Puasa Nisfu Syaban adalah puasa yang dikerjakan pada pertengahan bulan Syaban. Dalam kalender Islam, puasa ini jatuh pada tanggal 15 Syaban atau bertepatan dengan puasa Ayyamul Bidh hari ketiga.
Dalil Puasa Nisfu Syaban
Salah satu dalil pelaksanaan puasa Nisfu Syaban adalah hadits yang diriwayatkan Ibn Majah dari Mu'awiyah bin Abdillah bin Ja'far. Berikut bunyi penggalan haditsnya,
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا، فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا
Artinya: "Jika masuk malam pertengahan bulan Syaban maka salatlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya. Karena Allah turun ke langit dunia ketika matahari terbenam..."
Menurut penelusuran detikHikmah, dalil yang berkenaan dengan anjuran puasa Nisfu Syaban tersebut dinilai lemah. Hal ini turut disebutkan dalam Kitab Fiqhus Sunnah karya Sayyid Sabiq. Ulama Syafi'iyah tersebut menjelaskan, tidak ada dalil shahih yang menyebut bahwa mengerjakan puasa Nisfu Syaban dengan keyakinan ia memiliki keutamaan tertentu.
Akan tetapi, sebagaimana disebutkan dalam Kumpulan Tanya-Jawab Bid'ah dalam Ibadah yang ditulis oleh Hammud bin Abdullah Al-Mathr, orang yang memiliki kebiasaan melakukan puasa Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriah), maka tidak masalah baginya mengerjakan puasa pada tanggal 15 Syaban (Nisfu Syaban).
Dijelaskan lebih lanjut, dalam hal ini, orang tersebut melakukan puasa tanggal 15 Syaban sebagaimana ia berpuasa pada bulan-bulan lain, atau tidak mengkhususkan hari itu.
Terlepas dari dalil puasa Nisfu Syaban, ada dalil shahih yang menyebut bahwa Rasulullah SAW paling banyak berpuasa pada bulan Syaban. Dari Aisyah RA, ia berkata,
وما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم استكمل صيام شهر قط إلا رمضان، وما رأيته أكثر صياما منه في شعبان
Artinya: "Tidaklah aku melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan, dan tidaklah aku melihatnya puasa paling banyak dalam sebulan, kecuali bulan Syaban." (HR Bukhari dan Muslim)
Kemudian, Ummu Salamah RA juga meriwayatkan,
أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنَ السَّنَةِ شَهْرًا تَامًّا إِلاَّ شَعْبَانَ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ.
Artinya: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam setahun tidak berpuasa sebulan penuh selain pada bulan Syaban, lalu dilanjutkan dengan berpuasa di bulan Ramadhan." (HR Abu Dawud dan An-Nasa'i. Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Menurut Rasulullah SAW sebagaimana disebutkan dalam Kitab Sunan An-Nasa'i, beliau senang berpuasa pada bulan Syaban karena pada waktu tersebut berbagai amalan akan dihadapkan kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda,
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: "Bulan Syaban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan." (HR Dawud dan an-Nasa'i. Ibnu Khuzaimah men-shahihkan hadits ini)
Waktu Puasa Nisfu Syaban
Menurut Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2023 M yang disusun oleh Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama (Kemenag) RI, tanggal 15 Syaban 1444 H atau Nisfu Syaban bertepatan dengan hari Rabu, 8 Maret 2023.
Tata Cara Puasa Nisfu Syaban
Tata cara puasa Nisfu Syaban sebagaimana puasa sunnah pada umumnya. Puasa ini bisa diawali dengan niat. Berikut bacaan niat puasa Nisfu Syaban sebagaimana dikutip dari buku Tuntunan Lengkap Rukun Islam Doa Kunci karya Moch Syarif,
نَوَيْتُ الصَّوْمَ فِى النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ سُنَّةَ اللَّهِ تَعَالَى
Nawaitush sahuma fin nishfi min sya'bana sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: "Saya berniat puasa sunah pada pertengahan bulan Syaban karena Allah SWT."
Adapun, bagi umat Islam yang berniat menjalankan puasa Ayyamul Bidh, maka dapat membaca niat sebagai berikut,
نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu Sauma Ayyaamal Bidh Sunnatan Lillaahi Ta'ala
Artinya: "Saya niat puasa Ayyamul Bidh, sunnah karena Allah ta'ala."
Niat puasa Nisfu Syaban bisa dilakukan sejak terbenamnya matahari hari sebelumnya hingga fajar menyingsing pada hari tersebut. Hal ini dikatakan Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi menerangkan dalam Kitab Al-Fiqh 'Ala Al-Madzahib Al-Arba'ah saat menjelaskan pelaksanaan niat puasa sunnah.
Simak Video "Ini Waktu Paling Membahagiakan Saat Berpuasa"
[Gambas:Video 20detik]
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
Doa Nabi Yunus dan Kisahnya Kala Berada di dalam Perut Paus
5 Keistimewaan Malam Lailatul Qadar, Muslim Sudah Tahu?
Saat Umar bin Khattab Ingin Dimakamkan di Sisi Dua Sahabatnya