Bacaan sujud sahwi dan pengamalannya disyariatkan dengan tujuan untuk menambal kekurangan atau kelebihan dalam salat tanpa harus mengulanginya. Untuk itulah, sujud sahwi erat kaitannya dengan unsur ketidaksengajaan karena lupa.
Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adilatuhu Jilid 2 berpendapat, sujud sahwi hukumnya wajib atas imam dan orang yang salat munfarid akibat lupa. Sementara tidak ada kewajiban sujud sahwi bila ada perkara yang lupa dalam salatnya.
Rasulullah SAW pernah menyinggung perkara ini dalam hadits yang dikisahkan oleh Abu Sa'id Al Khudri. Rasulullah SAW bersabda:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ فَلَمْ يَدْرِ كَمْ صَلَّى ثَلاَثًا أَمْ أَرْبَعًا فَلْيَطْرَحِ الشَّكَّ وَلْيَبْنِ عَلَى مَا اسْتَيْقَنَ ثُمَّ يَسْجُدُ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ فَإِنْ كَانَ صَلَّى خَمْسًا شَفَعْنَ لَهُ صَلاَتَهُ وَإِنْ كَانَ صَلَّى إِتْمَامًا لأَرْبَعٍ كَانَتَا تَرْغِيمًا لِلشَّيْطَانِ
Artinya: "Apabila kalian ragu dalam (jumlah bilangan rakaat) salat, maka tinggalkan keraguan dan ambilah yang yakin. Kemudian sujudlah dua kali sebelum salam. Jika ternyata dia salat lima rakaat, maka sujudnya telah menggenapkan salatnya. Lalu jika ternyata salatnya memang empat rakaat, maka sujudnya itu adalah sebagai penghinaan bagi setan." (HR Muslim).
Alasan Melakukan Sujud Sahwi
Menurut Mazhab Syafi'i, ada 6 perkara yang menyebabkan seseorang disyariatkan melakukan sujud sahwi. Keenam perkara tersebut pada dasarnya melakukan penambahan dan pengurangan dalam gerakan salat.
1. Meninggalkan sebagian sunnah-sunnah ab'adh. Bagian sunnah ab'adh di antaranya yakni, tasyahud awal, duduk dalam tasyahud awal, membaca doa qunut Subuh, berdiri dalam qunut, sholawat nabi pada tasyahud awal, dan membaca sholawat atas keluarga beliau pada tasyahud akhir.
2. Memindah atau membaca rukun dan sunnah yang berupa ucapan tidak pada tempatnya. Seperti, membaca surah Al Fatihah pada posisi duduk karena lupa.
3. Melakukan sesuatu yang dapat membatalkan salat karena lupa. Contohnya, mengucapkan sedikit kalimat yang tidak termasuk dalam bacaan salat karena lupa.
4. Bimbang dalam penambahan seperti bimbang dalam bilangan rakaat salat yang dikerjakan. Dalam kasus ini, dianjurkan untuk menambah satu rakaat lagi dan melakukan sujud sahwi.
5. Bimbang telah meninggalkan bagian sunnah ab'adh. Contohnya, bimbang karena belum membaca doa qunut selain qunut nazilah.
6. Bermakmum pada imam yang meninggalkan sebagian sunnah ab'adh. Contohnya, mengikuti imam yang tidak membaca sholawat Nabi dalam tasyahud awal.
Bacaan Sujud Sahwi dalam Bahasa Arab, Latin, dan Artinya
Sebagaimana bacaan salat lainnya, bacaan sujud sahwi dibaca 3 kali dalam 1 kali sujud. Berikut bacaannya:
سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنَامُ وَلَا يَسْهُو
Bacaan latin: Subhana man laa yanaamu wa laa yas-huw.
Artinya: "Maha Suci Dzat yang tidak mungkin tidur dan lupa."
Tata Cara Sujud Sahwi
1. Dilakukan sebelum salam
Tata cara sujud sahwi sesuai sunnah dilakukan sebelum salam. Sujud ini hanya perlu dilakukan sebanyak dua kali seberapa banyak pun kesalahan dalam salat yang dilakukan.
Diriwayatkan dari 'Abdullah bin Buhainah dalam hadits riwayat Imam al-Bukhari, beliau menjelaskan cara Rasulullah SAW melakukan sujud sahwi. Berikut haditsnya,
فَلَمَّا أَتَمَّ صَلَاتَهُ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ فَكَبَّرَ فِي كُلِّ سَجْدَةٍ وَهُوَ جَالِسٌ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ
Artinya: "Setelah beliau (Rasulullah SAW) menyempurnakan salatnya, beliau sujud dua kali. Ketika itu beliau bertakbir setiap akan sujud dalam posisi duduk. Beliau lakukan sujud sahwi ini sebelum salam." (HR Bukhari dan Muslim).
2. Didahului dengan takbir
Sebagian ulama berpendapat, wajib untuk melafalkan lafaz takbir sebelum sujud sahwi. Hal ini disebut dalam sebuah hadits yang berbunyi,
"Beliau (Nabi) salat dua rakaat kemudian memberi salam kemudian bertakbir lalu sujud seperti sujud biasa atau lebih lama. Kemudian Beliau mengangkat kepalanya lalu bertakbir kemudian meletakkan kepalanya lalu bertakbir lalu sujud seperti sujudnya yang biasa atau lebih panjang. Kemudian Beliau mengangkat kepalanya dan bertakbir," (HR Bukhari, Muslim, dan Abu Hurairah).
3. Dilakukan seperti sujud biasa
Sujud sahwi dilakukan sesuai dengan adab sujud biasa. Dalam artian, melakukan sujud dengan tujuh anggota tubuh yang menyentuh alas salat atau lantai.
Ketujuh anggota tubuh itu yakni, kening, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung kaki. Kemudian, menjauhkan kedua lengan dari kedua lambung, menjauhkan perut dari kedua paha, merenggangkan kedua lutut, dan membaca bacaan sujud sahwi.
Syekh Abdullah Bafadhl dalam Kitab Al-Muqaddimah Al-Hadhramiyyah mengatakan, seseorang dianjurkan untuk segera melakukan sujud sahwi bila jeda setelah salam masih singkat.
"Kesunahan sujud sahwi luput sebab salam secara sengaja, demikian juga luput bila lupa tetapi jeda setelah salam terlalu lama. Tetapi ketika jeda setelah salam cukup singkat, maka ia melakukan sujud sahwi. Artinya, ia kembali masuk ke dalam salat," kata Syekh Abdullah Bafadhl.
Dengan kata lain, muslim yang lalai dalam mengamalkan bacaan sujud sahwi dan gerakannya pun tetap dikenakan persyariatan sujud sahwi bila jeda setelah salamnya masih singkat. Semoga bisa dipahami ya, detikers!
(rah/lus)
Komentar Terbanyak
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026