Kalimat Istirja, Bacaan Orang yang Sabar ketika Ada Musibah

Kalimat Istirja, Bacaan Orang yang Sabar ketika Ada Musibah

Azkia Nurfajrina - detikHikmah
Selasa, 25 Okt 2022 12:15 WIB
Asian muslim girl worried of her father being sick in hospital, she holds her fathers hand and pray for his health, family health insurance concept
Kalimat Istirja untuk orang sabar dalam menghadapi musibah. Foto: Getty Images/iStockphoto/airdone
Jakarta -

Allah akan menguji hamba-Nya dalam kehidupan di dunia dengan berbagai cobaan serta musibah. Sesekali diberi kemiskinan, penyakit, kesulitan, hingga ketakutan.


Allah memberi ujian kepada hamba-Nya untuk mengetahui kesabaran, keridhaan, juga keimanannya. Dia ingin mendengar pula ketundukan, kepasrahan, dan doa seorang hamba kepada-Nya.


Ketika seorang sadar bahwa dirinya sedang diuji Allah, hendaknya ia bersabar juga melafalkan kalimat istirja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kalimat istirja ditujukan agar hamba Allah selalu mengingat-Nya bahkan dalam keadaan terpuruk. Dzikir ini juga sebagai pengingat bahwa Allah lah pemilik segalanya, dan hanya kepada-Nya semua akan kembali.


Keterangan bahwa Allah pasti memberi ujian kepada hamba-Nya ada dalam Surah Al-Baqarah ayat 155.

ADVERTISEMENT


وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ


Arab Latin: Wa lanabluwannakum bisyai`im minal-khaufi wal-jụ'i wa naqṣim minal-amwāli wal-anfusi waṡ-ṡamarāt, wa basysyiriṣ-ṣābirīn.


Artinya: "Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar."

Pada ayat berikutnya yakni 156, Allah memberitahu kalimat istirja yang dilafalkan orang-orang sabar ketika diuji Allah SWT.


اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ


Arab Latin: Allażīna iżā aṣābat-hum muṣībah, qālū innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ụn.

Artinya: (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan "Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ūn" (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).


Dan pada ayat 157, Allah menjanjikan ampunan serta rahmat bagi mereka yang ketika diuji bersabar sembari mengucapkan kalimat istirja.


اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ


Arab Latin: Ulā`ika 'alaihim ṣalawātum mir rabbihim wa raḥmah, wa ulā`ika humul-muhtadụn.


Artinya: "Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."


Dalam Fiqih Doa dan Dzikir Jilid 2 karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dijelaskan, bahwa Allah menjadikan kalimat istirja sebagai tempat bernaung dan berlindung bagi mereka yang terkena musibah, dan sebagai benteng bagi orang yang tertimpa ujian.


Bila mereka terkena musibah, lalu melafalkan kalimat yang mengandung makna-makna kebaikan dan keberkahan seperti istirja, maka hatinya menjadi tenang, jiwanya menjadi tentram, perasaannya menjadi nyaman. Dan Allah akan menggantikan musibahnya itu dengan kebaikan.


Rasulullah bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dari Ummu Salamah, bahwa dia berkata: 'Aku mendengar Rasulullah bersabda:


مَا مِنْ عَبْدٍ يُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ ، فَيَقُولُ : { إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ } ، اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيبَتِي ، وَأَخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا ، إِلَّا أࣤجَرَهُ اللَّهُ فِي مُصِيبَتِهِ ، وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا


Artinya: "Tiada seorang hamba yang mendapat musibah, lalu dia mengucapkan 'Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali. Ya Allah, beri lah aku pahala disebabkan musibahku ini dan gantilah ia dengan yang lebih baik dari padanya,' melainkan Allah memberinya pahala atas musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik daripadanya."


Ummu Salamah berkata, "Ketika Abu Salamah wafat, aku pun mengucapkan seperti yang diperintahkan padaku oleh Rasulullah, maka Allah menggantikan untukku yang lebih baik darinya, Rasulullah'.


Allah memuliakan Ummu Salamah dengan menikahkannya bersama Rasulullah, karena ia sebelumnya bersabar sembari membaca kalimat istirja ketika Abu Salamah meninggal.




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads