Sunan Muria: Biografi Singkat dan Strategi Dakwah sang Wali

Sunan Muria: Biografi Singkat dan Strategi Dakwah sang Wali

Awalia Ramadhani - detikHikmah
Selasa, 15 Nov 2022 15:15 WIB
Masjid peninggalan Sunan Muria yang terletak di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Rabu (30/3/2022).
Masjid peninggalan Sunan Muria yang terletak di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus). (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng)
Jakarta -

Sunan Muria adalah salah satu tokoh wali songo. Dia dikenal sebagai tokoh yang menyebarkan agama Islam di daerah Gunung Muria, pantai utara Jepara. Dikutip dari buku Sejarah Wali Songo oleh Zulham Farobi, Sunan Muria menyebarkan Islam sampai ke daerah Tayu, Pati, Juana, Kudus, dan di lereng Gunung Muria.


Biografi Singkat

Berdasarkan buku Tasawuf Nusantara oleh Sri Mulyati, Sunan Muria adalah putra dari Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Ia memiliki nama asli Raden Umar Said. Kemudian ia menikah dengan Dewi Roroyono, putri dari seorang ulama Bernama Sunan Ngerang atau Ki Ageng Ngerang yang sangat disegani oleh masyarakat.

Disebutkan juga dalam buku tersebut bahwa ia memiliki kelebihan di antaranya ia termasuk wali yang sakti, kuat fisiknya. Bukti fisik Sunan Muria yang kuat bisa dilihat dari lokasi padepokannya yang terletak di atas gunung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun pendapat lain yang dikutip dari buku Wali Sanga oleh Masykur Ali, terdapat dua versi mengenai pendapat tentang asal-usul Raden Umar Said. Namun apabila diikuti arah keturunan keduanya, maka bertemu moyang dengan Sunan Kudus pada Syekh Jumadil Kubra.

Syekh Jumadil Kubra adalah putra dari Zainal Husain, putra Zainal Kubra, putra Zainal Alim, putra Zainal Abidin, putra Husain, putra Fatimah, putri Nabi Muhammad SAW.

ADVERTISEMENT

Kemudian dijelaskan juga bahwa ada pendapat jika merupakan keturunan orang Arab atau Jawa asli. Namun dari pendapat tersebut, semuanya menyebutkan bahwa Raden Umar Said adalah keturunan orang-orang terhormat.

Strategi Dakwah

Berikut ini adalah beberapa strategi dakwah yang dilakukan oleh Sunan Muria dalam menyebarkan agama Islam.

Pertama, dalam buku oleh Sri Mulyati tadi dijelaskan bahwa dalam menyebarkan agama, Raden Umar Said biasanya mendekati kaum dagang, nelayan, dan pelaut.

Kedua, disebutkan juga ketika berdakwah, ia mempertahankan gamelan sebagai kesenian Jawa yang sangat digemari rakyatnya. Ia menggunakan kesenian ini sebagai sarana untuk memasukkan nilai-nilai keislaman kepada rakyat, sehingga secara tidak langsung, rakyat kemudian dibawa untuk mengingat Tuhan lebih dekat.

Cara dakwah ini menurut Zulham Farobi dalam bukunya tadi, menjadi cara yang digunakan ketika awal mula ia menyebarkan agama Islam. Ia juga banyak menggunakan cara yang halus dan tidak menghilangkan tradisi lama dalam budaya yang sudah melekat dengan kehidupan, sehingga masyarakat juga tidak terkejut dengan ajaran yang dibawanya itu.

Salah satu contohnya adalah ketika Raden Umar Said mengubah syair dari tembang-tembang Jawa dengan menyisipkan berbagai nilai keislaman. Sehingga masyarakat juga bisa mengenal Islam dengan sesuatu yang tidak terkesan memaksa.

Ketiga, karena ia adalah putra Sunan Kalijaga, maka dalam berdakwah ia juga menggunakan cara yang halus, sesuai dengan istilah 'ibarat mengambil ikan tidak sampai mengeruhkan airnya.' Dalam buku Sejarah Wali Songo juga disebutkan, bahwa caranya mengikuti dakwah Sunan Kalijaga membuatnya lebih mengenal tradisi yang ada di Pulau Jawa.

Oleh karenanya, ia sangat dekat dengan masyarakat, hingga ajarannya menyebar luas sampai pemukiman terkecil. Adapun selain dikenal sebagai tokoh yang menyebarkan Islam, Sunan Muria juga dikenal karena mengajarkan tentang bagaimana cara untuk merawat alam.




(erd/erd)
Strategi Dakwah Para Wali

Strategi Dakwah Para Wali

7 konten
Pada abad ke-14 di tanah Jawa dikenal dengan sembilan penyebar agama Islam yang kondang disebut Wali Songo. Mereka memiliki strategi dakwah yang bervariasi, tergantung dengan kondisi masyarakat setempat.

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads