk berdoa."

Abdullah ibnu Umar meriwayatkan pula, "Aku pernah menunaikan ibadah haji bersama Rasulullah SAW dan beliau tidak berpuasa pada hari Arafah. Juga pernah bersama Abu Bakar, di mana ia juga tidak berpuasa. Demikian juga bersama Umar dan Utsman, yang semuanya juga tidak berpuasa pada hari itu. Untuk itu aku tidak berpuasa pada hari itu (Arafah), dan tidak juga memerintahkan atau melarangnya." (HR Tirmidzi)

Dengan begitu, Syaikh Kamil Muhammad 'Uwaidah dalam bukunya menyimpulkan apabila kaum muslim yang mampu berpuasa ketika wukuf di padang Arafah maka diperbolehkan. Sedang mereka yang tidak mampu berpuasa, maka boleh berbuka (tidak puasa).

Keutamaan Puasa Arafah

Begitu dianjurkannya puasa Arafah kepada umat Islam, tidak lepas dari keistimewaan besar yang dimilikinya. Sayyid Sabiq dalam buku Fiqih Sunnah melampirkan sabda Nabi SAW riwayat Abu Qatadah yang menyebutkan puasa Arafah mampu melebur dosa seseorang selama dua tahun, setahun yang lalu dan setahun yang kemudian.

صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبَلَةً

Artinya: "Puasa pada hari Arafah dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, tahun yang lalu dan tahun yang akan datang." (HR Muslim, Ahmad, an-Nasa'i, Ibnu Majah & Abu Dawud, dari Abu Qatadah)

Besarnya keutamaan yang ditawarkan puasa Arafah membuatnya sangat disayangkan apabila terlewat. Untuk itu, sebagai kaum muslim marilah kita menunaikan sunnah Rasulullah SAW satu ini, dna tentunya dengan hanya berharap ridha Allah SWT.




(dvs/dvs)

Hide Ads