Tauhid Asma Wa Sifat : Cara Seorang Hamba Meyakini Allah Yang Maha Esa

Tauhid Asma Wa Sifat : Cara Seorang Hamba Meyakini Allah Yang Maha Esa

Cicin Yulianti - detikHikmah
Minggu, 25 Des 2022 14:30 WIB
muslim woman holding a golden paper  with Arabic calligraphy of Allah (Islamic God)
Tentang Tauhid Asma Wa Sifat. Foto: Getty Images/iStockphoto/ninitta
Jakarta -

Tauhid asma wa sifat adalah beriman kepada nama-nama Allah SWT dan sifat-sifat-Nya sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur'an dan sunah Rasul-Nya. Tujuan tauhid asma wa sifat adalah agar mengetahui bahwa apa yang Allah SWT sifatkan untuk dirinya adalah haq (benar) dan mutlak. Penjelasan ini dikutip dalam buku Quran Hadist oleh Muhaemin.

Sedangkan dalam buku Intisari Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah oeh Abdullah bin Abdul Hamid al-Atsari, dijelaskan bahwa asma wa sifat adalah cara untuk menyadari keesaan Allah SWT sehingga seorang makhluk tidak berani mengira-ngira atau mempermisalkan Allah dengan makhluknya. Selain itu, haram juga hukumnya bagi seseorang yang menganggap bahwa asmaul husna dan sifat-sifat baik Allah hanya sebuah kiasan saja.

Memahami tauhid asma wa sifat ini dapat dilakukan dengan melihat penjabaran nama-nama dan sifat-sifat Allah yang ada dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Bentuk-Bentuk Tauhid Asma Wa Sifat

Dikutip dari buku Pengenalan Hakikat Kehidupan: Cara Mudah Memahami Diri Sendiri, Tuhan dan Kehidupan karya Iyas Al-Jakarti, ada beberapa bentuk dari tauhid asma wa sifat yakni:

1. Dzat

Bentuk mengesakan Allah SWT adalah dengan meyakini bahwa Tuhan tidak beranak dan tidak juga diperanakkan, sebagaimana dalam firman Allah yang berbunyi:

قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ

Arab-Latin: qul huwallāhu aḥad, allāhuṣ-ṣamad, lam yalid wa lam yụlad, wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad

Artinya: "Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (QS. Al-Ikhlas : 1 - 4)

2. Nama dan Sifat

Mensucikan nama dan sifat Allah artinya memandang sempurna semua yang Allah lakukan kepada makhluk-Nya termasuk kemarahan-Nya, pemberian azab kepada makhluk-Nya yang berbuat keburukan, dan mendatangkan musibah pada umat manusia. Artinya, sebagai makhluk kita perlu untuk percaya dengan ketinggiannya.

Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 27:

وَهُوَ ٱلَّذِى يَبْدَؤُا۟ ٱلْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ ۚ وَلَهُ ٱلْمَثَلُ ٱلْأَعْلَىٰ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ

Arab-Latin: Wa huwallażī yabda`ul-khalqa ṡumma yu'īduhụ wa huwa ahwanu 'alaīh, wa lahul-maṡalul-a'lā fis-samāwāti wal-arḍ, wa huwal-'azīzul-ḥakīm

Artinya: "Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nya-lah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

3. Kemampuan

Nama-nama yang ada dalam asmaul husna merupakan bukti betapa banyaknya kemampuan Allah yang tidak dimiliki oleh makhluk-Nya. Semua hal yang terjadi di alam semesta tidak lain adalah karena kemampuan-Nya yang sangat dahsyat.

أَلَآ إِنَّ لِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ قَدْ يَعْلَمُ مَآ أَنتُمْ عَلَيْهِ وَيَوْمَ يُرْجَعُونَ إِلَيْهِ فَيُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوا۟ ۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌۢ

Arab-Latin: Alā inna lillāhi mā fis-samāwāti wal-arḍ, qad ya'lamu mā antum 'alaīh, wa yauma yurja'ụna ilaihi fa yunabbi`uhum bimā 'amilụ, wallāhu bikulli syai`in 'alīm

Artinya: "Ketahuilah sesungguhnya kepunyaan Allahlah apa yang di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia mengetahui keadaan yang kamu berada di dalamnya (sekarang). Dan (mengetahui pula) hati (manusia) dikembalikan kepada-Nya, lalu diterangkan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu." (QS. An-Nur : 64)

4. Sucikan Allah

Tanda seseorang sudah beriman kepada Allah SWT lewat tauhid asma wa sifat ini adalah dengan mensucikan Allah dari segala nama dan sifat yang tidak layak bagi-Nya. Hal tersebut sesuai firman Allah SWT:

سُبْحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يَقُولُونَ عُلُوًّا كَبِيرًا

Arab-Latin: Sub-ḥānahụ wa ta'ālā 'ammā yaqụlụna 'uluwwang kabīrā

Artinya: "Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang sebesar-besarnya." (QS. Al-Isra : 43)




(lus/lus)

Hide Ads