Kajian berbahasa Indonesia tersebut dibawakan oleh Ustaz Ariful Bahri yang merupakan seorang Warga Negara Indonesia (WNI). Jemaah haji bisa mengunjungi kajian di gate 19 yang berada tidak jauh dari pintu utama Masjid Nabawi.
Kajian keislaman ini dilakukan setiap hari tanpa libur kecuali saat Ustaz Ariful sakit atau pergi ke Kota Makkah. Ustaz Ariful Bahri mengisi kajian dengan topik beragam mulai dari tata cara haji, macam-macam haji, sampai keutamaan ibadah haji dan umrah. Di luar musim haji, kajian Ustaz Ariful Bahri membahas tentang keutamaan Kota Madinah dan sejarahnya.
Selain itu, muslim di Indonesia yang belum berkesempatan ke Tanah Suci tidak perlu khawatir. Kajian tersebut dapat disaksikan kajian lewat live streaming (siaran langsung) di kanal Youtube Ustaz Ariful Bahri.
Kanal Youtube bernama @ustadzarifulbahri6635 itu sekarang punya hampir 4 ribu pengikut. Meski mayoritas jemaah merupakan WNI, kajiannya juga dihadiri beberapa negara lain seperti Malaysia, Filipina dan Brunei Darussalam, dikutip dari Antara News, Senin (25/3/2024).
Kanal Youtube yang memiliki total 659 video itu menayangkan live streaming kajian yang berfokus pada materi seputar manasik haji.
Ustaz Ariful Bahri, WNI Pengisi Kajian di Masjid Nabawi
Ustaz Ariful Bahri merupakan WNI asal Riau. Diketahui ia menyelesaikan studi S1 sampai S3 Universitas Islam Madinah (UIM).
Pada 2019, ustaz Ariful terpilih menjadi pengisi kajian di Masjid Nabawi ketika dirinya masih menjadi mahasiswa S2 Universitas Islam Madinah. Kala itu, kampusnya bekerja sama dengan pengelola Masjid Nabawi.
Beliau telah menyelesaikan sidang S3-nya pada Mei 2023 lalu, dikutip dari laman Instagram resmi Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) cabang Madinah.
Ustaz Ariful bercerita ketika dirinya saat itu mendapatkan informasi melalui pesan aplikasi. Namanya tercatat sebagai mahasiswa UIM yang lolos mengisi kajian di Masjid Nabawi.
Setelahnya, ia diminta untuk menghubungi seorang syekh di Masjid Nabawi yang mengurus bagian dakwah. Usai Idul Adha, Ustaz Ariful pergi menemui syekh yang dimaksud. Ia harus mengikuti dia diwawancara mengenai bahasa Arab, hafalan Al-Qur'an, dan semacamnya.
Beliau sendiri merasa sangat bangga menjadi salah satu perwakilan dari Indonesia untuk mengisi kajian di Masjid Nabawi. Apalagi dirinya dapat salat di masjid kebanggaan umat Islam tersebut sekaligus mengajar ngaji.
"Insyaallah orang Indonesia juga bangga. Ternyata ada ya orang Indonesia yang ngajar mengisi kajian di sini," pungkasnya.
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana