Orang Tua yang Sudah Renta dan Pikun Boleh Tinggalkan Puasa, Ini Gantinya

ADVERTISEMENT

Orang Tua yang Sudah Renta dan Pikun Boleh Tinggalkan Puasa, Ini Gantinya

Kristina - detikEdu
Kamis, 21 Apr 2022 16:00 WIB
Senior Woman Suffering From Chest Pain While Sitting on Sofa at Home. Old Age, Health Problem, Vision and People Concept. Heart Attack Concept. Elderly Woman Suffering From Chest Pain Indoor
Ilustrasi orang tua renta. Foto: Getty Images/PixelsEffect
Jakarta -

Ada beberapa golongan orang yang boleh meninggalkan puasa Ramadan. Salah satunya orang tua yang sudah renta dan pikun.

Puasa Ramadan adalah puasa yang wajib hukumnya. Kewajiban puasa Ramadan termaktub dalam Al-Qur'an surat Al Baqarah ayat 183. Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ - ١٨٣

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Menurut bahasa, puasa berasal dari kata shaum atau shiyam yang artinya menahan. Adapun menurut istilah, puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkannya dengan cara-cara yang khusus mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

ADVERTISEMENT

Puasa dapat dijalankan oleh setiap muslim yang telah baligh dan tidak terhalang untuk menjalankan ibadah puasa. Berikut beberapa golongan orang yang boleh meninggalkan puasa.

Golongan orang yang Boleh Meninggalkan Puasa

Mengutip buku Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadan yang ditulis oleh Abu Maryam Kautsar Amru, orang yang boleh meninggalkan puasa adalah orang kafir atau non muslim, anak yang belum baligh, orang sakit, orang yang tidak kuat berpuasa dan mendapatkan udzur (seperti orang tua renta), wanita hamil dan menyusui, orang gila atau hilang akal, dan wanita yang mengalami haid atau nifas.

Sedangkan musafir atau orang yang dalam perjalanan (safar) jauh keluar dari tempat ia tinggal, diberikan keringanan. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat An Nasai, Ibnu Majah, dan Ahmad berikut:

"Sesungguhnya Allah 'azza wa jalla meringankan setengah salat untuk musafir dan meringankan puasa bagi musafir, wanita hamil dan menyusui." (HR. An Nasai, Ibnu Majah, dan Ahmad. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).

Golongan orang yang boleh berbuka ini telah dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al Baqarah ayat 184, sebagaimana Dia berfirman:

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ - ١٨٤

Artinya: "(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

Merujuk pada penjelasan di atas, orang tua yang tidak kuat berpuasa termasuk orang yang terkena udzur. Lantas, apa yang harus dilakukan golongan ini?

Kewajiban bagi Orang Tua Renta yang Meninggalkan Puasa

Orang tua yang sudah renta dan pikun boleh meninggalkan puasa tetapi wajib baginya untuk membayar fidyah setiap hari dengan memberikan makanan pada orang miskin. Dalam hal ini, Allah SWT memberikan rukhshah (keringanan) bagi mereka untuk berbuka.

Muhammad Jawad Mughniyah dalam bukunya Fiqih Lima Mazhab menjelaskan, hukum ini disepakati oleh semua ulama mazhab, kecuali Hambali. Ia berpendapat, orang tua renta dan orang sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh hanya disunahkan untuk membayar fidyah, tidak diwajibkan.




(kri/lus)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads