Abdullah bin Abdurrahman Alu Bassam lewat bukunya Taisirul-Allam Syarh Umdatul-Ahkam mengemukakan bahwa lailatul qadar adalah malam yang mulia dan agung. Yang di dalamnya kebaikan dilipatgandakan, kesalahan diampuni, dan segala urusan ditetapkan.
Keutamaan malam lailatul qadar termuat dalam firman Allah SWT pada surah Al-Qadr ayat 1-5: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada lailatul qadar. Tahukah kamu apakah lailatul qadar itu? Lailatul qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar."
Meski demikian, tidak ada yang tahu pasti kapan datangnya malam istimewa itu karena Dia merahasiakan supaya mendorong para hamba mencarinya. Adapun Nabi SAW yang merupakan utusan-Nya pun juga tak mengetahui waktu persis hadirnya lailatul qadar.
Melalui sabdanya, Rasulullah SAW hanya memerintahkan kaum muslim untuk memburunya di 10 malam ganjil akhir Ramadan. Aisyah RA meriwayatkan, beliau SAW menuturkan,
تَحَرَّوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Artinya: "Carilah lailatul qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan." (HR Bukhari dan Muslim)
Sayyid Sabiq dalam Kitab Fiqih Sunnah menjelaskan, "Umat Islam dianjurkan berupaya mendapatkan lailatul qadar pada 10 hari terakhir bulan Ramadan, terutama hari yang ganjil. Mengingat Nabi SAW meningkatkan pula kesungguhan beliau dalam meraih lailatul qadar di 10 malam ganjil akhir Ramadan."
Cara Mendapatkan Malam Lailatul Qadar
Prof. Nasaruddin Umar dalam bukunya Kontemplasi Ramadan mengungkapkan cara meraih lailatul qadar dengan memperbanyak amalan Ramadan, seperti i'tikaf, mendirikan sholat, tadarus Al-Qur'an, bersedekah, memberi makan buka puasa, mengeluarkan zakat, hingga mendidik anak-anak lebih baik.
Menukil Kitab Fiqih Sunnah oleh Sayyid Sabiq dan Kitab Ihya 345 Sunnah Nabawiyah, Wasa'il wa Thuruq wa Amaliyah karya Raghib As-Sirjani, berikut penjelasan beberapa amal ibadah sebagai cara untuk mendapatkan lailatul qadar:
1. Itikaf di Masjid
كَانَ رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُجَاوِرُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ ، وَيَقُولُ : تَحَرَّوا (وَفِي رِوَايَةٍ : الْتَمِسُوا) لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Artinya: "Rasulullah SAW beritikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, dan beliau mengatakan, 'Carilah lailatul qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan." (HR Bukhari, dari Aisyah RA)
2. Mendirikan Sholat Lailatul Qadar
Anjuran sholat pada malam lailatul qadar bersandar pada hadits berikut,
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ، إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: "Siapa yang mengerjakan sholat pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan ridha Allah, maka dosa-dosanya yang terdahulu diampuni." (HR Bukhari, Muslim, Nasa'i, Tirmidzi dan Ahmad, dari Abu Hurairah RA)
3. Tadarus Al-Qur'an
Cara mendapatkan lailatul qadar lainnya adalah dengan tadarus Al-Qur'an. Dalam artian, membaca, mempelajari serta memahami Al-Qur'an.
الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ ، وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ ، مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ. وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ، يَتَتَعْتَعُ فِيْهِ - وَهُوَعَلَيْهِ شَاقٌ - لَهُ أَجْرَانِ
Artinya: "Orang yang membaca Al-Qur'an dan pandai dalam membacanya, ia bersama para malaikat yang mulia. Dan yang membaca Al-Qur'an dengan mengejanya (ia membacanya dengan sulit), ia mendapatkan dua pahala." (HR Muttafaq Alaih, dari Aisyah RA)
4. Berzikir dan Berdoa
Aisyah RA meriwayatkan, "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, 'Wahai Rasul, bagaimana pendapatmu jika aku mengetahui Lailatul Qadar, apakah yang aku ucapkan di dalamnya?' Beliau SAW bersabda,
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ، تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Latin: Allahumma innala 'afuwwun kariim, tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Mulia. Engkau senang memberi maaf, maka maafkanlah aku." (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
5. Istighfar
Dalam riwayat lain, Nabi SAW bersabda, "Sungguh aku beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepada- Nya seratus kali dalam sehari." (HR Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah dan Ahmad, dari Abu Hurairah RA)
Bacaan istighfar di malam lailatul qadar bisa dengan lafaz istighfar yang umum, sayyidul istighfar, atau lafal berikut:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Latin: Astaghfirullāha wa atūbu ilaihi
Artinya: "Aku memohon ampunan Allah dan aku bertobat kepada-Nya."
6. Bersedekah
Umat Islam juga bisa mendapatkan lailatul qadar dengan bersedekah. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits,
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ
Artinya: Nabi SAW bersabda, "Sebaik-baik sedekah adalah sedekah yang ditunaikan pada bulan Ramadan." (HR Tirmidzi, dari Abu Hurairah RA)
7. Memberi Makan Buka Puasa kepada Orang Lain
Diriwayatkan dari Zaid bin Khalid Al-Juhani bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang memberikan orang berbuka puasa, maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang berbuka tersebut tanpa dikurangi sedikit pun." (HR Bukhari dan Muslim)
8. Mempersiapkan Diri
Selain ketujuh cara tersebut, M. Quraish Shihab melalui buku Hidup Bersama Al-Qur'an mengatakan, cara mendapatkan lailatul qadar adalah dengan mempersiapkannya jauh-jauh hari.
"Kita bersikap keliru jika kita ingin mendapatkan lailatul qadar pada 10 malam terakhir Ramadan. Kita ibaratkan lailatul qadar sebagai tamu agung, yang akan berkunjung pada orang yang siap menerimanya. Jika seseorang tidak siap, ia tak akan datang karenanya, perlu jauh-jauh hari untuk mempersiapkannya," jelas M. Quraish Shihab.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana