Bulan Ramadhan telah memasuki bagian 10 malam terakhir. Umat Islam pun berbondong-bondong mencari Lailatul Qadar atau malam kemuliaan.
Malam lailatul qadar merupakan salah satu malam paling istimewa dalam Islam, karena malam ini lebih baik dari seribu bulan. Ada banyak rahmat yang diturunkan oleh Allah di malam itu.
Di balik kemuliaan malam ini, terdapat beberapa kisah Rasulullah seperti menerima wahyu Al-Quran dan kisah-kisah yang tak biasa lainnya. Salah satunya yakni Nabi Muhammad SAW pernah diterpa hujan saat tengah sembahyang, mencari malam Lailatul Qadar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rasul Menerima Pesan di Malam Lailatul Qadar
Jika menurut asal katanya, al-qadar merupakan bentuk masdar dari kata qadara. Kata qadara asy-syai'a artinya seseorang menentukan sesuatu, sementara kata yuqaddiruhu qadran artinya seseorang akan menentukan sesuatu dengan ukuran tertentu. Jadi, lailatul qadar artinya malam penetapan dan penentuan.
M. Quraish Shihab dalam Wawasan Al-Qur'an, sebagaimana dikutip oleh Muhammad Hafid dalam buku Bunga Rampai Bincang Syariah, menjelaskan bahwa sejarah lailatul qadar bermula ketika Nabi Muhammad SAW tengah berkhalwat atau menyepi di Gua Hira.
Gua ini terletak di Jabal Nur (Gunung Cahaya), sekitar 6 km sebelah utara Masjidil Haram, Makkah. Gunung ini memiliki ketinggian 281 meter dengan jalur pendakian sepanjang 645 meter.
Saat Nabi Muhammad SAW menyendiri dan mencapai kondisi spiritual yang mendalam, Malaikat Jibril datang membawa bimbingan dan wahyu pertama. Peristiwa ini menjadi titik perubahan besar dalam hidup beliau serta bagi seluruh umat manusia.
Pada malam itulah, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama, yaitu Surah Al-'Alaq ayat 1-5, dan diangkat sebagai Nabi serta Rasul Allah SWT dalam usia 40 tahun. Setelah malam itu, Rasulullah terus menerima wahyu Al Quran selama 23 tahun.
Dalam buku Tafsir Ibnu Katsir disebutkan sebuah riwayat mengenai sejarah lailatul qadar. Dikisahkan bahwa suatu hari Rasulullah SAW menceritakan tentang empat orang dari Bani Israil yang beribadah kepada Allah selama 80 tahun tanpa sedikit pun melakukan maksiat. Mereka adalah Ayub, Zakariya, Hizqil bin 'Ajuz, dan Yusqa' bin Nun.
Mendengar kisah tersebut, para sahabat merasa kagum. Kemudian, Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, "Wahai Muhammad, umatmu kagum dengan ibadah selama 80 tahun yang dilakukan tanpa maksiat sedikit pun." Lalu Allah menurunkan sesuatu yang lebih baik dari itu, dan Jibril pun membacakan ayat:
اِنَّاۤ اَنۡزَلۡنٰهُ فِىۡ لَيۡلَةِ الۡقَدۡرِۖ ۚ ١وَمَاۤ اَدۡرٰٮكَ مَا لَيۡلَةُ الۡقَدۡرِؕ ٢لَيۡلَةُ الۡقَدۡرِ ۙ خَيۡرٌ مِّنۡ اَلۡفِ شَهۡرٍؕ ٣
Artinya: "Sesungguhnya, Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan."
Malam Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan dan memiliki keistimewaan luar biasa bagi umat Muslim. Malam tersebut disebut lebih baik dari seribu bulan.
Mendengar hal itu, Rasulullah SAW dan para sahabat merasa bahagia. Dikutip dari Aljazeera, tak ada yang tahu pasti tanggal turunnya malam Lailatul Qadar. Tetapi, malam kemuliaan itu diyakini berlangsung di salah satu hari pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan.
Ada banyak umat Islam yang percaya Lailatul Qadar terjadi di malam hari ke-27 bulan Ramadhan atau tanggal ganjil. Ini mengacu pada hadits riwayat Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda Lailatul Qadar terjadi di malam ganjil.
Shabri Shaleh Anwar dalam buku 10 Malam Akhir Ramadhan mengutip hadits yang diriwayatkan dari Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk mencari lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir Ramadan. Rasulullah SAW bersabda:
"Carilah malam Lailatulqadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga menggambarkan tanda-tanda pagi setelah malam lailatul qadar. Beliau bersabda:
"Pagi hari malam lailatul qadar, matahari terbit tidak menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi." (HR Muslim)
Kala Rasulullah Diterpa Hujan di Malam Lailatul Qadar
Umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadah pada sepuluh malam terakhir Ramadan, termasuk salat malam, membaca Al-Qur'an, dan berzikir. Rasulullah SAW sendiri memperbanyak ibadah di malam-malam tersebut, seperti yang diriwayatkan oleh Aisyah RA:
"Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata, 'Rasulullah SAW biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.'" Muttafaqun 'alaih (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174).
Diceritakan pada suatu malam, Rasulullah SAW pernah mendapat kejadian saat tengah mencari malam lailatul qadar. Beliau beriktikaf sepanjang malam di hari-hari terakhir Ramadan. Banyak sahabat yang turut mengikuti apa yang beliau lakukan.
Suatu ketika, Rasulullah SAW mengangkat tangan berdoa, dan para sahabat mengamini doa-doanya. Disebutkan bahwa peristiwa ini terjadi pada malam 27 Ramadan. Saat itu, langit tampak mendung tanpa bintang, dan angin bertiup mengenai tubuh Rasulullah SAW serta para sahabat.
Tiba-tiba hujan turun dengan deras ketika mereka sedang sujud. Masjid yang tidak memiliki atap pun tergenang air. Salah seorang sahabat sempat berniat membatalkan salat untuk berteduh, tetapi melihat Rasulullah SAW dan sahabat lain tetap khusyuk, ia pun mengurungkan niatnya.
Hujan semakin deras, tetapi Rasulullah SAW tetap sujud dengan khusyuk. Dalam sujudnya, beliau melihat cahaya ilahi yang begitu indah dan khawatir jika bergerak, cahaya tersebut akan menghilang. Beberapa sahabat mulai menggigil kedinginan. Setelah Rasulullah SAW mengangkat kepalanya, hujan pun reda seketika.
Anas bin Malik segera bangkit untuk mengambilkan kain kering bagi Rasulullah SAW, tetapi beliau mencegahnya dan berkata:
"Wahai Anas Bin Malik, janganlah engkau mengambilkan sesuatu untukku, biarkanlah kita sama-sama basah, nanti juga pakaian kita akan kering dengan sendirinya."
Wallahua'lam. Itulah tadi kisah-kisah Rasulullah SAW saat malam Lailatul Qadar. Semoga menjadi motivasi bagi kita untuk meningkatkan ibadah di sepuluh malam terakhir Ramadan, aamiin.
(aau/fds)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi