Bolehkah Puasa Syawal Dikerjakan Tidak Berurutan?

Bolehkah Puasa Syawal Dikerjakan Tidak Berurutan?

Rahma Harbani - detikHikmah
Senin, 24 Apr 2023 09:00 WIB
Waktu Berbuka Puasa Jakarta Hari Ini, Senin 17 April 2023
Foto: Getty Images/iStockphoto/Tabitazn
Jakarta -

Memasuki bulan Syawal, umat Islam dianjurkan melaksanakan puasa 6 hari di bulan Syawal. Tapi, bolehkah puasa Syawal dikerjakan tidak berurutan?

Puasa Syawal 6 hari dan keutamaan mengerjakannya setelah bulan Ramadan disampaikan Abu Ayyub Al-Anshari RA dalam hadits berikut.

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الأَنْصَارِيِّ، - رضى الله عنه - أَنَّهُ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏ "‏ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ ‏"

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: Abu Ayyub al-Ansari (semoga Allah SWT ridho atasnya) melaporkan Rasulullah SAW berkata, "Dia yang berpuasa selama Ramadan dan melanjutkannya dengan enam hari puasa saat bulan Syawal akan seperti melakukan puasa terus menerus." (HR Muslim)

Dalam riwayat lain, Ibnu Majah juga mengungkapkan hal serupa mengenai kebiasaan Rasulullah SAW berpuasa di bulan Syawal. Ia berkata,

ADVERTISEMENT

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، أَنَّ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ، كَانَ يَصُومُ أَشْهُرَ الْحُرُمِ ‏.‏ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ ‏ "‏ صُمْ شَوَّالاً ‏"‏ ‏.‏ فَتَرَكَ أَشْهُرَ الْحُرُمِ ثُمَّ لَمْ يَزَلْ يَصُومُ شَوَّالاً حَتَّى مَاتَ

Artinya: Seperti diceritakan dari Muhammad bin Ibrahim, Usamah bin Zaid terbiasa puasa di bulan-bulan suci. Rasulullah SAW kemudian berkata, "Puasalah di bulan Syawal." Lalu dia melaksanakan puasa tersebut hingga akhir hayat. (HR Ibnu Majah)

Bolehkah Puasa Syawal Dikerjakan Tidak Berurutan?

Sejatinya, ada dua pendapat yang menjelaskan mengenai hukum hal ini. Pendapat pertama dari Imam Syafi'i, puasa Syawal boleh dilakukan berurutan sejak tanggal dua Syawal, seperti dikutip dari laman Kementerian Agama (Kemenag) Sumatera Selatan.

Senada dengan itu, Imam Nawawi dalam Kitab Syarhu Al-Nawawi li-Muslim menyebutkan, puasa enam hari Syawal afdhalnya dilakukan secara berurutan dan menyambung setelah hari Idul Fitri. Namun, bila dilakukan terpisah atau sambungannya diakhirkan dari awal Syawal sampai akhir Syawal maka masih bisa mendapat pahala karena juga masih disebut enam hari Syawal.

Lebih lanjut, pendapat kedua dari jumhur ulama seperti Imam Waki' dan Imam Ahmad menyebutkan, puasa Syawal boleh diamalkan tidak berurutan, selama dilaksanakan enam hari pada bulan Syawal.

Menurut buku Yang Harus Diketahui dari Puasa Syawal oleh Ahmad Zarkasih, Lc, puasa enam hari di bulan Syawal tidak harus berurutan sebab ketentuan berurutan atau tatabbu'an 6 hari tidak dinyatakan dalam hadits terkait anjuran puasa Syawal. Untuk itu, enam hari puasa Syawal boleh dikerjakan secara terpisah selama masih di bulan Syawal.

Ditambah lagi, keutamaan puasa setahun bagi orang yang puasa sebulan Ramadan dilanjut 6 hari di bulan Syawal yakni 30 hari Ramadan ditambah hari Syawal seperti halnya satu kebaikan senilai dengan 10. Hal ini didasarkan pada hadits berikut.

حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ، حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ الْحَارِثِ الذِّمَارِيُّ، قَالَ سَمِعْتُ أَبَا أَسْمَاءَ الرَّحَبِيَّ، عَنْ ثَوْبَانَ، مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ أَنَّهُ قَالَ ‏"‏ مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ

Artinya: Seperti dinarasikan dari Thawban, seorang budak yang dibebaskan Rasulullah, Nabi SAW berkata, "Siapa saja yang puasa enam hari setelah Idul Fitri akan berpuasa selama satu tahun tersebut, dengan satu kebaikan dihargai 10 kebaikan serupa."




(rah/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads