Niat Puasa Qadha Ramadan dan Waktu Melafazkannya

Niat Puasa Qadha Ramadan dan Waktu Melafazkannya

Kristina - detikHikmah
Rabu, 20 Jul 2022 16:39 WIB
Couple of glowing Moroccan ornamental lanterns on the table. Greeting card, invitation for Muslim holy month Ramadan Kareem, festive blue night background with glittering golden bokeh lights.
Ilustrasi puasa qadha Ramadan. Foto: Getty Images/iStockphoto/Tabitazn
Jakarta -

Allah SWT memberi keringanan bagi beberapa golongan umat-Nya untuk meninggalkan puasa Ramadan dan menggantinya di luar bulan tersebut. Bagi yang ingin menjalankan puasa qadha dapat mengawalinya dengan membaca niat puasa qadha Ramadan.

Dalil mengenai pelaksanaan puasa qadha Ramadan ini dijelaskan dalam surah Al Baqarah ayat 184. Allah SWT berfirman:

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗوَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗوَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ١٨٤

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

Keringanan meninggalkan puasa Ramadan dan mengqadha-nya di lain waktu ini juga disebutkan dalam riwayat An Nasa'i, Ibnu Majah, dan Ahmad. Rasulullah SAW bersabda:

ADVERTISEMENT

"Sesungguhnya Allah 'azza wa jalla meringankan setengah salat untuk musafir dan meringankan puasa bagi musafir, wanita hamil dan menyusui." (HR. An Nasa'i, Ibnu Majah, dan Ahmad. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

Maharati Marfuah menjelaskan dalam buku Qadha dan Fidyah, selain karena udzur syar'i, seseorang yang sengaja membatalkan puasa atau keliru membatalkannya juga wajib melakukan puasa qadha Ramadan.

Tata Cara Puasa Qada Ramadan

Nur Solikhin mengatakan dalam buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah, ada dua pendapat mengenai cara pelaksanaan puasa qadha. Pertama, apabila puasa yang ditinggalkan berurutan, maka wajib untuk menggantinya secara berurutan.

Sementara itu, pendapat lainnya mengatakan bahwa puasa qadha Ramadan tidak harus dilakukan secara berurutan. Pendapat ini lebih menekankan bahwa puasa qadha wajib dilaksanakan sebanyak jumlah hari yang telah ditinggalkan.

Dalil yang menerangkan tentang kebolehan untuk melaksanakan puasa qadha secara terpisah (tidak berurutan) adalah sabda Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Umar.

"Qadha puasa Ramadhan itu jika ia berkehendak maka boleh melakukannya secara terpisah. Dan, jika ia berkehendak maka ia boleh juga melakukan secara berurutan." (HR. Daruquthni)

Terlepas dari waktu pelaksanaannya, tata cara puasa qadha Ramadan sama halnya dengan puasa pada umumnya. Jumhur ulama berpendapat bahwa puasa ini dilaksanakan sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

Selain itu, orang yang berpuasa wajib baginya untuk menahan diri dari segala hal yang membatalkannya.

Perbedaan antara puasa qadha Ramadan dan puasa Ramadan adalah niat yang dilafazkan. Berikut bacaan niat puasa qadha Ramadan.

Bacaan Niat Puasa Qadha Ramadan

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Arab-latin: Nawaitu shauma ghadin 'an qadhā'I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadan esok hari karena Allah SWT."

Kapan Membaca Niat Puasa Qadha Ramadan?

Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi mengatakan dalam Fikih Empat Madzhab Jilid 2, para fuqaha sepakat bahwa niat puasa qadha Ramadan dilakukan pada malam hari hingga terbit fajar. Hal ini bersandar pada sabda Nabi SAW:

مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ

Artinya: "Barangsiapa yang belum berniat (untuk puasa) di malam hari sebelum terbitnya fajar maka tidak ada puasa baginya." (HR Ad-Daru Quthni dan Al- Baihaqi)




(kri/lus)

Hide Ads